Tampilkan postingan dengan label kai. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label kai. Tampilkan semua postingan

Sabtu, November 11, 2023

samsat bjb harapan indah

Sebelum perjalanan pulang dari Bekasi ke Surabaya kemaren saya sempat hampir telat tiba di Stasiun Bekasi, itu karena harus memperpanjang pajak tahunan kendaraan. Kalau saya di Surabaya perpanjang pajak tahunan itu tinggal datang ke Samsat Drive Thru yang ada di beberapa titik di Surabaya. Saya lebih sering itu di depan Pasar Modern Citraland Surabaya Barat, tinggal membawa STNK dan KTP asli yang punya nama di kendaraan, antri bentar abis itu bayar dan hasilnya kita udah dapat cetakan pajak tahunan terbaru. Tanpa harus bawa BPKB asli saya sudah bisa bayar dan dapat pajak tahunan kendaraan, namun lain halnya kalau di Bekasi. Ohya kalau di Jawa Timur kita malah bisa bayar lewat Tokopedia, dan tinggal datang ke Samsat terdekat untuk mencetak pajak tahunannya dengan membawa KTP asli dari yang punya kendaraan.


Tapi kalaupun kita enggak nyetak pajak tahunannya, selama kita dapat sms atau email yang menyatakan kita sudah berhasil membayar pajak tahunan kendaraan kita itu sudah valid dan aslinya sudah tidak perlu mencetak pajak tahunannya.


Ternyata beda halnya kalau di Bekasi atau Jawa Barat, sebenarnya bisa kalau bayar lewat Tokopedia. Namun kita wajib mencetak di samsat setelah melakukan pembayaran, dengan masa aktif dari waktu pembayaran selama 30 hari, kalau lewat dari itu kita tidak mencetak maka pembayaran kita tidak valid. Nahloh beda kan sama di Jawa Timur, itulah alasan kenapa saya kemaren hampir telat sampai di stasiun Bekasi. Dan juga misal kendaraan kita BPKB masih di leasing itu kita harus minta surat keterangan dari leasing terkait yang menyatakan bahwa BPKB memang masih disana dan masih belum selesai cicilannya.


Awalnya saya nemenin istri untuk membayar pajak tahunan kendaraan, kebetulan tempat pembayaran terdekat atau Samsat terdekat itu ada di daerah Harapan Indah, meluncurlah kami ke sana. Sebelum ke Samsat kami berangkat dulu ke ACC Harapan Indah untuk dapat surat keterangan kalau BPKB maish disana, dan membayar Rp. 10.000. Di Surabaya untungnya enggak ada kayak ginian. bersyukur banget dah di Surabaya enggak seribet disini. Selanjutnya sekitar setengah 10 kami sampai di lokasi Samsat setelah dari ACC, lumayan antre Samsat yang jadi satu Sama Bank BJB. 


Sewaktu masuk ke dalam ternyata sama satpam diinformasikan kalau untuk pembayaran pajak tahunan dengan BPKB yang masih di leasing itu kami harus ke Samsat Induk, jadi untuk pembayaran di Samsat Harapan Indah ini hanya untuk yang bisa membawa BPKB asli saja, dikasi solusi sama satpamnya kalau enggak mau ke Samsat Induk bisa titip ke petugas di Samsat sana tapi setelah jam 13.00 WIB atau setelah pelayanan mereka dan otomatis ada biaya tambahan karena ada petugas yang bantu untuk ke Samsat Induk dengan kolektif. 


Pikir saya, biaya tambahannya berapa kalau nitip begitu. Mana waktu itu sudah pukul 10.00, kalau dilihat ke Google Maps dari tempat saya itu masih sekitar perjalanan 1 jam kalau lewat tol. Meski Cikarang itu Bekasi tapi karena emang Bekasi itu luas enggak heran perjalanannya jauh segitu.


Dilemanya adalah kereta saya dari Stasiun Bekasi pukul 14.50 WIB, jadi mau enggak mau kalau ke Samsat Induk Cikarang saya harus sudah jalan dari sana ke Stasiun Bekasi itu maksimal 13.30 WIB karena perjalanannya sekitar 1 jam. Saya kalau dari rumah ke Samsat Cikarang 1 jam belum kena macet, belum antri untuk perpanjangan pajak, jadi misal berangkat pukul 10.00 WIB sampai lokasi Samsat Induk pukul 11.00, terus nunggu pembayaran paling sejam lah pukul 12.00. Pikir saya masih ada waktu lah nanti sekalian istirahat dan beli makanan sampai pukul 13.000 sampai di Stasiun Bekasi. Jadi aman pikir saya kalau saya ke Samsat Induk dengan rencana awal saya.


Sayapun melakukan perjalanan ke Samsat Induk Cikarang ini, untungnya perjalanan berangkat ini lancar banget, enggak sampai 1 jam sudah sampai lokasi. Berbekal Google Maps aja, karena ini kali pertama saya ke sana, untuk parkir mobil kita akan diarahkan untuk parkir di seberang Samsat yaitu Masjid Jami Halimatul Amin. Jadi halaman parkir masjid dijadikan tempat parkir mobil untuk warga yang mau ke Samsat Induk, untuk yang parkir motor sih masih bisa parkir di Samsatnya.


antre bayar pajak di samsat induk cikarang


Sayapun bergegas masuk ke dalam dan ngambil formulir, ngisi beberapa data dan masukkan berkas ke loket. Yang saya baru tau saat itu adalah satpam Samsat ngomong kalau pukul 12.00 WIB istirahat, baru buka lagi pukul 13.00, astaga naga kaget dong saya karena ini jadi membuyarkan jadwal yang telah saya susun. Entahlah kok enggak bisa gantian gini ya, kalau di Bank kan meski jam istirahat kalau misal teller dan customer service ada dua orang bakal gantian. Kok disini enggak begitu, kan harusnya ya bisa buka gitu dengan petugas yang gantian istirahatnya. 


