Minggu, April 05, 2020

Setelah beberapa hari memakai ISP Indihome, di Pengalaman Daftar Indihome, akhirnya sudah waktunya saya membayar tagihan. Iya belum pemakaian satu bulan, sekitar baru 5 hari sih, tapi karena sudah melewati bulan Maret jadi saya diharuskan membayar tagihan pemasangan baru dan pemakaian beberapa hari di bulan Maret. Kemarin waktu pemasangan awal kita kan diwajibkan membayar deposit sejumlah biaya bulanan paket tapi tanpa dikenakan ppn. Deposit ini diwajibkan untuk semisal nanti kita berhenti berlangganan Indihome, jadi deposit yang kita bayarkan ini nanti digunakan untuk membayar Indihome sebelum diberhentikan. Mungkin kebijakan ini dikeluarkan karena banyak pelanggan yang di tengah - tengah melakukan pemberhentian langganan tanpa membayar biaya bulanan Indihome. Saya sih memang baca banyak pelanggan Indihome yang seperti ini sebelum kebijakan deposit ini kebanyakan melakukan hal ini, jadi secara sepihak tidak melakukan pembayaran.

Untuk tanggal tagihan Indihome setiap bulannya adalah di mulai di tanggal 4 sampai maksimal di tanggal 20 di setiap bulan, jika pembayaran tagihan di atas tanggal 20 maka akan di kenakan denda keterlambatan. Oh ya di awal april kemarin saya sempat di telepon dari 147 mengenai tata cara pembayaran tagihan, untuk pembayaran tagihan Indihome ini ada banyak cara. Bisa dari Link Aja!, Tokopedia, Internet Banking dan beberapa E-Commerce yang bekerja sama dengan Indihome, kalau saya sih melakukan pembayaran melalui Link Aja!, kenapa saya memakai Link Aja! Karena di aplikasi My Indihome metode pembayaran resminya sih Link Aja! mungkin karena sama - sama BUMN dan memang untuk mensukseskan program dari BUMN sih. Kalau saya sih memakai Link Aja! itu biar setelah gajian bisa langsung saya kirim ke Link Aja! biar gak nyampur sama duit yang lain sih. 

Jadi untuk pembayaran tagihan Indihome melakui Link Aja! itu kita tinggal buka aplikasi Link Aja!, trus kita pilih di Bagian Beli / Bayar Tagihan, pilih Internet, Pilih IndiHome, masukkan nomor pelanggan, biasanya waktu pemasangan STB ataupun modem kita diberitahu nomor langganan Indihome. Tinggal kita masukkan nomor langganan trus pilih lanjutkan dan melakukan pembayaran. Oh ya sebelum melakukan pembayaran alangkah baiknya saldo LinkAja! kita sudah tersedia. Ini saya melakukan top up saldo LinkAja! melalui Mobile Banking BCA, kita pilih m-Transfer, pilih BCA Virtual Account, input no. Virtual Account LinkAja! kita dengan menambahkan 09110+nomor LinkAja! kita, masukkan nominal yang akan kita top up (ada biaya Rp. 500) dan tinggal masukkan pin M-Banking BCA dan transaksi sukses.

Di bulan pertama saya berlangganan Indihome ini saya ditagihkan sebanyak Rp. 82.500 dengan rincian Biaya Tambahan (biaya pasang baru) sebesar Rp. 75.000 dan ditambah dengan ppn sebesar Rp. 7.500. Saya menyimpulkan Rp. 75.000 sebagai biaya pasang baru karena saya diinfokan oleh sales kalau biaya pasang indihome sebesar Rp. 150.000 yang ditagihkan di bulan pertama, nah ini kebetulan saya ditagihkan sebesar 50% nya, mungkin ada promo pasang baru menurut saya. Lokasi saya di Gresik Jawa Timur, dan semoga saja bulan April saya tagihannya sesuai dan tidak dikenakan biaya pasang baru, hehe. Beberapa hari memakai Indihome saya sih puas, ada beberapa kali koneksi ke Google bermasalah cuman beberapa jam saya, setelahnya lancar lagi. Semoga lancar Indihome ke depannya guna mendukung Work From Home yang saat ini lagi gencar - gencarnya.

Minggu, Maret 29, 2020

Kebutuhan akan koneksi internet yang stabil adalah dambaan beberapa orang. Kebetulan salah satunya adalah saya. Saya adalah orang yang butuh koneksi internet yang stabil karena saya sudah mencoba 3 tahun dengan modem wifi dari XL Go yang sampai sekarang tetap menemani. Tapi berhubung saya pindah di lokasi yang sinyal CL nya enggak stabil setahunan ini, membuat saya mikir mikir untuk pasang internet kabel yang berbasis fiber optik. Padahal kemarin dengan Modem Wifi dari XL Go saya sudah cukup karena bisa ngeblog ataupun sekedar streamingan sedikit - sedikit, dan juga Streaming beberapa TV Series dari Netflix. Berhubung perumahan yang saya tempati sekarang itu berada di sebelah Surabaya, jadi belum terjamah oleh berbagai pilihan Internet Kabel, dan kebetulan cuman satu ISP yang mengcover daerah saya, yaitu Indihome. Proses registrasi sudah pernah beberapa kali saya coba, dari aplikasi My Indihome saya sudah pernah registrasi 2x dan gagal pemasangan dikarenakan ODP penuh dan tidak ada jaringan baru. 
ODP sendiri adalah Optical Distribution Point yang merupakan alat pendukung layanan fiber optik yang fungsinya sebagai titik terminasi kabel drop optik atau tempat untuk membagi core optik ke beberapa pelanggan (terminal).
ODP ini adalah hal yang diribetin oleh pelanggan baru Indihome, karena kalau ODP ini penuh pasti kita gak mungkin bisa pasang baru Indihome ini, pengalaman saya waktu pendaftaran pertama itu saya lewat aplikasi My Indihome, lokasi rumah saya di petanya sih sudah tercover Indihome, estimasi pemasangan 3-5 hari. Saya coba langsung daftar, ngisi email dan data. Besok paginya di telpon oleh pihak Telkom terkait pemasangan dan sedikit pertanyaan mengenai pendaftaran, diberikan info kalau nanti tunggu info dari pihak survey baru setelah di kabari dari pihak survey bakal ada teknisi pasang yang datang. Tapi kabar buruk di kabari besoknya, saya di wa sama orang Telkom kalau ODP penuh dan tidak ada penambahan jaringan baru. Oke fix, pengajuan pertama saya gagal, saya cek di map di aplikasi My Indihome juga sekarang rumah saya tidak tercover jaringan Indihome. Kesel juga karena di PHP in sama aplikasi My Indihome, saya putuskan uninstall aplikasi My Indihome. 3 bulan setelah saya daftar yang pertama, jari jemari ini pengen banget pasang internet kabel yang konon katanya stabil ini, apalagi di promonya juga disertai paket TV nya. Memang lagi nge trend streaming TV sih, ini juga antena di rumah sudah sampai habis 2 antena tapi gambar siaran TV nya juga banyak semutnya. Jalan satu - satunya emang cuman internet kabel yang nyambung dengan TV, kebetulan kemarin saya berhasil ngebujuk istri untuk beli Smart TV. Emang karena suaminya ini banyak kepengennya, hehe Love u istri,hehe. Percobaan kedua saya lakukan di bulan ketiga, nah disini saya daftar lagi lewat aplikasi My Indihome, dan sudah sampai berhasil seperti percobaan pertama. Tapi naas aja di bagian survey lagi dengan info yang sama saja yaitu ODP penuh dan tidak ada penambahan jaringan. Info dari teknisi kedua ini adalah mungkin sekitar 6 sampai 12 bulan lagi baru ada penambahan jaringan baru.

Pupus sudah harapan saya mempunyai internet kabel yang stabil, sekedar cerita saja saya sudah beberapa masa menggunakan produk dari Telkom dalam hal ini yang berkaitan dengan internet, mulai dari jaman dulu masih musim modem dial up telkomnet@instan, sampai Telkom Speedy yang speednya g cepet - cepet amat tapi harganya mahal dan tidak unlimited dengan paket yang berjangka waktu. Dulu saya pernah pakai paket yang harganya Rp. 200.000 itu kalau gak salah internetnya berjangka waktu berapa jam gitu. Itu jaman dulu waktu tinggal sama orang tua sih, sekarang sudah kerja pengen merasakan internet kabel dan IPTV yang disediakan telkom yang bernama Indihome. Unlimited sih paketannya cuman ada FUP atau Fair Usage Policy dimana koneksi kita bakal turun jika pemakaian internet kita melewati batas yang sudah di tentukan oleh Telkom. Ya gak bisa komen apa lagi sih, mungkin untuk menjaga kestabilan koneksi diberlakukan sistem seperti ini. Paket yang ditawarkan oleh Telkom mulai dari paket dual play internet dan telpon, internet dan TV, atau yang triple play internet, telepon dan TV. Sebenarnya ada paket yang baru untuk pelajar sih, cuman masih belum bisa di tempat saya untuk daftarnya.

