Tampilkan postingan dengan label kai. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label kai. Tampilkan semua postingan

Selasa, November 01, 2022

 
 
Sudah hampir setahun saya tidak naik kereta api, biasanya saya naik kereta itu untuk ke Bekasi naik dari Stasiun Pasar Turi. Karena emang istri lagi kerja di Jakarta jadi mau enggak mau kudu gantian untuk ketemuannya. Dua minggu lalu saya bisa cuti dua hari, lumayan untuk pulang ke Bekasi, pesan tiketlah saya untuk pulang pergi. Berangkat di hari rabu malam dan pulang di minggu pagi, berangkatnya saya naik kereta Kertajaya ekonomi dan pulangnya ke Surabaya baru naik Argo Bromo Anggrek Pagi. Ada perubahan sekarang kalau naik kereta api dibandingkan saat saya terakhir ke Bekasi, kemaren itu harus Swap Antigen atau PCR tapi alhamdulillah sekarang yang penting sudah vaksin booster udah bisa aman tanpa swap atau PCR lagi. Perjalanan menuju endemi dan semoga beneran endemi lah. Jadi sekarang lebih gampang dan enggak perlu pulang pergi untuk tes dulu. Jadi sudah tinggal cetak boarding pass manual ataupun lewat aplikasi KAI Access. Setelah itu antri untuk di scan waktu boarding dan tinggal nunggu untuk naik kereta.

Karena sudah lama enggak naik kereta, iseng saya lihat menu di aplikasi KAI Access eh disitu ada menu Railfood, penasaran dengan Railfood ini sayapun searching di Google. Ternyata sekarang kita bisa pesen makan lewat aplikasi KAI Accesss. 

Saya nyoba beli makan lewat menu Railfood ini saat pulan ke Surabaya, perjalanan dari pagi sampai sore pasti tengah hari laper makanya saya pesen nyobain. Denger - denger selain nasi goreng itu ada nasi rendang yang enak. Untuk pesan makanan dari Railfood ini diusahakan setelah kereta berangkat ya, dikarenakan menu - menu yang dijual itu baru muncul setelah keberangkatan.

Cara Pesan Makanan di KAI Access lewat Railfood sebagai berikut :

1. Buka KAI Access pilih menu Railfood.

2. Pilih tiket perjalana kereta api yang kita naiki sekarang.

3. Setelah itu muncul menu makanan yang tersedia di Kereta kita.

4. Tinggal pilih makanannya, klik pesan.

5. Centang saya telah membaca dan setuju terhadap syarat dan ketentuan Trainmart.

6. Untuk metode bayar ada pilihan bayar pakai Linkaja ataupun lewat QRIS.










Setelah membayar kita bakal dapat email tentang rincian pesanan kita dan tinggal tunggu makanan kita diantarkan. Saran saya kalau kita pesen itu kudu sabar, kalau kebetulan yang nganterinnya itu lagi enggak keliling bakal agak lama dianterinnya, kalau lagi keliling jadi bisa lebih cepet dianterinnya. Saya kemaren itu pesen di dua jam sebelum sampai di Surabaya jadi saya kudu nunggu 45 menit baru makanan diantarkan ke kursi saya. Enaknya lagi makanan dianterkan sesuai kursi yang kita duduki.

Entah kenapa makanan di Kereta itu enak - enak, saya juga heran dari nasi goreng sampai nasi rendang ini enak. Meski harganya lumayan juga tapi setara lah dengan rasanya. Nasi rendang yang saya pesen ini kudu diangetin dulu macam nasi kotak yang di freezer yang di jual di Indomaret itu dah. Jadi kudu diangetin dulu 5 menit baru bisa dimakan.

Selasa, Juni 08, 2021

Nyesek waktu bayar ini.

Di masa pandemi ini ada satu kewajiban yang kita lakukan sebelum menggunakan jasa transportasi masal yaitu adalah kita harus mengantongi hasil rapid test antigen ataupun hasil genose. Dulu di awal pandemi itu kita diwajibkan rapid test antibodi, kalau antibodi ini yang di periksa adalah darah yang diambil sebagai sampelnya. Sedangkan sekarang ini kalau antigen sampelnya diambil dari semacam stick yang berupa cotton bud yang dimasukkan ke dalam hidung untuk mengambil sampel cairan di pangkal hidung. Metodenya mirip dengan PCR (Polymerase Chain Reaction) namun bisa dibilang sebagai alternatif lah, soalnya hasil nya relatif lebih cepat yaitu bisa ditunggu selama 30 menitan. Kalau PCR kan membutuhkan waktu sekitar minim 1 hari.