Otomatis bakal enggak kelar pukul 12.00 WIB karena saya baru masukkan berkas ke loket itu pukul 11.30 WIB, enggak mungkin dong setengah jam kelar. Dan beneran saja, sampai pukul 12.00 saya belum kelar dan disuru masuk lagi pukul 12.50 WIB. Saya sudah berhasil bayar pajak tahunannya cuman cetakan pajak tahunannya harus nunggu dipanggil lagi. Kamipun diusir keluar ruangan karena di dalam ruangan harus dikosongkan selama istirahat. Sejam ini saya isi dengan berdoa semoga masih sempet sampai Stasiun Bekasi tepat waktu, udah ada pilihan terburuk kalau enggak keburu otomatis saya kudu naik Gojek sendiri ke Stasiun Bekasi.


Selama jam istirahat saya ini makan ketoprak depan Samsat terus Dzuhuran, dan pas pukul 12.50 WIB saya sudah langsung kembali keruangan untuk antri, pikir saya tinggal ambil cetakan pembayaran pajak tahunan masak lama. Eh ternyata lama dong, saya baru dipanggil pukul 13.30 atau waktu yang mepet banget. Yang mau enggak mau kudu buru - buru jalan ke Stasiun Bekasi.

antre ambil pajak tahunan di samsat induk cikarang


Perjalanan ke Stasiun Bekasi ini agak padet perjalanannya karena emang jalan biasa enggak lewat tol. Di Google Maps sih sekitar satu jam estimasi sampai Stasiun Bekasi, mepetlah karena estimasi jam 14.30 WIB baru sampai sana. Sayapun nyetirnya agak ngawur juga, cuman masih bisa tepat waktu 14.30 WIB sampai Stasiun Bekasi, sebenarnya 14.15 WIB sudah sampai di bunderan deket Stasiun Bekasi, tapi karena disitu macet lumayan jadi baru masuk parkiran itu pas setengah tiga.


Sayapun ngibrit naik ke lantai dua untuk check in tiket, di Stasiun Bekasi masih belum ada Face Recoqnition, ini pengalaman saya bulan Oktober 2023. Yang Face Recognition di Stasiun Pasar Turi, cuman berhubung saya kemaren berangkat itu naiknya dari Lounge yang Eksekutif jadi saya meskipun tiket ekonomi bisa masuk pakai Face Recognition. Di Stasiun Bekasi sayangnya masih belum ada, jadi kudu ngeluarin barcode dari aplikasi KAI Access dan KTP untuk boardingnya. 


Eh ternyata dan ternyata kereta saya (Harina) baru datang pukul 14.50 WIB atau 5 menit sebelum berangkat, sungguh mepet sekali. Tapi kalau saya telat bakalan repot lagi, hehe untungnya kali ini masih beruntung meskipun berangkatnya gedebag gedebug.


Inti dari cerita saya adalah beruntungnya kita - kita yang punya kendaraan di Jawa Timur, enggak ribet kalau mau bayar pajak tahunan kendaraan kita. Kebayang enggak kalau ribetnya kayak cerita saya ini, pasti bakalan males bayar pajak tahunan karena ribet, hehe.

Rabu, November 08, 2023

bayar railfood dengan linkaja

Dulu saya pernah beli makanan di kereta api atau yang biasa disebut railfood dengan QRIS, nah kali kedua ini saya berkesempatan nyobain lagi beli railfood dengan metode pembayaran yang berbeda yaitu dengan Linkaja. Kebetulan perjalanan kemaren ada sisa saldo di Linkaja yang sayang juga enggak kepakek. Dan apalagi kemaren ada drama yaitu hampir terlambat sampai di stasiun Bekasi, jadi otomatis enggak bawa cemilan dan makanan selama perjalanan dari Bekasi ke Surabaya.

Sebenarnya metode pembayaran railfood di Kai Access ada 3, yang pertama itu OVO, yang kedua Linkaja, dan QRIS. Untuk yang QRIS bisa cek di artikel saya yang sebelumnya, untuk yang OVO berhubung saldo masih kosong jadi saya belum pernah nyoba. Untuk yang Linkaja ini gampang, yang penting Linkaja kita sudah full service jadi tidak ada limit untuk transaksi.


Yang pertama dipastikan kita punya tiket perjalanan dengan kereta api, mengapa? Karena kalau mau pesen railfood harus ada tiketnya dulu, karena railfood adalah fitur yang disediakan untuk memudahkan pelanggan kereta api memesan makanan tanpa harus menunggu pramugara atau pramugari kereta yang akan keliling selama perjalanan kereta api.


Hal - hal yang dilakukan adalah :

railfood linkaja


1. Buka aplikasi KAI Access, ohya pastikan kereta sudah berjalan atau waktu perjalanan sudah dimulai. Karena kalau belum mulai perjalanan menunya yang tersedia tidak muncul.