Oh iya udah maen ngejelasin paketannya aja, wong belum pasang kok,hehe. Awalnya di bulan Februari kemarin itu di depan rumah ada satu tiang baru, cat item cuman di tengah ada warna merah dan putihnya, awalnya saya kira itu tiang dari PLN guna mendukung ISP yang baru itu loh Icon+. Eh ternyata prasangka saya salah, karena awal Maret kemaren ada brosur Indihome yang disangkutin di pagar rumah, oalah brarti ini tiang Indihome toh. Karena merasa ini yang sudah ditunggu tunggu, capek pulang kerja pun saya coba untuk WA nomor di brosur itu, sepik - sepik belom pernah daftar dan nanyain gimana cara pasangnya. Selagi nge wa in sales Indihomenya, saya langsung lobi nih ibu negara sekaligus merengek untuk pasang Indihome lagi. Untungnya karena istri pengertian akhirnya di deal in dah daftar Indihomenya dengan pilihan paket yang Internet 10 Mbps dan TV Interaktif dengan harga Rp. 320.000 belum sama ppn. Total harga yang harus di bayarkan tiap bulannya adalah Rp. 350.000, cukup menguras dompet sih, tapi ya ini blog kudu support buat nambahin bayar Indihome. Berarti ini kudu jalan ngeblog lagi, dan lebih rajin blogwalking. 


Di Wa saya diminta data pengajuan dan identitas, saya pilih SIM aja karena kalau KTP sih agak takut kalau di share, takut di salah gunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Setelah ngirim persyaratan saya diminta tunggu telepon atau konfirmasi dari teknisi, yaitu dalam minggu ini atau minggu depan maksimal konfirmasinya. Menunggu adalah hal yang tidak mengenakkan, karena sangsi, ini beneran bisa pasang baru atau enggak. Ini tiang di depan rumah cuman ada satu kabel doang yang menjuntai, jadi masih was - was ini bisa apa enggak. Saya menunggu sekitar 8 hari, itupun terpaksa saya Wa terus sampek bosen tuh sales. Tanggal 26 kemaren akhirnya rumah saya di samperin sama teknisinya Indihome, kebetulan jadwalnya blok saya pemasangan barunya, dan penarikan kabel pun dilakukan. Sebelum pemasangan awal Indihome, itu harus disiapin lokasi untuk penempatan modem dan STB nya dimana, karena itu bakal ditanyain pertama oleh teknisinya. Kalau saya sih peletakkannya itu di tempat deket TV, biar kabelnya tidak kemana - mana. Saya pilih di TV karena saya kepengennya kabelnya tidak melewati ruangan di rumah, jadi dari atap langsung lurus ke ruangan TV, ngebolongin dikit sih untuk masuknya kabel cuman ya ini yang terbaik peletakannya.


Dua orang mas - mas teknisi ini ngulur kabel dan melewati atap rumah, pengerjaan sampai modem dipasang sih g sampai satu jam pengerjaan sampai modem nya online. Nah sekarang itu kalau pemasangan awal kita harus bayar deposit yang seharga paket internet tanpa ppn yaitu Rp. 320.000, jadi kemaren saya dapat sms untuk pembayaran deposit. Dan disuruh nunggu 1x24 jam sampai internetnya aktif. Oh ya untuk pemasangan modem ini awalnya cuman dikasi router wifi, besok kalau sudah online baru di kasi itu STB nya, STB ini adalah Set Top Box yang berfungsi untuk menampilkan IPTV an UseeTV dari Indihome. STB ini dikasi besok kalau udah online, totalnya sih sekitar 2 hari semenjak online baru dikasi. Ini STB saya baru kemarin di pasang, dan diaksi tau cara pakainya. Gampang sih karena di kantor aku yang nguasain STB nya jadi otomatis saya sangat familiar. Terlebih ini saya dapat free HOOQ, Catchplay dan Iflix, sayangnya sih g ada Netflix karena masih di blokir sama Telkom. 


Ini tagihan atau biaya pasangnya itu Rp. 150.00 yang ditagihin bulan depan, semoga aja stabil dan bisa menunjang kegiatan ngeblog. 

Kamis, Maret 05, 2020

PBB atau Pajak Bumi dan Bangunan adalah pajak yang ditanggung oleh individu atau badan yang mendapatkan keuntungan dan atau kedudukan sosial ekonomi yang lebih baik karena hak atas tanah dan bangunannya. Dan yang wajib membayar PBB ini adalah orang pribadi atau badan yang memperoleh hak atas tanah dan bangunannya. Jadi kalau kita istilahnya tinggal di suatu tanah dan rumah tinggal otomatis kita mengambil keuntungan dari tanah dan bangunan itu. Untuk batas akhir dari pembayaran PBB ini adalah sekitar bulan September setahu saya, tapi ya lebih baik sih awal tahun daripada kelupaan. Saya dulu pernah sih kelupaan membayar, alhasil tahun depannya kena denda yang lumayan. Jadilah warga negara yang baik dengan bayar pajak tepat waktu.

Setelah membayar PBB kita akan mendapatkan SPPT, SPPT ini adalah Surat Pemberitahuan Pajak Terutang yang berisi tentang pemberitahuan besaran pajak terutang yang harus dibayarkan oleh wajib pajak. Biasanya SPPT ini nanti diberikan oleh orang dari Balai Desa atau Kelurahan. Biasanya di pertengahan tahun sudah dibagikan dikirim ke rumah. Untuk pembayaran PBB ini ada beberapa cara, untuk beberapa kota dan kabupaten bisa membayar lewat E-Commerce seperti Tokopedia. Cuman sayangnya sih masih belum banyak kota dan kabupaten yang bekerja sama dengan Tokopedia, kalau sudah kerja sama pasti bakal enak. Untuk di tempat saya yaitu Gresik Jawa Timur, pembayaran PBB ini diwajibkan di Bank Jatim alias Bank Daerah. Sepengalaman saya sih beberapa tahun ini saya harus mengantri di Kantor Kas ataupun Kantor Cabang Pembantu dari Bank Jatim, ngambil nomor antrian Teller dan melakukan pembayaran di Teller dengan menginfokan NOP atau Nomor Objek Pajak. Setelah melakukan pembayaran nanti akan diberikan bukti bayar seperti gambar yang saya berikan. Biasanya 3 bulan lagi SPPT nya akan diberikan ke kita.

Untuk mengetahui besaran PBB dari tanah yang kita punya (khususnya di Gresik) dapat diketahui dengan mengunjungi situs http://bppkad.gresikkab.go.id/. Setelah masuk di website kita bisa pilih Info -> Bidang PBB dan BPHTB -> Klik Informasi PBB dan menginput NOP dari tanah kita. Setelah itu kita mengunduh daftar info PBB dari tanah yang kita input, dari tahun dan nominal besarnya dan status bayar dari tanah kita. Mungkin juga di kota lain hampir sama untuk melakukan pengecekan, kalau pembayaran PBB Gresik sih bisa dicoba di Website resmi BPPKAD.

Untuk daerah Surabaya dapat mengunjungi situs https://bpkpd.surabaya.go.id/PBB dan masukkan NOP dan tinggal klik cari data, jadi untuk pembayaran PBB Surabaya dapat di cek di website Resmi BPKPD Surabaya. Untuk Surabaya juga sama bisa dilakukan pembayaran di Bank Jatim terdekat. Untuk yang sudah dilayani di Tokopedia untuk Jawa Timur cuman di Mojokerto saja, semoga ke depannya Tokopedia bisa bekerja sama dengan kabupaten dan kota lain.

Kamis, Februari 13, 2020

Setelah ragu - ragu untuk mencoba salah satu fitur Linkaja, akhirnya saya memberanikan diri mencari SPBU terdekat yang sudah terintegrasi pembayarannya dengan Linkaja. Hal pertama yang saya persiapkan adalah mencari SPBU yang bisa pembayarannya dengan Linkaja, sayangnya tidak semua sudah ada EDC Linkaja di SPBU tempat saya tinggal. 4 SPBU terdekat dari rumah saya belom ada di daftar SPBU Jatim yang ada di daftar itu lumayan jauh dari rumah saya. Pas kebetulan setelah mengantar saudara di Stasiun Surabaya Pasarturi, saya singgah di SPBU 54.601.112 alias SPBU setelah turun di Tol Tandes. Saya dulu pernah beli BBM disini dan ada stiker di pompa SPBU nya tentang pembayaran lewat Linkaja, emang sih SPBU ini tidak terdaftar di list yang ada di websitenya. Cuman ya namanya juga nyoba, posisi saldo di Linkaja saya Rp. 200.000 untuk ngisi full tank perkiraan saya pas, soalnya sekarang Pertamax turun harganya jadi Rp. 9.000 per liter. 