Saya dari awal mulai perubahan dari rapid test antibodi ke antigen itu udah was - was aja, karena kalau diambil sampel darah dari jari masih aman lah ya enggak serem. Tapi kalau untuk antigen itu kok lebih seram ngambil sampelnya, yaitu hidung kok dicolok cotton bud panjang, apa rasanya dah itu. Di video yang beredar tentang rapid test antibodi itu ada yang setelah di colok cotton bud itu ada yang langsung bersin - bersin dan ada yang juga langsung nangis. Ngeri lah saya, dan mewanti - wanti diri saya sendiri yaitu kalau ada alternatif lain asal jangan antigen atau PCR lah. Kalau PCR sih enggak mungkin karena mahal biayanya, kalau antigen ini untuk tes di Stasiun sebagai syarat perjalanan itu dipatok sekitar Rp. 105.000. Untungnya juga enggak lama dari diadakannya rapid test antigen ini ada alternatif lain yang lebih nyaman yaitu test genose. Happy lah saya karena genose ini enteng lah, cuman niup plastik trus plastiknya dimasukkan ke alat genose dan keluar cetakan hasil dari udara di plastik itu. 

Mungkin karena dari awal sudah ogah dengan rapid test antigen ini saya kena apesnya juga, yaitu kejadian kemaren waktu pulang ke rumah. Rumah saya aslinya di Bondowoso, dan untuk saat ini sarana transportasi yang enak yaitu naik kereta turun di Jember dari Surabaya Gubeng, setelah itu oper naik angkot dan lanjut naik bus dan sampai di Bondowoso. Untuk perjalanan awalnya aman karena sebelum perjalanan kita harus minim 1 x 24 jam sebelum keberangkatan itu harus genose. Enteng lah kalau berangkat pagi jam setengah enam bisa genose sore hari di hari sebelumnya. Yang jadi kendala adalah di saat pulang ke Surabayanya.

Saya emang bener - bener tidak memikirkan untuk genose nya di Stasiun Jember itu jadwal operasinya jam berapa, saya awalnya mengira jadwal operasi test genose ini sama kayak di Surabaya Gubeng dan Surabaya Pasar Turi yaitu mulai jam 07.00 WIB sampai 19.00 WIB. Sudahlah saya santai waktu pulang ke Surabayanya, kereta saya berangkat dari Jember itu jam setengah 6 sore. Sayapun menyiapkan pulang dari rumah Bondowoso itu jam 14.00 WIB, perhitungan saya nanti jam 15.00 WIB sampailah saya di Stasiun Jember. Dalam perjalanan di bus saya isenglah nyari informasi tentang jadwal genose di Stasiun Jember, nah kok di Twitter tulisannya dari jam 06.00 WIB sampai 15.00 WIB, keringet dinginlah saya.

Saya jam 15.00 WIB masih di perjalanan ke stasiun, karena ini juga naek transportasi umum enggak mungkinlah saya minta prioritas. Panik dong saya,tapi saya berusaha menenangkan hati saya yang kalut. Saya tenangin diri saya dan berpikir mungkin ada pertambahan waktu kalau ada yang mau genose mungkin masih bisa diterima di Stasiun. Harga satu kali test genose di stasiun adalah Rp. 30.000 dan asal tau saja harga tiket kereta api saya dari Jember ke Surabaya Gubeng adalah RP. 29.000 alias mahalan genose nya malah. Tapi berhubung masa pandemi dan jadwal bus ke rumah saya enggak beraturan makanya lebih enak naek kereta yang jadwalnya pasti.

Dan benar saja saya baru lelarian sampai Stasiun Jember itu pukul 15.30 WIB dan dengan berat hati ternyata tempat genose nya juga udah bersih dari orang dan alat - alat genosenya. Bersih banget dan sepi banget, lelarian lah saya nanyain ke Security yang stand by di Stasiun. Dan benar saja memang sudah tutup untuk genose nya, dan disarankan kalau mau genose itu bisa di klinik cuman agak jauh dari stasiun. Disarankan sih Rapid Test Antigen di klinik di dekat Stasiun, keringet dinginpun enggak berhenti di sekujur badan saya, yaudahlah kepaksa ini mah. Pikir saya kalau saya ganti transportasi ke Bus lewat Jember biaya yang dibutuhkan sampai ke tempat parkir motor saya juga bakal sama dengan biaya Rapid Test Antigen di klinik ini. Cuman saya belum tau berapa harga pastinya, lari dong saya ke Jember Klinik yang dimaksud. Panik dan mulai g fokus, soalnya ngelihat jam juga waktu juga terus berjalan, larilah saya ke klinik dan langsung tanya ke bagian admin nya biayanya berapa. Dan benar saja, harganya sekali tes itu Rp. 150.000, lima kali harga tiket saya. 