2. Pilih menu Railfood di Layanan Tambahan Untuk Perjalanan Kamu.


railfood linkaja


nasi goreng bakso


3. Pilih makanan atau minuman yang disediakan pada menu Railfood, untuk makanan beraneka ragam, dengan minuman seperti teh anget, kopi atau teh botol ada. Kali ini saya mencoba pesen nasi goreng bakso dengan fruit tea dengan nominal total Rp. 45.000.


railfood linkaja

railfood linkaja

4. Seteleh memilih menu kita tinggal pilih Pesan, den memilih metode pembayaran. Kali ini saya pilih Bayar dengan E-Wallet yaitu Linkaja.


railfood linkaja


5. Setelah itu kita akan diminta untuk membuka aplikasi Linkaja, dan tinggal melakukan pembayaran.


railfood linkaja


6. Setelah pembayaran berhasil kita akan menerima email dari KAI yang menyatakan pembelian railfood berhasil, dan kita tinggal tunggu makanan kita diantarkan tepat di nomor kursi kita. Dipastikan tidak berpindah kursi karena yang terbaca di sistem adalah nomor kursi kita.


railfood linkaja


Selang 20 menit makanan saya diantarkan, ohya batas waktu pembelian makanan di railfood adalah maksimal sejam sebelum kedatangan kita di stasiun tujuan. Tapi sih alangkah lebih baik pesennya enggak mepet - mepet, karena ngeri aja kalau kemepetan entar enggak keanter makanan kita.

Kamis, September 14, 2023


Saya ingin menjelaskan fitur terbaru dari aplikasi KAI Access atau KAI Mobile App, dimana kita bisa mendaftarkan wajah kita yang sesuai dengan E-KTP yang kita miliki. Jadi kalau sebelumnya kalau kita mau naik kereta harus menyiapkan KTP, dan juga tiket yang sudah kita cetak. Sekarang ada fitur yaitu kita tidak perlu mengeluarkan KTP, Tiket ataupun HP, kita hanya cukup men-scan wajah kita di mesin pemindai yang ada di beberapa stasiun besar yang saat ini masih dalam tahap pertama. Stasiun Surabaya Gubeng, Surabaya Pasar Turi, Stasiun Bandung, Stasiun Yogyakarta, Stasiun Malang dan Stasiun Solo Balapan.

Jadi kita cukup memindai wajah kita dan palang pintu otomatisnya bakal terbuka otomatis. Sangat membantu banget untuk yang tidak mau repot buka tas, nyari dompet, buka hp. Bisa langsung scan dan masuk ke ruang tunggu untuk keberangkatan kereta kita.


Enaknya kalau pakai face recognition ini enggak bakal lagi ada yang nyelundup pesen tiket pakai ktp orang lain, soalnya saya pernah denger kemaren waktu jaman corona dan vaksin. Ada yang sampai pinjem KTP sodara untuk pesen tiket dan bepergian dengan kereta. Kan kalau pakai pemindai wajah ini enggak bakal ketuker sih, orang yang pesan tiket dengan yang masuk ke kereta.


Awalnya cara registrasinya ini adalah menghampiri ke petugas yang stand by di dekat pintu masuk face recoqnition, ada petugas yang stand by dengan membawa mesin seperti EDC, jadi ntar kita tinggal tap KTP dan registrasi sidik jari dengan yang terekam di data E-KTP. Entahlah harusnya kan wajah ya yang disimpan, ini kenapa verifikasinya pakai sidik jari. Pokoknya setelah berhasil, kita tinggal lihat ke alam pemindai wajah dan palang pintu otomatisnya bakal kebuka.


Namun saat tulisan ini ditulis sudah bisa registrasi face recoqnition dengan aplikasi KAI Mobile atau Kai Mobile App, tapi khusus yang android, untuk yang iOS harus bersabar karena masih dalam proses pengembangan. Untuk yang di iPhone waktu kita mau registrasi pasti force close terus. Jadi diakalin registrasi lewat hp android aja.


Untuk pengguna smartphone android sudah bisa registrasi, yang pertama dilakukan adalah :





1. Masuk ke aplikasi Kai Mobile App dan masuk ke akun kita.

2. Pilih akun, dan pilih Registrasi Face Recognition.

3. Klik foto selfie, dan tempatkan wajah kita sesuai posisi yang telah ditentukan.

4. Setelah itu pilih Daftar Sekarang dan registrasi berhasil.


Cukup mudah cuman saat ini saya belum bepergian dengan kereta, mungkin awal bulan Oktober baru bisa nyobain fitur face recognition ini. Emang biasanya agak ribet waktu mau boarding karena harus nyiapin KTP dan Boarding Pass, tapi semoga sudah bisa lebih cepat dengan pemindai wajah ini. Jadi bisa mengurangi antrian, dan semoga praktek di lapangannya lancar - lancar aja tanpa kendala jaringan atau wajah yang tidak terdeteksi.


Ohya kereta api adalah salah satu alternatif moda transportasi yang paling enak sekarang ini, dimana harga tiketnya relatif murah dibandingkan kereta atau bus. Dan dengan yang phobia ketinggian kalau naik pesawat, bakal santuy kalau naik kereta. Saya sih masih was - was naek pesawat gegara serem aja enggak napak tanah hehe.