Sesampainya di SPBU Margomulyo ini saya tanya ke petugas Pom nya apakah bisa bayar dengan Linkaja, info dari petugasnya sih bisa. Dalam batin saya mengucapkan alhamdulillah, jadi enggak sia - sia nyaldo Rp. 200.000 soalnya waktu itu enggak megang cash. Kalau waktu itu enggak bisa saya enggak bakal ngisi,hehe. Setelah itu petugas SPBU nya ngisi kendaraan saya sampai full tank, di meterannya tertera 19.2 liter dengan nominal Rp. 172.800. Setelah itu barulah petugasnya mengambil EDC Linkaja, nah saat - saat yang mendebarkan pun terjadi, nah mbk - mbak petugas SPBU ini lama banget ngutak ngatik EDC nya, dan sayapun keringat dingin karena antrean belakang saya sudah tidak sabaran dan mulai marah - marah. Pas dibelakang saya itu Truck besar yang mau ngisi BBM juga, si mbaknya juga mulai panik dan manggil temennya yang paham. Belum datang temennya itu muncul alhamdulillah mbaknya sudah bisa mengoperasikan EDC Linkaja ini, jadi dari EDC Linkaja ini nanti ngeprint barcode yang nantinya kita scan untuk melakukan pembayaran. Jadi skemanya seperti ini sih step by stepnya :
1. Kita melakukan pengisian seperti biasa di kendaraan kita
2. Setelah selesai pengisian BBM ini dan sudah muncul total jumlah rupia di meteran SPBU 
3. Petugas mengetik nominal pembelian (rupiah) di EDC Linkaja dan akan muncul print struk dari EDC berisi barcode atau bukti bayar
4. Dari menu Linkaja di aplikasi HP kita pilih kirim uang -> trus pilih snap QR setelah itu scan barcode yang ditunjukkan ke kita
5. Kita pilih pembayaran dan klik bayar
6. Setelah sukses nanti ada bukti bayar di mesin EDC, dan kita dapat print pembayaran lewat Linkaja dan kita dapat Cashback sejumlah maksimal Rp. 25.000 (lagi promo soalnya jadi ada cashback).




Mungkin ke depannya itu di semua SPBU petugasnya sudah fasih untuk pengoperasian EDC Linkaja, jadi membuat pelanggan seperti saya biasa dan cepet seperti pembayaran tunai. Gitu aja sih, ini mumpung lagi promo dengan cashback mungkin membuat pelanggan mencoba fitur yang baru ini. Dan semoga saja semua SPBU sudah bisa support dan lama - lama di SPBU pembayarannya tidak pakai tunai biar enggak ribet - ribet. Kesan dan pengalaman saya menggunakan Linkaja sebagai pembayaran di SPBU adalah lumayanlah, lumayan karena ada cashback hehe, maklum sekarang lagi rame cashback jadinya seneng lah untuk dapat cashback. Cuman apakah cashback ini bisa dijadikan pembayaran untuk pembelian BBM masih belum saya coba. Ohya untuk selain SPBU Pertamina ada juga SPBU swasta seperti  SPBU Shell yang menggunakan pembayaran dengan OVO. Mungkin besok saya mencoba mengisi bahan bakar Shell dan membayar menggunakan saldo OVO. Apakah bisa bersaing dengan SPBU dan E Wallet plat merah?

Minggu, Januari 26, 2020

Setelah Pengalaman Daftar Jenius by BTPN saya yang awalnya memakai Spotify premium gratisan mencoba layanan full alias premiumnya. Alhamdulillah sekarang saya pelan - pelan merubah kebiasaan buruk saya yang dulu sukanya bajakan, sekarang perlahan mengurangi kegiatan g baik ini. Saya saat ini menggunakan layanan Spotify Premium for Family. Sebelum itu mungkin ada yang belum tau tentang aplikasi streaming musik paling lengkap dan update tahun ini. Kalau menurut saya Spotify ini adalah pelopor mendengarkan musik di era internet saat ini. Dahulu kita kalau mau mendengarkan musik itu harus memutar vinyl, kaset, CD bahkan di awal - awal kejayaan internet itu dalam format digital seperti .MP3. Kalau saya sih mencoba dulu mendengarkan musik dari kaset tape (dulu saya sebutnya gitu), lewat CD juga saya pernah. Cuman yang paling parah sih saya dulu mengkoleksi file audio digital seperti musik dengan format .MP3 atau bahkan yang kualitas paling tinggi waktu itu yaitu .FLAC. Udah bisa dipastikan kalau saya mengkoleksi musik dengan format digital berarti waktu itu saya download lewat internet atau bisa dibilang ilegal. Saya sudah pernah menjalani kegiatan jelek itu, cuman kendalanya kalau kita mengkoleksii file audio digital itu adalah di media penyimpanannya yaitu hard disk atau flash disk. Semakin banyak koleksi musik yang kita punya semakin menipis juga kapasitas hard disk saya. Dulu koleksi saya pernah mencapai 50 Gb. Kebayang kan betapa menderitanya kalau hard disk saya waktu itu kapasitasnya 128 Gb, setengah dari kapasitas hard disk saya adalah file audio.

Nah saya baru mengenal Spotify beberapa tahun belakangan ini, memang kita harus mengikuti perkembangan teknologi sih. Kalau bicara sekarang kegiatal mengkoleksi file audio seperti saya (meski ilegal) terkesan sudah lampau, sekarang jamannya streaming. Dengan layanan streaming ini kita bakal hemat ruang di hard disk, cuman bengkak di kuota internet. Cuman kalau anda memakai ISP kabel yang unlimited  pasti masalah kuota internet ini tidak berlaku. 
Dikutip dari Wikipedia, Spotify adalah layanan musik alir, siniar, dan video komersial Swedia yang menyediakan hak digital manajemen yang dilindungi konten dari label rekaman dan perusahaan media. Ini tersedia di sebagian besar Amerika, Eropa Barat dan Oseania. Musik dapat diakses atau dicari oleh artis, album, genre, playlist, atau label rekaman.
Untuk cara berlangganan agar sensasi mendengarkan musik tanpa iklan di Spotify ada dua cara yaitu potong pulsa atau kartu kredit. Kalau sepengalaman saya kalau potong pulsa harga langgannya sedikit lebih mahal di bandingkan dengan kartu kredit. Jika belum punya kartu kredit bisa dengan Jenius, bedanya Jenius dengan kartu kredit adalah kalau Jenius ini adalah tabungan sedangkan kalau kartu kredit itu adalah dengan sistem potong limit kartu kredit. Kalau saya sih untuk langganan dengan menggunakan kartu kredit agak takut, karena ketakutan saya adalah memberhentikan layanan langganan mungkin agak sulit. Itu sih yang mendasari saya mending pakau Jenius, karena kalau saldo di rekening Jenius kita kurang dari biaya langganan spotify maka otomatis langganan Spotify kita tidak di perpanjang, jadi hati tenang enggak mikirin bayaran kartu kredit. Saran saya kalau pakai kartu kredit itu harus bijak sih, kalau enggak bakal kebulet.

Untuk pengguna baru bisa menikmati layanan premium dari Spotify dengan harga goceng atau Rp. 5.000 untuk 30 hari, setelah itu biaya langganan nya adalah Rp. 49.900 atau Rp. 54.990 atau paket family Rp. 79.000. Untuk paket family ini bisa untuk 6 user spotify yang berdekatan atau serumah lah. Untuk 6 user spotify yang ikut di paket family ini nanti harus menjadikan satu alamat yang sama untuk mendaftar. Lebih hemat banyak karena bisa dibuat tanggung renteng alias urunan orang 6.



Untuk langkah awal pembelian paket premium Spotify yang pertama adalah mengisi saldo Jenius sebesar minimal Rp. 80.000, setelah itu di halaman pengisian spotify kita isi nomor kartu Jenius kita, tanggal berakhirnya kartu dan kode keamanan. Setelah itu tinggal klik Beli Premium Family dan dapat notif saldo di Jenius kepotong dan layanan premium kita sudah aktif. Tinggal invite daftar user spotify yang mau dimasukkan ke list family. Jangan lupa mengisi saldo rekening Jenius sebelum jatuh tempo pembayaran langganan bulan berikutnya.
 

Kamis, Januari 02, 2020

2019 sudah kita lewati dengan baik, hari ini hari pertama di tahun 2020 merupakan awal tahun yang harus dipersiapkan. Mulai dari apa yang bakal dilakukan setaun ini atau apa yang belom terlaksana di tahun 2019 untuk dikejar di awal tahun 2020. 

Banyak hal yang ditargetkan di tahun 2020 ini, dan yang paling penting adalah menumbuhkan semangat untuk konsisten ngeblog lagi. Karena di 2019 hal ini kurang baik pelaksanaanya, padahal rejeki dari blog 2019 ini lumayan baik, cuman niat dalam hati untuk ngeblog ini terhalang - halangi. Tahun 2019 kemarin penghalang yang signifikan adalah Youtube, karena emang mengalihkan banget  dah keniatan ngeblog, karena saya seakan terbuai oleh kenikmatan ngeliat video doang. Mulai dari yang iseng - iseng ngeliat becandaan sampai kegiatan gak penting yang dilakukan oleh orang dan divideoin. Bisa dikatakan 50% kegiatan internetan saya adalah mantengin Youtube, meski cuman ngelihat video tanpa ada tujuannya sih. Tapi itu bagai candu yang gak bisa di berhentiin, nah itu satu yang bikin males ngeblog. 