Dalam hati pun saya menyesal, tau gitu pagi tadi saya motoran ke Jember untuk genose abis itu sore - sore berangkat ke Jember sante karena sudah genose. Tapi karena udah kejadian kayak gini, akhirnya saya memutuskan tetap melakukan rapid test antigen. Hyuh pengalaman pertama untuk mengikuti tes yang saya takuti ini. Cuman mungkin karena kepepet saya enggak banyak mikir, sayapun daftar untuk rapid test antigen. Saya urutan kedua waktu itu untuk tesnya, ternyata juga ada satu orang lagi yang sama kayak saya yaitu juga sama - sama kelewatan genose yang akhirnya kepaksa pakai antigen.

Sayapun antri untuk pengambilan sampel di bagian lab nya, jadi saya disuruh duduk dan disuruh menengadah ke atas kepala saya. Setelah itu buka mulut dan disarankan untuk nafas lewat mulut. Setelah itu cotton bud nya dimasukin lewat lubang idung sebelah kiri, saat cotton bud nya masuk saya disuru bernapas lewat mulut. Setelah itu cotton bud nya ditarik dan disuruh nunggu di depan.

Hal pertama yang saya rasakan adalah lobang idung saya berasa gede banget karena abis dimasukin cotton bud, tapi untung aja waktu dimasukin cotton bud nya itu enggak diputer - puter seperti di video yang pernah saya tonton. Dan saya juga enggak kepengen muntah sih, cuman ya enggak enak aja. Lebih enak genose dah.

Hasil dari rapid test antigen ini jadi setelah kurang lebih 20 menit dari pengambilan sampel. Alhamdulillah hasilnya negatif, setelah nerima hasil sayapun kembali ke Stasiun dengan agak lega. Udah abis itu tinggal boarding dan nunggu kereta untuk balik Surabaya.

Dari cerita saya ini alangkah lebih baik kita harus prepare untuk berangkat dan pulang kalau menggunakan transportasi umum seperti saya, dan jadwal genose udah harus tau jadwalnya karena tiap stasiun jadwalnya beda meski harga tes nya itu sama. Dan satu harapan saya semoga pandemi segera berakhir, amin.

Senin, Maret 29, 2021


Ketika ingin menggunakan transportasi kereta api, kita harus melakukan tes. Tes yang membuktikan kita tidak sedang atau membawa virus Covid 19. Baik itu berupa surat hasil rapid Antigen, PCR ataupun Genose. Saya ingin menceritakan pengalaman saya tes Genose di Stasiun Surabaya Pasar Turi. Saat ini saya tiap bulan pasti pergi ke Bekasi untuk nemuin istri, maklum LDM. Kemaren saya terakhir pergi ke Bekasi itu persyaratannya masih hanya surat rapid test antibodi biasa, rapid test antibodi ini diambil sampel darah di jari atau di pembuluh darah. Masih berani lah kalau di tusuk jarum di jari, nah beda lagi kalau rapid test antigen yang harus dicolok hidung nya pakai cotton bud (sebutan alatnya apa saya kurang tau). Dicoloknya juga dalem, dan membuat saya enggak berani rapid test antigen. Apalagi kalau PCR yang harus dicolok hidung sama dalam mulut pakai cotton bud itu, selama beberapa bulan itu gantian istri yang ke Surabaya dan merasakan rapid test antigen (hehe). 

Enggak berlangsung beberapa bulan di keluarkan aturan yang memperbolehkan tes Genose untuk perjalanan kereta api. Test Genose ini merupakan alat yang dibuat oleh anak bangsa dengan harga relatif terjangkau untuk mengetahui apakah kita ini positif covid 19 atau tidak. Kalau harga rapid test antigen harganya Rp. 105.000 kalau Genose cukup Rp. 20.000 untuk pre launching nya dan tarif sekarang adalah Rp. 30.000, cukup beda jauh tarif tesnya dan untuk Genose waktunya lebih singkat untuk mengetahui hasilnya.