Rabu, Maret 15, 2023

Jika bepergian menggunakan kereta api, biasanya bawa bekel makanan ataupun snack untuk mengganjal perut selama perjalanan. Hanya saja kemaren saya pergi ke Bekasi naik kereta tanpa persiapan sama sekali, persiapan yang saya bawa cuman air mineral satu botol tanggung doang. Lupa beli makan malam, beli oleh - oleh pun di stasiun. Mana toko oleh - olehnya pada mati lampu semua, jadi awalnya saya nyari oleh - oleh di stasiun. Toko oleh - oleh ini adanya di lokasi pemberangkatan kereta ekonomi, ini saya di stasiun pasar turi. Nah waktu sampai lokasi, lah kok sebarisan toko oleh - olehnya gelap semua. 


Pikiran pertama saya, walah apes ini waktu mepet sama keberangkatan, belum beli oleh - oleh. Nah cuman yang saya penasaran, kalau tutup kan pintunya pasti keadaan tertutup. Kok ini toko oleh - olehnya kebuka pintunya, saya mendekati toko oleh - oleh ini, dan bener saja. Ternyata di dalam udah penuh orang yang mau bayar oleh - oleh yang dibeli, tapi lampu dan komputernya mati. Jadi pada belanjanya gelap - gelapan, harga dan jenis barangnya juga samar - samar keliatan. Jadi yang mati ternyata deretan Roti'o dan Lapis Kukus Tugu Pahlawan ini, ohya ternyata sekarang di stasiun pasar turi ada Siliwangi Bolu Kukus, lokasinya di sebelah ATM Center. Dan kemaren buka, cuman karena saya mau ke Bekasi yang notabene nya Jawa Barat, masak saya beliin oleh - oleh Jawa Barat, kan enggak lucu. Akhirnya saya tetap beli di Lapis Kukus Tugu Pahlawan, cuman saya enggak beli lapis kukusnya. Tapi belinya Almond Tart, berhubung mati lampu, asal lah saya nyomot yang ada di depan mata. Pokok kelihatan Almond Tart langsung bungkus.

Setelah ngambil beberapa kotak Almond Tart ini saya pun antri di kasir, dimana kasirnya udah mewanti - wanti kalau pembayarannya nerima tunai saja karena lampu mati jadi tidak bisa pembayaran non tunai. Untung aja bawa duit tunai jadi pembayaran aman. Untuk Almond Tart yang dijual ini satu kotak terdiri dari 6 biji, satu kotak ini lebar tapi rada tipis. Kalau harganya sekitaran 30 ribuan satu kotak, yang saya enggak tau itu ternyata ada beberapa varian rasa. Setau saya itu variannya ada yang original, strawberry, keju, coklat. Yang saya enggak tau itu ternyata ada varian rasa abon, untuk varian rasa yang satu ini emang di luar ekspektasi saya karena saya rasa original, keju, coklat itu rasa yang normal lah. Saya enggak kepikiran bakal ada rasa abon ini, nah masalahnya ternyata saya beli itu ada dua kotak yang rasa abon. Nah loh jadi sewaktu saya ngambil kotaknya sebelum di kasir, saya secara tidak sengaja ngambil dua kotak varian abon, yang baru saya sadari setelah keluar toko. Yah semoga saja rasanya tidak sesuai pemikiran saya.

Sayapun bergegas untuk antri check in untuk masuk ke kereta, dari keberangkatan itu kurang dari setengah jam. Nah hal kedua yang tidak sesuai ekspektasi saya adalah saya salah masuk gerbong, harusnya saya masuk ke gerbong eksekutif 1 eh kok malah nyasar ke gerbong bisnis 1. Mana arahnya berlawanan dari arah saya datang lagi, beginilah kalau tidak bertanya beneran sesat di jalan. Jadi saya jalan ke arah berlawanan, lumayan ngos - ngosan juga. Sesampainya di gerbong saya, penumpang yang sudah naik masih sedikit, masih ada beberapa yang naik. 

Duduk ngos - ngosan, minumlah saya air mineral yang saya bawa. Setelah minum lah kok lapar, ternyata beneran setelah jalan kaki ini perut mulai lapar. Mau enggak mau ya kudu pesen makan di kereta, untuk yang kali ini saya niati enggak pesen lewat KAI Access Railfood nya tapi langsung beli aja sama mbak atau mas yang lewat, soalnya gerbong kereta saya itu pas di sebelahnya gerbong resto nya jadi masak udah deket begini masih pesen pakai aplikasi.

Sejam perjalanan baru ada mas - mas yang lewat bawa dorongan isinya makanan, minuman dan snack, menu wajib yang harus dibeli kalau naik kereta pastinya selain nasi rendang adalah nasi goreng. Entah kenapa nasi goreng di kereta api itu khas dan enak, mulai dulu saya naik kereta harga nasi goreng mulai dari Rp. 25.000 sampai sekarang yang harganya trakhir saya naik kereta itu Rp. 40.000 masih enak. Pesan nasi goreng saya ke masnya dan ngeluarin duit Rp. 50.000 karena kebetulan duit yang tersedia itu doang, hehe. Masnya karena baru jalan dan enggak bawa kembalian juga nawarin, bisa bayar pakai QRIS pak. Oh yasudah alhamdulillah kalau bisa pakai QRIS jadi enggak ribet sama kembalian. 