Nah di 2020 ini ada satu hal lagi yang bikin saya teralihkan, yaitu Netflix, sekarang saya kecanduan serial di Netflix, mulai dari Stranger Things, 13 Reason Why, Ultraman dan beberapa seri lain yang masih masuk list buat ditonton. Kebayang kan serial Stranger Things ini ada 3 season, dan sudah saya tonton semua, belum lagi 13 Reason Why yang ada 3 Season juga, kalau yang 13 Reason Why masih dalam tahap proses nonton, sama Ultraman juga dalam proses nonton. Jadi semakin malas ngeblog, padahal saya sudah mengeluarkan budget lebih untuk beli keyboard dan mouse portable untuk menunjang kegiatan ngeblog. Kenapa? Karena keyboard laptop saya kurang enak untuk digunakan dan sering ngelag, mungkin pengaruh karena gak asli sih. Saya sudah ganti modul keyboard di laptop, cuman kayaknya gak asli jadinya kurang bagus. Ini saya bela - belain beli keyboard dan mouse eksternal untuk meningkatkan semangat saya ngeblog. Dimulai dari menyenangkan diri saya agar gak males - malesan dengan keyboard error. Dan baru berjalan seminggu, udah kembali males untuk ngeblog gaes, pasti ada aja yang dijadikan alasan untuk saya untuk nonton. Jadi lebih prefer ke nonton daripada ngetik, btw saya juga lagi nyelesain serial TV yang gak ada di Netflix sih, nama serial yang saya ikutin adalah Chuck. Chuck ini lumayan seru sih, ini saya sudah sampai season 2, petualangan, mata - mata, becandaan aneh sama kisah asmara yang juga tarik ulur. Komplit dah serial TV ini, layak untuk di ikuti, meski ini film tahun 2007 cuman masih bisa dinikmati sekarang. Karakter utamanya adalah yang jadi Shazam! di Film Shazam! yaitu Zachary Levi. Emang ini aktor ada rasa humor di wajah dan pembawaannya jadi cocok di film superhero yang ada komedinya dan ada satu karakter yang saya suka juga yaitu Agent Sarah Walker yang meranin adalah Yvonne Strahovski. Kalau yang pernah ngikutin serial Dexter pasti udah tau sama mbak - mbak yang satu ini, karena dialah yang bikin saya penasaran ngikutin Chuck,hehe. Total serial Chuck ini ada 5 season yang bakal saya tuntaskan dalam waktu dekat, biasanya sebelum tidur saya nontonin, 5 menit pertama saya yang nonton tv 10 menit berikutnya tv yang nontonin saya, hehe. 

Postingan pertama di tahun 2020 sampai sini dulu, sekarang udah waktunya nonton lagi, eh.

Minggu, November 03, 2019

Di masa perkembangan fintech ini terdapat berbagai macam kemudahan yang ditawarkan, salah satunya adalah LINKAJA. LINKAJA adalah salah satu fintech BUMN berupa layanan dompet digital berbasis aplikasi. Berasal dari gabungan beberapa produk dari beberapa BUMN, yang awalnya Telkomsel mempunyai T-Cash, Mandiri mempunyai Mandiri E-Cash, BRI yang mempunyai T-Bank, BNI mempunyai Unikqu dan T-Money dari Telkom. Setelah digabungkan menjadi satu aplikasi sekarang sudah bisa bersaing dengan layanan laink seperti Gopay, OVO dan Dana.

Saya termasuk salah satu pelanggang T-Cash awalnya, setelah adanya migrasi masal ke LINKAJA sekarang makin mudah untuk penggunaannya dimana layanan yang ditawarkan juga makin komplit. Untuk jangkauan LINKAJA saya kira cukup kuat karena menggabungkan beberapa produk digital yang sudah punya pasar sendiri menjadi satu kesatuan, apalagi didukung oleh pemerintah yang sekarang menggerakkan program Katalis Gerakan Nasional Non-Tunai (GNTT). Untuk ekosistem LINKAJA adalah sebagai berikut  :

Untuk lebih jelasnya apa saja benefit yang ditawarkan dari LINKAJA adalah sebagai berikut :
Sederhananya link aja adalah layanan dompet digital berbasis aplikasi dan membutuhkan satu nomor handphone aktif. Nomor handphone yang aktif ini digunakan untuk registrasi, jadi asal anda mempunyai satu nomor handphone yang aktif akan dapat menikmati apliasi LINKAJA. Ada dua tipe akun dari LINKAJA yaitu Basic Service dan Full Service.
Kalau kita baru pertama kali mendaftar otomatis akan menjadi akun basic, kalau kita mau menjadikan full service harus verifikasi dengan men-submit KTP di aplikasi LINKAJA. Nanti kita cukup foto dan selfi KTP kita lewat aplikasi, untuk verifikasi maksimal 3x24 jam. Sepengalaman saya sih enaknya pakai LINKAJA itu gratis tanpa biaya admin.

Untu top up LINKAJA juga gampang sih bisa mengisi dari rekening Bank (ATM Himbara, Mobile Banking, atau Internet Banking), Alfamart, Alfamidi, Circle K, Dan+Dan, FamilyMart, GraPARI, Indomaret, Kantorpos, Mitra LinkAja (MiLa) dan Suzuya. Sepengalaman saya sih di Internet Banking BRI sudah disediakan menunya jadi tinggal log in dan pilih Top Up LINKAJA. Untuk pembayaran di merchant yaitu dengan Snap QR, jadi tinggal arahkan kamera ke Barcode abis itu masukkan pin dan pembayaran selesai.

Minggu, Oktober 20, 2019

Bagi pencari kerja saat ini selain CV atau Curriculum Vitae (Daftar Riwayat Hidup) ada syarat lain yang harus di miliki, salah satunya adalah kartu kuning yang dikeluarkan oleh Dinas Tenaga Kerja daerah setempat dan SKCK (Surat Keterangan Catatan Kepolisian). Untuk yang kartu kuning saya dulu sudah pernah membuatnya waktu baru lulus, nah untuk yang SKCK ini harus diperbarui setiap 6 bulan sekali. Jadi otomatis SKCK saya juga sudah kadaluarsa, karena terakhir buat adalah tahun 2012, apalagi sekarang saya sudah pindah tempat tinggal. Kebetulan saya pindah di kota Gresik, sebuah kota yang terkena dengan pudaknya (sampai sekarang saya gak paham makanan ini,hehe). Karena ada sesuatu keperluan yang membutuhkan SKCK sayapun mengurus SKCK di Gresik. Berikut akan saya bagikan pengalaman saya membuat SKCK, pengalaman membuat SKCK ini akan saya buat seringkas - ringkasnya.

Hal pertama yang harus kita siapkan sebelum berangkat untuk ngurus SKCK adalah
1. KTP Asli dan fotokopi, saya kemarin nyiapin sekitar 10 buah fotokopian KTP. Oh iya jangan lupa siapin SIM yang aktif ya, karena pengalaman saya identitas selain KTP dibutuhkan waktu masuk ke Polres nya, soalnya nanti kita dapat name tag visitor dengan menukarkan dengan pengenal diri.
2. KK (Kartu Keluarga) asli dan fotokopi.
3. Akte Lahir / ijasah asli dan fotokopi.
4. Pasfoto berwarna ukuran 4 x 6 cm sebanyak 6 (enam) lembar dengan latar belakang warna merah, berpakaian sopan, wajah tampak jelas, kalau berhijab wajib menampilkan wajah secara utuh.


Persyaratannya sih itu saja, tanpa surat keterangan dari RT ataupun RW. Harusnya sih sekarang sudah online, tapi berhubung kemarin saya masih bingung untuk yang pengajuan SKCK secara online akhirna sih saya memutuskan untuk manual saja. Kalau untuk warga Gresik seperti saya lokasi pengurusan SKCK adalah di Polres Gresik yang letaknya di dekat alun - alun Gresik atau titik lokasinya di https://goo.gl/maps/jWGCQcpDzXzLXwQE7. Lokasinya gampang untuk dijangkau karena dekat dengan alun - alun dan arahnya dekat dengan arah pelabuhan Gresik. Untuk jadwal pengurusan SKCK di Polres Gresik adalah Senin sampai Jumat mulai pukul 08.00 - 14.30 dan di hari Sabtu mulai pukul 08.00 - 11.00. Untuk yang kerja mending mengurusnya di hari Sabtu, soalnya selain sepi. Kemarin saya juga mengurusnya di hari Sabtu, saya berangkat dari rumah jam 07.00 pagi dan baru sampai jam 08.00, jarak rumah sampai lokasi Polres memang lumayan jauh karena memang rumah saya ada di perbatasan dengan Surabaya Barat. Untung saya bawa motor untuk pergi ke Polres karena di Polres Gresik parkiran yang enak itu adalah parkiran motor, lokasinya tepat di depan Polres, dan gak ada yang jaga juga. Setelah memarkirkan motor, saya langsung laporan di pos pertama, disana ditanyain tujuan ke Polres ngapain dan menitipkan identitas untuk ditukarkan dengan tag visitor. Diarahin ke ruangan untuk ngurus SKCK, lokasi ruangannya ada di belakang. Kebetulan di ruangan cuman ada satu orang yang mengurus SKCK, alhamdulillah enggak pakai lama berarti. Hal pertama yang kita lakukan adalah mengisi form yang di sediakan, kebetulan saya foto cara mengisi formnya. Setelah mengisi form kita masukkan ke loket beserta pasfoto, setelah itu menunggu sebentar kita baru diarahkan perekaman sidik jari. Nah di sidik jari ini petugas yang jaga ibu - ibu, rada judes (entah judes apa teges ya) ngomongnya kenceng, haha. Berhubung saya orangnya agak lelet waktu perekaman sidik jari ini agak dramatis, tapi untung cepet jadinya enggak berlama - lama dengan ibu - ibu teges ini, hehe. Setelah itu nunggu bentar dan dipanggil untuk nerima SKCK nya dan membayar biaya Rp. 30.000,- prosesnya gak sampai setengah jam sih mengurus semua, paling sekitar 15 sampai 20 menit sudah kelar. Emang mantap dah pengurusan SKCK sekarang, oh iya sekarang untuk yang pengurusan SKCK secara online itu menurut saya masih gak efektif sih. Karena alurnya ampir sama dengan yang manual, cuman beda di pembayaran dan pengisian form aja.


Eh sekarang SKCK punya saya sudah kadaluarsa, soalnya jangka waktu nya cuman 6 bulan saja. So kalau melamar pekerjaan dan belom kerja mendingan diperbarui terus sebelum 6 bulan biar gak bermasalah di waktu nyari kerja. Semangat jobseeker, kita semua bersaudara,hehe!!

Sabtu, Oktober 12, 2019

Setelah memendam setahun penantian akhirnya di bulan Sptember kemarin kegiatan jalan – jalan sekantor saya terlaksana. Berbekal internet dan tabungan sedikit akhirnya saya berkesempatan ke luar negeri untuk ke dua kalinya. Tahun 2018 saya berkesempatan ke Malaysia dan untuk tahun 2019 ini bisa melipir ke sebelahnya yaitu Singapura. Apa sih yang berbeda dari Singapura dan Malaysia, berbekal internet dan smartphones saya berselancar untuk mengetahui perbedaan antara dua negara ini. Setidaknya ada pandangan bagaimana itu di Singapura, kalau di Malaysia kemarin itu memang hampir mirip sama Indonesia, dari segi Bahasa dan Suasananya menurut saya. Di Malaysia kemarin itu kita berbicara dengan bahasa Indonesia masih dapat dimengerti oleh sebagian besar penduduk Malaysia, jadi tidak terasa asing banget. Cuma memang mereka menimpalinya dengan bahasa Melayu yang mirip – mirip lah sama bahasa Indonesia. Di Malaysia kemarin itu untuk suasana kotanya bersih, pertama kali mendarat sih kirain ini masih di Indonesia tapi setelah turun pesawat baru berasa di Kuala Lumpurnya. Cuman bedanya g ada lumpurnya, meski namanya Kuala Lumpur,hehe becanda. Di Malaysia juga lumayan banyak kendaraan pribadi, baik itu motor, mobil dan truck, saya jelaskan begini karena ada hubungannya sama di Singapura. Dan yang paling istimewa adalah di Malaysia makanan yang dijual kebanyakan masih cocok lah di lidah kita orang Indonesia, soalnya kemaren waktu di Malaysia saya makan di salah satu Rumah Makan yang Indonesia Banget masakannya meski pegawai yang melayani emang bukan orang Indonesia, hehe.

Itu sebagian pengalaman saya sewaktu di Malaysia, nah bagaimana di Singapura, apakah sama dengan di Malaysia? Jawabannya adalah Beda Jauh, kenapa? Karena kan emang beda negara,hehe. Pertama adalah bahasa yang digunakan masyarakatnya mayoritas bahasa inggris, paling cuman 20% yang bisa berbahasa melayu. Yang kedua tata kota nya menurut saya modern, karena saya hampir gak melihat ada rumah pribadi di Singapura, adanya apartemen gitu.  Jadi kebanyakan gedungnya itu tinggi – tinggi, kan beda sama di Indonesia yang kebanyakan perumahannya dibandingkan apartemen, mungkin karena mahal pajak atau tanahnya paling ya. Dan yang bikin saya terheran – heran selain kotanya yang bersih banget, yaitu adalah di Jalan Raya dan Tol itu sepi alias jarang kendaraan yang lalu lalang baik itu mobil, motor ataupun truck, jadi selama perjalanan saya dari Bandara Changi ke hotel itu saya paling menemui kendaraan di jalanan itu g lebih dari 20 kendaraan, terus yang gak kalah mencengangkan lagi itu enggak kelihatan orang atau penduduk Singapura di jalan, maksud saya berasa gak ada orang aja gitu. Cuman ada bangunan – bangunan tapi gak ada orang yang istilahnya lagi jalan kek, lagi ngapain kek, bukan karena waktu itu siang hari ya,hehe.

Saya baru tau aja ternyata masyarakat disini g kelihatan di jalanan itu karena kebanyakan aktifitas mereka ada di bawah tanah, saya baru tau waktu ke Orchard, nah waktu saya iseng – iseng pengen tau MRT yang dibawah tanah nah itu adalah momen ketika saya tau kebanyakan masyarakat Singapur ada disini menggunakan MRT ini, soalnya super puadet dan kebanyakan orang – orangnya buru – buru jadi misal kita berhenti di pinggir jalan bisa – bisa kita kedorong karena saking banyaknya orang yang lalu lalang di bawah sini. Dan untuk makanan kalau di Singapura agak susah, bukan karena mahal ya? Tapi iya juga sih, hehe, tapi kalau mau makan nasi ataupun makanan yang halal kudu agak berjuang, saya sih waktu di Singapura langganan makan nasi goreng sebelah hotel karena yang punya orang Indonesia, terus waktu di daerah Masjid Sultan sih sempet makan di Rumah Makan Minang, entah namanya itu menjurus ke Minang Indonesia apa bukan cuman makan disana berasa makan di Rumah Makan Padang.
 



Yang sangat disayangkan adalah kemaren saya jalan – jalan ke Singapura itu tidak mengetahui adanya Traveloka Xperience? Kenapa saya bilang sangat disayangkan karena di Traveloka Xperience ini emang lagi banyak promosi, sayang banget dah kemaren tidak memaksimalkan kegiatan di Singapur dengan Traveloka Xperience banyak promony hehe. Kemaren saja kepengen masuk ke Universal Studio tidak jadi karena katanya mahal, apalagi pakai dollar, eh ternyata di Traveloka sudah disediakan vouchernya dan enggak semahal katanya. Begini nih nasibnya kalau enggak update, hehe. Ini banyak voucher yang di sediain Traveloka untuk berpetualang di Singapura dan juga banyak destinasi lain. Kalau kita cek di Traveloka Xperience terus pilih destinasinya Singapura ada banyak voucher yang ditawarkan mulai dari masuk ke Universal Studio, Gardens by the Bay, Singapore DUCKtours dan ada juga Kartu Sim 4G Singapura. Untuk pesennya juga gampang tinggal pilih tiket yang mau dibeli, tentukan tanggal, baca detail tiket, dan tinggal lanjutkan di menu pembayaran. Nanti setelah pembayaran kita baru mendapatkan tiket yang nanti digunakan sewaktu masuk ke wahana atau lokasi wisatanya.


Begini rasanya jadi pengen ke Singapura lagi tapi dengan berbekal voucher - voucher di Traveloka #Xperienceseru nih.

Rabu, Oktober 09, 2019

Gambar diatas mungkin gak pernah dilihat kalau kita di Indonesia, yup saya foto gambar atau penanda ini di salah satu sudut Bandara Changi Singapura. Hehe kebetulan kemarin pada pertengahan September dapat kesempatan untuk berkunjung 2 hari 1 malam di negara tetangga. Untuk cerita detail pengalamannya masih di susun, yang sekarang saya ceritakan cuman secuit pengalaman tentang "Tap Water". Semacam wastafel cuman khusus buat minum secara langsung, dulu waktu di ITS saya pernah lihat ada semacam Tap Water juga cuman gak berani nyoba karena saya cuman lewat saja. Gak ikut kuliah disana soalnya, cuman numpang beli makan di warung di sebelah Kampus ITS, haha.

Awalnya sebelum nyobain Tap Water saya sempat searching tentang gimana sih kalau minum air putih di Singapura, soalnya bos saya cerita kalau di Singapura itu bakal puasa minum karena harga air putih botol lumayan mahal. Karena budget juga gak berlebihan makanya saya coba searching ternyata masalah minum air putih bisa diatasi dengan Tap Water yang gratis. Di sarankan sama Traveler yang pernah ke Singapura itu untuk bawa Tumblr alias botol minuman dari Indonesia biar bisa diisi di Tap Water yang ada di beberapa tempat umum. Memang enggak di semua titik tersedia sih, kalau kemaren pengalaman saya itu di Bandara Changi tersedia, sama di Botanic Garden. Kemaren di bandara Changi dan Botanic Garden sih Tap Waternya sama - sama berjejer gitu. Oh ya juga tersedia di Masjid Sultan, nah kalau di Masjid Sultan Tap Waternya tersedia yang air dingin, jadi lumayan lah dapat air dingin gratisan. Kalau di bandingkan di Indonesia sih gak boleh lah ya, soalnya di Singapur airnya sudah ada sertfikat kelayakannya, kalau di Indonesia kan masih kudu dimasak dulu kalau enggak sakit perut. 

Kalau ingin membeli air kemasan di Singapur kan terkenal mahal, tapi ya enggak mahal - mahal amat, kemarin dapat harga air botolan kecil itu $ 1,2 dan botol 1,5 liternya itu $ 2,5, kalau di kurs kan di rupiah sih mahal tapi kalau di bandingkan dengan harga minuma kalengan yang rata - rata $ 3 sih mending beli air putih yang $ 2,5 dapetnya 1,5 liter. Berbahagialah yang tinggal di Indonesia, minum air putih masih terjangkau, dan kalau kepepet juga bisa ngerebus air buat diminum. Semoga besok - besok bisa jalan - jalan ke Singapur lagi, amin.