Masnya ngeluarin hpnya dia, input nominal dan muncul barcode QRIS yang akan saya scan lewat hp saya. Saya baru tau kalau QRIS yang dipakai ini yang dinamis jadi harus input nominal yang akan ditagihkan baru nanti generate barcode QRIS untuk pembayaran sejumlah yang diinputkan. Ohya untuk QRIS ini ada yang statis dan dinamis, kalau yang statis itu barcode QRIS nya tetap alias tidak berubah, jadi kita tinggal scan dan ngetikkan nominal. Jadi yang ngisi nominal ada yang bayar, sedangkan kalau yang dinamis itu harus diinput dulu nominalnya baru muncul barcode QRIS nya, jadi yang input nominalnya adalah kasir atau yang punya QRIS. Trus yang bayar tinggal scan dan masukkan pin doang.

Sekarang bayar makanan di kereta api ada beberapa pilihan bisa pesen lewat aplikasi Railfood di KAI Access bayarnya pakai Linkaja ataupun pesen sama yang lewat bayarnya bisa pakai QRIS. Semoga bermanfaat untuk yang mau nyobain nasi goreng kereta api.

Kamis, Maret 09, 2023

Sekarang bayar tiket kereta api bisa lewat QRIS, QRIS ini bukan kita scan QRIS pakai hp kita tapi cukup dengan insert gambar QRIS kita bisa melakukan pembayaran. Awalnya QRIS kan harus dicetak dan kita membayarnya harus mengarahkan kamera hp kita ke gambar QRIS sekarang cukup dengan foto atau soft file dari QRIS kita bisa melakukan pembayaran dengan mudah. Untuk kali ini yang saya contohkan adalah pembayaran tiket kereta api QRIS lewat BRIMO.






Yang pertama dilakukan adalah kita melakukan pembelian tiket kereta api di aplikasi KAI Access, setelah selesai ngisi data dan memilih kursi kita lanjutkan pembayaran dan memilih metode pembayaran QRIS. Nanti tinggal simpan gambar QRIS, selanjutnya kita masuk ke aplikasi BRIMO kita. Masukkan username dan password, trus pilih menu QRIS di tengah bawah layar kita. Trus pilih gambar Gallery+ diatas menu QRIS tampil, pilih gambar QRIS yang tadi kita simpan.

Setelah itu muncul total pembayaran yang harus dibayarkan, pilih Ok dan masukkan PIN BRIMO. Setelah itu pembayaran berhasil dan tiket yang kita sudah beli dari KAI Access sekarang sudah muncul di menu Tiket di aplikasi kita. Cukup mudah sekarang karena ada fitur ini karena kita tidak perlu masukkan nomor rekening ataupun nomor BRIVA dari KAI Access, sekarang cuman simpan gambar QRIS dan langsung bayar saja.

Selasa, November 01, 2022

 
 
Sudah hampir setahun saya tidak naik kereta api, biasanya saya naik kereta itu untuk ke Bekasi naik dari Stasiun Pasar Turi. Karena emang istri lagi kerja di Jakarta jadi mau enggak mau kudu gantian untuk ketemuannya. Dua minggu lalu saya bisa cuti dua hari, lumayan untuk pulang ke Bekasi, pesan tiketlah saya untuk pulang pergi. Berangkat di hari rabu malam dan pulang di minggu pagi, berangkatnya saya naik kereta Kertajaya ekonomi dan pulangnya ke Surabaya baru naik Argo Bromo Anggrek Pagi. Ada perubahan sekarang kalau naik kereta api dibandingkan saat saya terakhir ke Bekasi, kemaren itu harus Swap Antigen atau PCR tapi alhamdulillah sekarang yang penting sudah vaksin booster udah bisa aman tanpa swap atau PCR lagi. Perjalanan menuju endemi dan semoga beneran endemi lah. Jadi sekarang lebih gampang dan enggak perlu pulang pergi untuk tes dulu. Jadi sudah tinggal cetak boarding pass manual ataupun lewat aplikasi KAI Access. Setelah itu antri untuk di scan waktu boarding dan tinggal nunggu untuk naik kereta.

Karena sudah lama enggak naik kereta, iseng saya lihat menu di aplikasi KAI Access eh disitu ada menu Railfood, penasaran dengan Railfood ini sayapun searching di Google. Ternyata sekarang kita bisa pesen makan lewat aplikasi KAI Accesss. 

Saya nyoba beli makan lewat menu Railfood ini saat pulan ke Surabaya, perjalanan dari pagi sampai sore pasti tengah hari laper makanya saya pesen nyobain. Denger - denger selain nasi goreng itu ada nasi rendang yang enak. Untuk pesan makanan dari Railfood ini diusahakan setelah kereta berangkat ya, dikarenakan menu - menu yang dijual itu baru muncul setelah keberangkatan.

Cara Pesan Makanan di KAI Access lewat Railfood sebagai berikut :

1. Buka KAI Access pilih menu Railfood.

2. Pilih tiket perjalana kereta api yang kita naiki sekarang.

3. Setelah itu muncul menu makanan yang tersedia di Kereta kita.

4. Tinggal pilih makanannya, klik pesan.

5. Centang saya telah membaca dan setuju terhadap syarat dan ketentuan Trainmart.

6. Untuk metode bayar ada pilihan bayar pakai Linkaja ataupun lewat QRIS.










Setelah membayar kita bakal dapat email tentang rincian pesanan kita dan tinggal tunggu makanan kita diantarkan. Saran saya kalau kita pesen itu kudu sabar, kalau kebetulan yang nganterinnya itu lagi enggak keliling bakal agak lama dianterinnya, kalau lagi keliling jadi bisa lebih cepet dianterinnya. Saya kemaren itu pesen di dua jam sebelum sampai di Surabaya jadi saya kudu nunggu 45 menit baru makanan diantarkan ke kursi saya. Enaknya lagi makanan dianterkan sesuai kursi yang kita duduki.