Rabu, September 11, 2019

Berlibur bagi saya adalah satu alternatif untuk melepaskan penat pekerjaan. Meskipun hanya keluar kota sebentar dan menjauhi kemacetan Surabaya sudah bikin hati senang. Tapi kalau bisa sekalian ambil cuti untuk beberapa hari beristirahat juga merupakan ide bagus. Alhamdulillah tahun 2018 kemarin merupakan tahun yang berbahagia, mengapa? Karena di tahun itu saya akhirnya dikasi kesempatan untuk liburan ke luar negeri. Luar negeri, awalnya sih gak ada kepikiran untuk ke luar negeri, namun karena ini acara kantor dan wajib ikut alhasil terlaksana juga. Kebetulan acara kantor kemarin itu tujuannya ke Malaysia tepatnya keliling Kuala Lumpur.

Saat itu juga saya baru tahu kalau biaya pesawat ke luar negeri itu murah dan bisa saja lebih murah dibandingkan penerbangan domestik. Kenapa? Mungkin karena promo yang ditawarkan juga dari berbagai maskapai sehingga orang berpikiran mending jalan – jalan ke luar negeri dibandingkan di dalam negeri. Oh ya sebelum pesan tiket untuk ke luar negeri , lebih baik dipersiapkan untuk buat paspor. Sekarang pembuatan paspor itu mudah, kita tinggal download aplikasi Layanan Paspor Online di Playstore. Isi data diri dan tentukan jadwal kita hadir di Kantor Imigrasi yang kita pilih, setelah itu foto dan selesai. Untuk di Malaysia tidak perlu visa, jadi kita cuman ngurus paspor saja sudah bisa berangkat. 

Perjalanan dari Surabaya ke Kuala Lumpur itu kemarin sekitar 2 jam, kebetulan kemarin berangkatnya setelah subuh dan sampai di Kuala Lumpur jam 9 pagi. Pertama kali menginjakkan kaki di Kuala Lumpur adalah Wow. Bandaranya gede juga, dan alhamdulillah masih berasa di Indonesia karena banyak yang komunikasi pakai bahasa melayu. Setidaknya gak mungkin kagok karena g bisa ngomong bahasa inggris. Setelah sampai di KLIA 2, lanjut naik bus ke KL Sentral, kemarin saya dapat hotel di KL Sentral kebetulan dapat hotel murah di KualaLumpur.  Harga hotelnya juga murah banget, gak nyangka aja kok bisa harga hotel di sini lebih murah dibandingkan di Indonesia. Untuk booking hotel di Pegipegi paling mudah dan harganya juga murah, untuk metode pembayaran juga bervariasi, kalau saya lebih enak dengan metode pembayaran lewat virtual account BCA karena lebih gampang daripada transfer Bank. Hotel yang saya pilih ini pas untuk back packer an yang pengen keliling Kuala Lumpur dengan fasilitas lumayan untuk istirahat dan strategis karena dekat dengan transportasi  umum kayak MRT dan Bus.

Lokasi wisata yang bisa dicoba adalah Batu Caves, di sini adalah perpaduan antara wisata alam dan wisata religi. Kalau ke Kuala Lumpur wajib juga ke Batu Caves karena yang pertama adalah gratis karena gak bakal di tarik biaya masuk, kita bisa selfi di depan Patung Murugan yang jadi penanda kalau kita sudah ke Malaysia. Destinasi kedua setelah Batu Caves adalah mencoba kereta gantung di Genting Highland, di sini kita bisa menikmati pemandangan sekitar Genting Highland dengan kereta gantung, tapi jangan berpikir kereta gantung ini jalannya kenceng banget dan bikin adrenalin naik. Tenang ini bukan roller coaster, dijamin bakal menikmati pemandangan dengan kereta gantung yang jalannya gak buru – buru. Kebetulan saya sampai di lokasi itu sore hari jadi pemandangan yang saya dapat kurang maksimal, mungkin besok bisa mencoba untuk siang hari biar lebih nikmat. Kalau di Genting ini kita kudu beli tiket pulang pergi, karena kalau cuman berangkat saja kita gak mungkin bisa balik ke bawah lagi. Anehnya setelah sampai atas itu ternyata lokasinya nyambung dengan Mall, jadi bisa keliling mall baru beli tiket untuk turunnya lagi. Cuman kalau kemalaman disini itu repot kalau mau pulangnya karena Bus itu tidak jalan lagi kalau malam hari. Saya akhirnya pesan taxi untuk dapat pulang ke KL Sentral, tapi karena ingin memaksimalkan waktu yang ada akhirnya saya memutuskan untuk singgah di iconnya Malaysia yaitu Menara Kembar Petronas. Saya sampai di Petronas itu sekitar jam 22.00, cukuplah foto – foto dan selfi sampai diusir securitynya. Kita bisa berkunjung dan foto – foto di Menara Kembar Petronas itu sampai pukul 24.00 alias tengah malam. Kalau maksa masih di lokasi sana, bakal diusir sama bapak – bapak securitynya. Kita sih fotonya bukan di dalam menaranya tapi istilahnya di halama depannya Menara Kembarnya, cukup ramai Wisatawan Manca yang foto – foto disini. Memang lokasinya keren banget dan emang menaranya tinggi banget, mungkin besok – besok kalau di Indonesia ada yang kayak gini pasti saya nyamperin untuk foto – foto hehe. Ayo berlibur jangan kerja terus, kali – kali liburlah biar fresh,hehe.

Senin, Mei 20, 2019




Akhirnya hari ini berakhir dengan ruwet, melakukan kesalahan yang sama berulang - ulang sehingga membuat seseorang benar - benar kesal dan menghasilkan suatu kekecewaan. Salah satu kekurangan saya ya hal yang satu ini, berefek ke orang - orang terdekat pada khususnya. Membuat kekecewaan pada akhirnya. Tidak tegas dan terkesan ragu untuk mengambil keputusan, keputusan yang diambil juga ternyata tanpa konfirmasi kepada yang dimaksud malah membuat masalah baru yang ruwet. Selain masalah baru juga berimbas dengan biaya yang dikeluarkan untuk masalah ini. Perencanaan saya yang pada awalnya sudah di susun tanpa konfirmasi atau rembugan dulu malah jadi kacau balai, bikin kesal hati dan pikiran.


Kekecewaan yang terjadi pun, sampai - sampai menjadi suatu yang besar. Ya, suatu yang besar untuk masalah baru. Sampai terucap kata - kata yang tidak baik. Harusnya saya bisa merencanakannya lebih matang dan tidak membuat semua kecewa, memang pemikiran saya itu adalah gakpapa saya yang capek, yang penting semua happy. Tapi ternyata perencanaan saya itu gak selaras sama realita, setelah di pikirkan ternyata perencanaan saya ini salah total.

Membuat yang kecewa untuk kembali menjadi bahagia adalah hal yang sulit kali ini, terlebih selain masalah ini, juga ada masalah di kantor dan lingkungannya. Emang saya ini sebagai lelaki kurang becus, kurang dewasalah. Suatu kedewasaan muncul ternyata tidak semudah membalik telapak tangan, ternyata setelah beberapa kali ada masalah, saya masih gagal untuk mencapai suatu kedewasaan. Yang ada malah kekecewaan, sekarang kalau sudah menjadi bubur saya bisa apa selain memberikan klarifikasi ataupun membahas hal lain yang gak penting. Berharap hal buruk yang saya lakukan bisa segera lupa, mustahil sih, tapi apa mau dikata. Sudah telat, mau gak mau harus dijalani saja. Meski mood sekarang ini masih buruk, dan sayapun berusaha untuk membuat lebih baik. Ah memang sikap saya ini bikin depresi dan memang kelakuan saya saat ini mirip dengan sebuah file warna putih yang dicoret sama spidol warna hitam. Argh!!!!

Minggu, Mei 12, 2019



Apa sih Jenius? Mungkin belum banyak yang tau salah satu fintech keluaran dari Bank BTPN ini. Ohya fintech itu juga apa sih? Fintech itu kepanjangan dari Financial Technology atau dalam bahasa Indonesianya adalah Teknologi Finansial. Nah
Teknologi Finansial menurut Bank Indonesia adalah penggunaan teknologi dalam sistem keuangan yang menghasilkan produk, layanan, teknologi, dan/atau model bisnis baru serta dapat berdampak pada stabilitas moneter, stabilitas sistem keuangan, dan/atau efisiensi, kelancaran, keamanan, dan keandalan sistem pembayaran. Perkembangan teknologi finansial di satu sisi terbukti membawa manfaat bagi konsumen, pelaku usaha, maupun perekonomian nasional, namun di sisi lain memiliki potensi risiko yang apabila tidak dimitigasi secara baik dapat mengganggu sistem keuangan.
Nah terus Jenius by BTPN itu apa? Nah Jenius ini adalah salah satu aplikasi perbankan masa kini yang dilengkapi oleh kartu debit Visa yang dapat digunakan untuk berbagai aktivitas finansial seperti menabung, transaksi transfer, atau mengatur keuangan dengan lebih aman, cerdas dan simpel. Dan aksesnya semua lewat smartphone kita. Termasuk yang pertama untuk eksplor di fintech ini sih BTPN dan yang paling penting banyak promonya. Mungkin bank lain juga ada fintech seperti ini cuman kok kayaknya kurang promosi sih.