Entah kenapa makanan di Kereta itu enak - enak, saya juga heran dari nasi goreng sampai nasi rendang ini enak. Meski harganya lumayan juga tapi setara lah dengan rasanya. Nasi rendang yang saya pesen ini kudu diangetin dulu macam nasi kotak yang di freezer yang di jual di Indomaret itu dah. Jadi kudu diangetin dulu 5 menit baru bisa dimakan.

Selasa, Juni 08, 2021

Nyesek waktu bayar ini.

Di masa pandemi ini ada satu kewajiban yang kita lakukan sebelum menggunakan jasa transportasi masal yaitu adalah kita harus mengantongi hasil rapid test antigen ataupun hasil genose. Dulu di awal pandemi itu kita diwajibkan rapid test antibodi, kalau antibodi ini yang di periksa adalah darah yang diambil sebagai sampelnya. Sedangkan sekarang ini kalau antigen sampelnya diambil dari semacam stick yang berupa cotton bud yang dimasukkan ke dalam hidung untuk mengambil sampel cairan di pangkal hidung. Metodenya mirip dengan PCR (Polymerase Chain Reaction) namun bisa dibilang sebagai alternatif lah, soalnya hasil nya relatif lebih cepat yaitu bisa ditunggu selama 30 menitan. Kalau PCR kan membutuhkan waktu sekitar minim 1 hari.

Saya dari awal mulai perubahan dari rapid test antibodi ke antigen itu udah was - was aja, karena kalau diambil sampel darah dari jari masih aman lah ya enggak serem. Tapi kalau untuk antigen itu kok lebih seram ngambil sampelnya, yaitu hidung kok dicolok cotton bud panjang, apa rasanya dah itu. Di video yang beredar tentang rapid test antibodi itu ada yang setelah di colok cotton bud itu ada yang langsung bersin - bersin dan ada yang juga langsung nangis. Ngeri lah saya, dan mewanti - wanti diri saya sendiri yaitu kalau ada alternatif lain asal jangan antigen atau PCR lah. Kalau PCR sih enggak mungkin karena mahal biayanya, kalau antigen ini untuk tes di Stasiun sebagai syarat perjalanan itu dipatok sekitar Rp. 105.000. Untungnya juga enggak lama dari diadakannya rapid test antigen ini ada alternatif lain yang lebih nyaman yaitu test genose. Happy lah saya karena genose ini enteng lah, cuman niup plastik trus plastiknya dimasukkan ke alat genose dan keluar cetakan hasil dari udara di plastik itu. 

Mungkin karena dari awal sudah ogah dengan rapid test antigen ini saya kena apesnya juga, yaitu kejadian kemaren waktu pulang ke rumah. Rumah saya aslinya di Bondowoso, dan untuk saat ini sarana transportasi yang enak yaitu naik kereta turun di Jember dari Surabaya Gubeng, setelah itu oper naik angkot dan lanjut naik bus dan sampai di Bondowoso. Untuk perjalanan awalnya aman karena sebelum perjalanan kita harus minim 1 x 24 jam sebelum keberangkatan itu harus genose. Enteng lah kalau berangkat pagi jam setengah enam bisa genose sore hari di hari sebelumnya. Yang jadi kendala adalah di saat pulang ke Surabayanya.

Saya emang bener - bener tidak memikirkan untuk genose nya di Stasiun Jember itu jadwal operasinya jam berapa, saya awalnya mengira jadwal operasi test genose ini sama kayak di Surabaya Gubeng dan Surabaya Pasar Turi yaitu mulai jam 07.00 WIB sampai 19.00 WIB. Sudahlah saya santai waktu pulang ke Surabayanya, kereta saya berangkat dari Jember itu jam setengah 6 sore. Sayapun menyiapkan pulang dari rumah Bondowoso itu jam 14.00 WIB, perhitungan saya nanti jam 15.00 WIB sampailah saya di Stasiun Jember. Dalam perjalanan di bus saya isenglah nyari informasi tentang jadwal genose di Stasiun Jember, nah kok di Twitter tulisannya dari jam 06.00 WIB sampai 15.00 WIB, keringet dinginlah saya.

Saya jam 15.00 WIB masih di perjalanan ke stasiun, karena ini juga naek transportasi umum enggak mungkinlah saya minta prioritas. Panik dong saya,tapi saya berusaha menenangkan hati saya yang kalut. Saya tenangin diri saya dan berpikir mungkin ada pertambahan waktu kalau ada yang mau genose mungkin masih bisa diterima di Stasiun. Harga satu kali test genose di stasiun adalah Rp. 30.000 dan asal tau saja harga tiket kereta api saya dari Jember ke Surabaya Gubeng adalah RP. 29.000 alias mahalan genose nya malah. Tapi berhubung masa pandemi dan jadwal bus ke rumah saya enggak beraturan makanya lebih enak naek kereta yang jadwalnya pasti.

Dan benar saja saya baru lelarian sampai Stasiun Jember itu pukul 15.30 WIB dan dengan berat hati ternyata tempat genose nya juga udah bersih dari orang dan alat - alat genosenya. Bersih banget dan sepi banget, lelarian lah saya nanyain ke Security yang stand by di Stasiun. Dan benar saja memang sudah tutup untuk genose nya, dan disarankan kalau mau genose itu bisa di klinik cuman agak jauh dari stasiun. Disarankan sih Rapid Test Antigen di klinik di dekat Stasiun, keringet dinginpun enggak berhenti di sekujur badan saya, yaudahlah kepaksa ini mah. Pikir saya kalau saya ganti transportasi ke Bus lewat Jember biaya yang dibutuhkan sampai ke tempat parkir motor saya juga bakal sama dengan biaya Rapid Test Antigen di klinik ini. Cuman saya belum tau berapa harga pastinya, lari dong saya ke Jember Klinik yang dimaksud. Panik dan mulai g fokus, soalnya ngelihat jam juga waktu juga terus berjalan, larilah saya ke klinik dan langsung tanya ke bagian admin nya biayanya berapa. Dan benar saja, harganya sekali tes itu Rp. 150.000, lima kali harga tiket saya. 

Dalam hati pun saya menyesal, tau gitu pagi tadi saya motoran ke Jember untuk genose abis itu sore - sore berangkat ke Jember sante karena sudah genose. Tapi karena udah kejadian kayak gini, akhirnya saya memutuskan tetap melakukan rapid test antigen. Hyuh pengalaman pertama untuk mengikuti tes yang saya takuti ini. Cuman mungkin karena kepepet saya enggak banyak mikir, sayapun daftar untuk rapid test antigen. Saya urutan kedua waktu itu untuk tesnya, ternyata juga ada satu orang lagi yang sama kayak saya yaitu juga sama - sama kelewatan genose yang akhirnya kepaksa pakai antigen.

Sayapun antri untuk pengambilan sampel di bagian lab nya, jadi saya disuruh duduk dan disuruh menengadah ke atas kepala saya. Setelah itu buka mulut dan disarankan untuk nafas lewat mulut. Setelah itu cotton bud nya dimasukin lewat lubang idung sebelah kiri, saat cotton bud nya masuk saya disuru bernapas lewat mulut. Setelah itu cotton bud nya ditarik dan disuruh nunggu di depan.

Hal pertama yang saya rasakan adalah lobang idung saya berasa gede banget karena abis dimasukin cotton bud, tapi untung aja waktu dimasukin cotton bud nya itu enggak diputer - puter seperti di video yang pernah saya tonton. Dan saya juga enggak kepengen muntah sih, cuman ya enggak enak aja. Lebih enak genose dah.

Hasil dari rapid test antigen ini jadi setelah kurang lebih 20 menit dari pengambilan sampel. Alhamdulillah hasilnya negatif, setelah nerima hasil sayapun kembali ke Stasiun dengan agak lega. Udah abis itu tinggal boarding dan nunggu kereta untuk balik Surabaya.

Dari cerita saya ini alangkah lebih baik kita harus prepare untuk berangkat dan pulang kalau menggunakan transportasi umum seperti saya, dan jadwal genose udah harus tau jadwalnya karena tiap stasiun jadwalnya beda meski harga tes nya itu sama. Dan satu harapan saya semoga pandemi segera berakhir, amin.

Senin, Maret 29, 2021


Ketika ingin menggunakan transportasi kereta api, kita harus melakukan tes. Tes yang membuktikan kita tidak sedang atau membawa virus Covid 19. Baik itu berupa surat hasil rapid Antigen, PCR ataupun Genose. Saya ingin menceritakan pengalaman saya tes Genose di Stasiun Surabaya Pasar Turi. Saat ini saya tiap bulan pasti pergi ke Bekasi untuk nemuin istri, maklum LDM. Kemaren saya terakhir pergi ke Bekasi itu persyaratannya masih hanya surat rapid test antibodi biasa, rapid test antibodi ini diambil sampel darah di jari atau di pembuluh darah. Masih berani lah kalau di tusuk jarum di jari, nah beda lagi kalau rapid test antigen yang harus dicolok hidung nya pakai cotton bud (sebutan alatnya apa saya kurang tau). Dicoloknya juga dalem, dan membuat saya enggak berani rapid test antigen. Apalagi kalau PCR yang harus dicolok hidung sama dalam mulut pakai cotton bud itu, selama beberapa bulan itu gantian istri yang ke Surabaya dan merasakan rapid test antigen (hehe). 

Enggak berlangsung beberapa bulan di keluarkan aturan yang memperbolehkan tes Genose untuk perjalanan kereta api. Test Genose ini merupakan alat yang dibuat oleh anak bangsa dengan harga relatif terjangkau untuk mengetahui apakah kita ini positif covid 19 atau tidak. Kalau harga rapid test antigen harganya Rp. 105.000 kalau Genose cukup Rp. 20.000 untuk pre launching nya dan tarif sekarang adalah Rp. 30.000, cukup beda jauh tarif tesnya dan untuk Genose waktunya lebih singkat untuk mengetahui hasilnya.

Kalau dibandingkan dengan rapid test antigen yang kita setelah diambil sampel dari hidung kita untuk menunggu sekitar 30 sampai 45 menit untuk hasilnya. Sedangkan Genose setelah pengambilan sampelnya itu sekitar 5 sampai 10 menit setelah diambil sampel. Saat ini sih sudah ada sekitar 44 stasiun kereta yang sudah melayani test Genose. Untuk yang di Jawa Timur wilayah daerah operasi 9 ada di Stasiun Surabaya Pasar Turi, Stasiun Gubeng, Stasiun Lamongan, Stasiun Sidoarjo, Stasiun Malang, dan Stasiun Mojokerto. 