Nah kembali di Jenius, pertama kali di launching di tahun 2016. Pertama hanya bisa registrasi di kawasan Jabodetabek. Aplikasinya bisa di download di Playstore atau Appstore. User interface untuk aplikasi ini memang mudah dan warna nya cerah jadi memanjakan mata, saya pertama kali daftar di tahun 2018 dulu masih baru tersedia di Kota Surabaya. Jadi setelah kita daftar lewat aplikasi, kita harus verifikasi di agen Jenius atau di Kantor Cabang BTPN. Posisi kita harus di Surabaya, jadi nanti kita janjian sama agen Jenius untuk verifikasi, kita bakal di samperin lah. Mau di kantor atau rumah juga gak masalah, dulu itu saya mikirnya kok agak ribet ya. Kudu ngatur jadwal, gak bisa apa verifikasi online. Tahun itu sih masih belum bisa, jadinya saya daftar dan gak di aktif aktifkan.


Sekarang ini lebih enak karena kit bisa mengaktifkan akun Jenius kita dengan Video Call mulai dari pukul 08.00 - 21.30 setiap harinya. Kalau pengaktifan akun ini saya ada cerita lucu, jadi setelah saya daftar itu posisi saya asih tidur - tiduran di kamar. Nah karena baru pertama kali jadi saya coba akivasi lewat video call, setelah ngeklik aktivasi nanti kita bakal diantrian dalam antrian video call. Apesnya saya itu saya posisi belum siap masih tidur - tiduran dan ternyata antrian video call nya sedikit dan ternyata langsung tersambung ke mas - mas crew Jeniusnya. Wakakak gokil setelah nyambung saya gedebag gedebug nyari posisi sopan wkwkwkwk. Malu bingit coy wkwkwkwkw.  Posisi saya waktu aktivasi itu jam 21.00 malam, buset pegawai Jenius totalitas ye tiap hari sampai malem begitu untuk aktivasi face to face, oh ya sewaktu aktivasi nanti kita diminta untuk menunjukkan KTP asli kita dan dipastikan koneksi internet stabil, penerangan cukup. Karena mas - masnya bakal minta kita menyebutkan nomor NIK KTP kita dan mencocokkan dengan tampilan di video. Setelah itu kita cuman ditanya nama ibu kandung, setelah itu kita bakal disuruh nunggu email aktivasi dari Jenius yang menyatakan akun kita aktif. Sumpah gampang banget sensasi buka rekening tanpa ke Bank. Sudah canggih ya sekarang itu, semua di akses modal smartphone dan internet doang.


Untuk apa saja yang ada di Jenius mungkin ntar bakal saya share di postingan selanjutnya. Happy Weekend!!!

Sabtu, Mei 04, 2019


Laptop Asus A 43 SD yang sudah menemani selama tujuh tahun ini akhirnya mulai ngambek lagi. Berawal dari setiap nyalain laptop entah kenapa setelah masuk windows ini layar ngebuka menu find sendiri dan gak bisa untuk ditutup. Awalnya sih mungkin kena virus, tapi setelah update antivirus terbaru dan dicoba untuk scanning semua partisi hard disk, kok masih tetep aja gejala ini. Gak begitu di peduliin sih soalnya setelah muncul find terus terusan kadang kalau udah 5 menit semua berjalan normal tanpa ada kendala. Puncaknya di kemarin rabu, nyoba ngidupin laptop terus berlanjut untuk browsing email, eh ini keyboard kok ada beberapa huruf yang gak bisa muncul, alias kalau kita teken tombolnya hurufnya gak muncul di monitor, tapi kalau kita buka on screen nya windows dan nyoba neken huruf yang dimaksud itu muncul. Nah mulailah browsing ini kenapa lagi, setelah beberapa saat dapat beberapa sumber artikel, pelan - pelan saya coba. Yang pertama itu disuruh shut down laptop abis itu teken tombol power beberapa saat abis itu baru di teken lagi sampai nyala. Sudah saya praktekkan tapi gak ada hasil, masih sama aja penyakitnya. Terus saran yang kedua adalah kemungkinan windows kita korup.

Kalau windows korup, mau gak mau ya kudu install ulang, untung dvd rw di laptop masih baek - baek aja, jadinya instal via dvd berjalan lancar. Setelah instal ulang eh ternyata dari beberapa huruf yang gak bisa di teken sekarang sudah sembuh cuman ada masalah di angka 2. Kalau angka 2 kita teken g ada angka yang muncul, nah mulai puyeng lagi. Browsing - browsing lagi, ternyata banyak pengalaman yang hampir sama kayak saya solusinya adalah ganti keyboard baru. Ada dua pilihan yaitu ganti perangkat keyboard di laptop (replace dengan yang baru) atau make yang eksternal keyboard. Nah saya mikir tuh, kalau yang replace itu brapa dan harga eksternal itu berapa. Ternyata harga keyboard dengan eksternal itu g beda jauh, di Tokopedia harga yang internal itu Rp 100.000 sedangkan yang eksternal itu Rp. 80.000, terus saya membandingkan dari segi kepraktisan, kalau yang internal jelas enak karena g ngabisin tempat dan colokan usb, kalau yang eksternal dijamin bakal makan usb sama makan tempat di tas. Nah terus saya searching lagi untuk yang replace keyboard baru itu gampang atau susah. Eh ternyata kalau untuk laptop asus tipe saya itu cuma berbekal obeng minus kecil. Ntar obeng itu buat ngedorong lubang di pojokan keyboard, prakteknya di youtube banyak yang share. Yaudah saya langsung mutusin untuk replace aja, nah abis itu saya cari Seller di Tokopedia, sellernya ternyata macem - macem di Jakarta ada di Surabaya ada, nah kalau di Surabaya jelas ongkos kirim lebih murah karena dekat dengan rumah. Alhasl cobalah saya chat beberapa seller nanyain iseng - iseng ada toko fisik gak, karena kalau ada toko fisik kan enak bisa langsung diganti tanpa nunggu beberapa hari. Dari 3 seller cuman ada 1 toko yang berani ngasi alamat toko fisiknya, emang sih kalau rules nya Tokopedia itu transaksi online, tapi berhubung buyernya kayak saya yang resek akhirnya ya begini.

Dapatlah tuh alamat toko di Hitech Mall, nah ini mall katanya kemaren udah mau di kosongin karena katanya mau dipindah yang jualan, saya mastikan sama yang jualan masih jualan disitu gak, eh ternyata emang masih jualan di situ di lantai 1. Bergegaslah saya ke sana, dari rumah sekitar 23 km atau sekitar 45 menitan lah. Lumayan sih perjalanannya, berhubung saya berangkatnya agak sore jadi baru sampai jam 16.00 dan FYI ini mall tutupnya jam 18.00 kalau Senin - Jumat, Sabtu Minggu sampai jam 17.00. Saya datang tepat dua jam sebelum tutup, berharap tokonya masih buka tapi ternyata tutup,haha. Apes bukan main, uda mana udah terlanjut di sana lagi, saya mencoba keliling nyariin toko yang jual spare part laptop. Tanya - tanya akhirnya ketemu di satu toko, nah di toko ini seperti kebanyakan toko yang ada di Hitech Mall yaitu kita ditanyain mau nyari apa, ntar yang punya toko bilang pasti ada barang yang dia cari, terus dia telpon atau keluar untuk ngambil barang di gudang, padahal saya berani jamin itu toko pasti kontak toko yang pusatnya terus ngambil disana dan dijualin ke kita, alias makelar lah. Harga juga pokok berani nawar insyaallah dapat yang murah. Soalnya kemaren saya di tembak ditawari harganya Rp. 250.000 sama masang, terus saya bilang wah kok mahal ya mbak. Terus dia tanya, dapat harga berapa? Eh begonya aku jawab jujur Rp. 150.000 (padahal di online Rp. 100.000) dia mikir - mikir dan akhirnya mau deh.

Proses penggantiannya g sampai 5 menit, tinggal cungkin pakek obeng min, terus lepas fleksibel abis itu pasang dan ngepasin udah deh. Terus saya coba tes untuk semua huruf sudah normal, berarti fix emang keyboard yang lama udah rusak. Ini cuma keyboard yang saya beli ini kalau dibuat ngetik itu gak seenak yang lama, mungkin karena gak ori ya jadi g seempuk yang lama. Mungkin bisa jadi pengalaman untuk teman - teman yang keyboard laptopnya bermasalah. Lumayan ini sudah jajan Rp. 150.000 cuman sekarang masih nabung untuk beli hard disk eksternal lagi, karena media penyimpanan hal gak penting punya saya sudah mau full semua. Semoga secepatnya bisa kebeli dah,hehe.

Selasa, Januari 01, 2019


 


Enggak kerasa 2018 sudah dilalui, selama satu tahun jatuh bangun perjalanan yang bakal menjadi cerita untuk tahun tahun ke depannya. Saat kerjaan di real life yang begitu menyiksa sampai kerjaam di dunia maya yang begitu lumayan semua menjadi suatu rangkaian perjalanan hidup. Cuman yang saya heran di tahun 2018 akhir ini kerjaan di blog malah lumayan, biasanya cuman bisa dibuat beli pulsa sebulan, eh ini kerjaan datang bisa dibuat beli pulsa 6 bulan. Alhamdulillah semua disyukuri, semoga di tahun 2019 ini ada rejeki lain yang emang ditunggu - tunggu selama 3 tahun kebelakang ini, hehe. Karena alhamdulillah juga di tahun 2018 kemaren ada beberapa hal yang sudah tercapai, tapi tercapainya juga pengorbanannya besar juga. Semoga ada yang emang belum di dapatin di 2018 semoga di tahun 2019 bisa keturutan. 