Cukup murah sih kalau mau bepergian ke luar kota dibandingkan dulu jaman harus rapid test. Sekarang harga tiket dengan biaya Genose nya masih murah lah, semoga aja test Genose ini sudah bisa dipakai untuk transportasi lainnya seperti Pesawat. Kalau pesawat sekarang masih harus menggunakan rapid test antigen dengan biaya sekitar Rp. 170.000 untuk tes di Bandara.

Dan juga sekarang kalau kita beli tiket kereta di aplikasi KAI Access di Android atau iOS sudah bisa sekalian pesan tes Genose nya, cuman untuk iOS di tempat saya masih belum update sih. Jadi kita tinggal scan barcode di Stasiun tempat kita mau Genose, abis itu ikutin prosedurnya tanpa bayar lagi.

Hal pertama yang saya lakukan untuk tes Genose di Stasiun Surabaya Pasar Turi adalah harus mencetak tiketnya dulu, ohya kalau mau tes Genose harus punya kode booking tiket kereta yang sudah dibeli. Setelah kita mencetak baru kita minta nomor antrian untuk tes Genose nya. Kebetulan saya kemaren itu sekitar jam 10 pagi, jadi masih sepi. Ambil antrian di security nya terus kita jalan ke tempat genose, nanti ngisi kertas stiker yang isinya nama dan kode booking. Terus kita diarahkan untuk melakukan pembayaran, kemaren saya sih masih Rp. 20.000, setelah melakukan pembayaran kita bakal dikasi kantung udara untuk kita tiup. Di kantung udara ini sudah ditempelin kertas stiker yang kita isi tadi, setelah itu kita diarahkan ke bilik untuk niup kantung udara. Mirip niup balon, cuman kalau pertama kali mencoba niup kantung udara ini pasti bingung. Karena kita harus geser kuncian kantung udara ini pakai jempol ke arah berlawanan untuk membuka kunciannya, setelah itu sih kalau prosedurnya kita harus tarik napas beberapa kali dan yang ketiga itu harus narik napas yang dalam dan niupin di kantung udara sampai kantung udaranya mengembung penuh. Cuman karena kemaren mbak - mbak yang jaga agak kurang kooperatif (mungkin capek kali ya dari jaga dari pagi) jadinya saya asal niup aja. Setelah niup kantung udara sampai penuh kita kunci lagi dengan jempol kita ke arah asal. Setelah itu kita letakkan kantung udara ke tempat yang sudah disediakan di bilik tersebut. Mbak - mbak yang jaga itu yang menempatkan kantung udara yang sudah kita tiup ke alat Genose nya, setelah itu kalau sudah dicek di alat Genose nya hasilnya dicetak langsung. Kalau enggak banyak yang antri sih pasti cepet banget, enggak sampai 5 menit sudah dipanggil dan dikasi cetakan hasil tesnya.

Hasil Genose waktu berangkat

 

Sebelum kita melakukan tes Genose ada yang harus kita persiapkan, yaitu kita jangan makan atau ngerokok, kalau minum air putih sih gakpapa. Kebetulan kemaren saya lagi puasa jadi aman, hehe. Kalau di Surabaya Pasar Turi seperti itu cara dan prosedurnya, beda lagi kalau di Stasiun Pasar Senen. Saya pulangnya dari Bekasi ke Surabaya itu tes Genose di Stasiun Pasar Senen, kalau di Pasar Senen itu kita bisa tanpa cetak tiket terlebih dahulu, cukup menunjukkan kode booking kita bisa antri untuk melakukan pembayaran tes Genose, setelah bayar dan dikasi kantung udara kita juga dikasi barcode. Nah saya kemaren itu sempat cetak tiket dulu, dan untungnya saya cetak tiket karena kalau enggak cetak tiket ntar bingung untuk naro barcode nya. Barcode nya ini berupa stiker kecil, yang kalau kita udah cetak tiket setelah bayar Genose stiker Barcodenya bisa kita tempelin di tiket. Setelah dapat kantung udara dan barcode kita ke bilik untuk niup kantung udara sampai penuh dan terakhirnya itu sedikit berbeda. Karena kita dapat barcode ini kita bisa scan barcode nya pakai aplikasi QR di Android ataupun langsung pakai Camera di iPhone yang otomatis membuka link dari barcode itu yang berisi hasil tes Genose.

Hasil Genose waktu pulang ke Surabaya
 

Setelah niup kantung udara jadi kita diarahkan bisa untuk menunggu tanpa wajib untuk mencetak hasil tes Genose nya. Cuman emang masih disediakan kalau mau dicetak hasil Genose nya di sebelah musholla di Stasiun Pasar Senen ini, misal enggak dicetak juga tinggal scan barcode doang dan ditunjukin waktu boarding valid juga. Selama pandemi ini sih Genose yang paling murah dan cepat untuk hasil tes Covid 19 nya. Sekarang sudah makin banyak stasiun yang menyediakan tes Genose yang saya rasa bakal menambah minat masyarakat untuk bepergian lagi, cuman masalahnya besok dilarang mudik lagi. Bakalan makan mie instan ini kalau enggak bole mudik lagi :(