Karena semua usaha kalau dilakukan dengan ikhlas dan sungguh - sungguh, saya yakin bakal jadi hasil yang baik. Karena gak ada usaha yang menghianati hasil, begitu juga dengan postingan perdana di Tanggal 1 Januari 2019 ini yang bertepatan dengan hari libur. Besok tanggal 2 udah kudu lari kencang lagi untuk mengejar target di 2019 ini. Semoga semangat ini membara sampai di penghujung tahun 2019, SEMANGAT!!!!

Sabtu, November 03, 2018

Moda transportasi awalnya ada tiga macam, yaitu darat dan laut. Nah tapi seiring berkembangnya waktu moda transportasi darat semakin berkembang, ada berbagai pilihan jenis moda transportasi ini, ada dari bus, kereta api ataupun yang lagi marak saat ini adalah ojek dan taksi online. Dahulu sebelum nikah saya sangat akrab dengan salah satu moda transportasi darat yaitu kereta api. Maklum dulu istri saya tinggal di paling barat jawa sedangkan saya ada di pulau jawa bagian timur, kereta api adalah moda transportasi darat yang masuk akal bagi saya. Karena kalau saya berangkat ke jawa barat dengan bus akan memakan ongkos dan waktu yang lumayan. Dulu itu ongkos bus kalau dari Jember (tempat saya kuliah) harus oper ke Surabaya, nah dari Surabaya baru naik bus jurusan ke Jakarta kalau gak salah total biayanya sekitar 300ribuan. Btw ongkos saya nyamper dulu lumayan juga ya, lain halnya kalau naik kereta api, lebih murah dan lebih cepat sampainya. Dari Jember harus oper ke Surabaya dan dari Surabaya baru naik kereta yang jurusan jakarta, total biaya saat itu kurang dari 100 ribu. Bisa hemat 3x lipat dengan jarak perjalanan lebih cepat.

Nah saat ini kereta api juga berkembang dengan pesat, dahulu yang agak g tertib sekarang lebih tertib dan nyaman, dulu kalau mau pesat tiket kudu antri ke peron sekarang bisa lewat aplikasi dan lewat web. Hari ini saya kebetulan lagi pesan tiket kereta api dari Surabaya ke Bekasi, kebetulan sekarang istri pindah kerja ke Jakarta sehingga kehidupan saya seperti balik ke masa pacaran dulu jauh - jauhan. Nah saya nyoba pesan tiket dari aplikasi android Kai Access, cukup gampang sih pesan lewat aplikasi ini daripada lewat web, jujur saya sekarang bingung kalau pesan tiket kereta lewat web karena emang beda dengan pemesanan taun lalu. Setelah mengisi data diri dan memilih kursi saya sampai di bagian pembayaran, untuk di aplikasi Kai Access ini metode pembayarannya cuman ada lewat ATM atau Indomaret dan Alfa, BCA Klikpay sama kartu kredit. Berhubung saldo ada di Bank BRI akhirnya saya milih pembayaran lewat ATM atau Indomaret dan Alfa. Nah setelah dapat kode pembayaran ini saya harusnya pergi ke ATM atau Indomaret dan Alfa untuk pembayaran, berhubung cuaca di Gresik saat ini panasnya enggak nanggung - nanggung kalau siang akhirnya saya iseng - iseng browsing bisa gak sih kalau bayar lewat Internet Banking BRI yang versi mobile. Kenapa kok versi mobile, karena kalau yang versi web bakal kepotong pulsa, kalau yang mobile kan enggak kepotong apa - apa (maklum lagi ngirit wkwkwkw).

Cukup lama searching di google cuman gak ketemu, alhasil saya nyoba langsung masuk ke Internet Banking BRI yang mobile dan alhamdulillah di menu pembayarannya sudah ada pembayaran tiket kereta api. Untuk lebih jelasnya saya sertakan foto dari waktu saya bayar tiketnya.







Cukup mudah bayar tiket kereta api lewat aplikasi Internet Banking BRI versi mobile, dan gak usah panas - panasan jalan ke luar. Btw setelah kita bayar, nanti status tiket kita di aplikasi Kai Access bakal langsung paid seperti ini.


Real time lah bisa dibilang, jadi gak perlu nunggu beberapa menit untuk mengetahui kalau pembayaran telah sukses. Kayaknya mulai sekarang saya bakal jadi fans kereta api nih, bakal sering mondar mandir Bekasi Surabaya buat ketemu separuh jiwaku #eaeaeaea.

Rabu, April 18, 2018


Sekitar lima bulanan akhirnya saya memutuskan hijrah dari nebeng wifi tetangga ke Modem Wifi keluaran XL Axiata ini. Saya memutuskan untuk meminang XL Go dikarenakan kalau saya bandingkan dengan produk - produk yang dikeluarkan oleh provider yang lain, XL masih di atas angin. Terlebih lagi karena posisi saya yang di Surabaya Barat, speed internet dan kestabilan sinyal hanya XL yang berjaya. Provider yang lain kalau saya bandingkan itu kurang maksimal, mungkin karena posisi saya di Surabaya Barat ini kurang strategis, dan udah beberapa kali komplain juga tetap saja. Padahal saya untuk handphone yang saya pakai itu provider warna merah dan kuning, meski begitu ada keunggulan dan kekurangan satu dan lainnya. Saya mempercayakan untuk telepon sesama atau ke lain operator itu masih menarik promo dari si merah, kalau untuk sms all operator itu masih menarik si kuning. Kalau untuk internet, saya masih percayakan dengan XL. 

Bulan Desember 2017 kemarin itu adalah awal pertama dari saya menggunakan XL Go yang dibandling dengan harga Rp. 499.000,-. Dimana saat itu kita langsung mendapatkan 60 Gb kuota internet untuk 60 hari, alias 1 Gb untuk 1 Hari. Untuk modem wifi dari XL Go ini menggandeng merk Huawei model E5573Cs dengan baterai sebesar 1.500 mAh. Untuk daya tahan baterai ini sekitar 5-6 jam kalau sinyal stabil dan pengguna modem ini tidak banyak, kalau yang nebeng modem ini banyak daya tahan baterai dibawah itu. Untuk speed internet yang saya dapatkan itu lumayan stabil kalau download sekitar 1Mbps, tapi harus bijak untuk download. Karena kalau gak bijak, kuota anda bakalan cepet habis karena kalau speed kenceng jadi sering kalap untuk download, *tsah.

Oh iya untuk paketan setelah promo alias 60 Gb selama 2 bulan habis, itu kita langsung diprogramkan untuk paket Broadband Plan M dengan spesifikasi harga Rp. 125.000,- dapat kuota 40 Gb dengan jangka waktu 30 hari. Jadi sebelum paket 60 Gb abis itu harus ngisi pulsa XL Go kita Rp. 100.000,- dan Rp. 25.000,- atau langsung Rp. 150.000,-. Ada 4 pilihan paket dari XL Go, mulai dari harga Rp. 75.000,- sampai Rp. 300.000,-. Cuman akhir bulan Maret saya dapat sms dari XL yang isinya bikin shock, karena per akhir April paket internet yang ada bin enak itu ditiadakan dan diganti dengan paket XL Go IZI. Paket internet XL Go IZI ini beda sama paket Broadband Plan biasanya dimana ada pembagian kuota internet dengan kuota youtube, iflix dan kuota malam. Promonya adalah IZI Pulsa jadi Kuota, harga mulai dari Rp. 50.000,- sampai Rp. 300.000,- dimana kuota bebas internetnya itu di harga tertinggi adalah 35 Gb, dan terbagi kuota yang lain. Itu padahal kalau di Broadband Plan XL dengan harga Rp. 300.000,- itu dapat kuota bebas total 130 Gb. Beda sebeda bedanya, perasaan campur aduk karena saya milih XL karena penawaran kuotanya yang menarik. Belom ge setaun udah mau tiada begini, Broadband Plan sekarang itu tersedia hanya untuk XL Home, XL Home ini adalah modem router keluaran XL yang harus nyolok listrik untuk digunakannya. Beda dengan XL Go yang ada baterai, kalau XL Home tidak portable, cocoknya di rumah bae, entah bagaimana ini nasib saya di akhir April untuk internetan. 

Semoga ada penawaran lain untuk pengguna XL Go yang semenarik Broadband Plan karena kalau gak ada paket internet yang seru dijamin banyak user yang minggat ke operator lain. Sebenarnya mau ganti XL Home tapi dikarenakan harganya yang sejuta dan kerjaan juga lagi sepi, akhirnya saya gak tau kudu gimana. Btw saat ini saya cek sih masih ada paketan Broadband Plan di menu myXL saya cuman gak tau minggu depan paket Broadband Plan M saya apakah bakal diperpanjang atau cuman sampai disini. Kesan saya menggunakan XL Go selama 5 bulan ini adalah puas sekali, cuman sekarang kuciwa nya karena paketnya yang gak seenak kemaren. Semoga aja ada penawaran lain lagi, dan blog ini pun diisi dengan curhatan colongan again.


pict src : Hp Asus Zenfone 3 Max