Kalau dibandingkan dengan rapid test antigen yang kita setelah diambil sampel dari hidung kita untuk menunggu sekitar 30 sampai 45 menit untuk hasilnya. Sedangkan Genose setelah pengambilan sampelnya itu sekitar 5 sampai 10 menit setelah diambil sampel. Saat ini sih sudah ada sekitar 44 stasiun kereta yang sudah melayani test Genose. Untuk yang di Jawa Timur wilayah daerah operasi 9 ada di Stasiun Surabaya Pasar Turi, Stasiun Gubeng, Stasiun Lamongan, Stasiun Sidoarjo, Stasiun Malang, dan Stasiun Mojokerto. 

Cukup murah sih kalau mau bepergian ke luar kota dibandingkan dulu jaman harus rapid test. Sekarang harga tiket dengan biaya Genose nya masih murah lah, semoga aja test Genose ini sudah bisa dipakai untuk transportasi lainnya seperti Pesawat. Kalau pesawat sekarang masih harus menggunakan rapid test antigen dengan biaya sekitar Rp. 170.000 untuk tes di Bandara.

Dan juga sekarang kalau kita beli tiket kereta di aplikasi KAI Access di Android atau iOS sudah bisa sekalian pesan tes Genose nya, cuman untuk iOS di tempat saya masih belum update sih. Jadi kita tinggal scan barcode di Stasiun tempat kita mau Genose, abis itu ikutin prosedurnya tanpa bayar lagi.

Hal pertama yang saya lakukan untuk tes Genose di Stasiun Surabaya Pasar Turi adalah harus mencetak tiketnya dulu, ohya kalau mau tes Genose harus punya kode booking tiket kereta yang sudah dibeli. Setelah kita mencetak baru kita minta nomor antrian untuk tes Genose nya. Kebetulan saya kemaren itu sekitar jam 10 pagi, jadi masih sepi. Ambil antrian di security nya terus kita jalan ke tempat genose, nanti ngisi kertas stiker yang isinya nama dan kode booking. Terus kita diarahkan untuk melakukan pembayaran, kemaren saya sih masih Rp. 20.000, setelah melakukan pembayaran kita bakal dikasi kantung udara untuk kita tiup. Di kantung udara ini sudah ditempelin kertas stiker yang kita isi tadi, setelah itu kita diarahkan ke bilik untuk niup kantung udara. Mirip niup balon, cuman kalau pertama kali mencoba niup kantung udara ini pasti bingung. Karena kita harus geser kuncian kantung udara ini pakai jempol ke arah berlawanan untuk membuka kunciannya, setelah itu sih kalau prosedurnya kita harus tarik napas beberapa kali dan yang ketiga itu harus narik napas yang dalam dan niupin di kantung udara sampai kantung udaranya mengembung penuh. Cuman karena kemaren mbak - mbak yang jaga agak kurang kooperatif (mungkin capek kali ya dari jaga dari pagi) jadinya saya asal niup aja. Setelah niup kantung udara sampai penuh kita kunci lagi dengan jempol kita ke arah asal. Setelah itu kita letakkan kantung udara ke tempat yang sudah disediakan di bilik tersebut. Mbak - mbak yang jaga itu yang menempatkan kantung udara yang sudah kita tiup ke alat Genose nya, setelah itu kalau sudah dicek di alat Genose nya hasilnya dicetak langsung. Kalau enggak banyak yang antri sih pasti cepet banget, enggak sampai 5 menit sudah dipanggil dan dikasi cetakan hasil tesnya.

Hasil Genose waktu berangkat

 

Sebelum kita melakukan tes Genose ada yang harus kita persiapkan, yaitu kita jangan makan atau ngerokok, kalau minum air putih sih gakpapa. Kebetulan kemaren saya lagi puasa jadi aman, hehe. Kalau di Surabaya Pasar Turi seperti itu cara dan prosedurnya, beda lagi kalau di Stasiun Pasar Senen. Saya pulangnya dari Bekasi ke Surabaya itu tes Genose di Stasiun Pasar Senen, kalau di Pasar Senen itu kita bisa tanpa cetak tiket terlebih dahulu, cukup menunjukkan kode booking kita bisa antri untuk melakukan pembayaran tes Genose, setelah bayar dan dikasi kantung udara kita juga dikasi barcode. Nah saya kemaren itu sempat cetak tiket dulu, dan untungnya saya cetak tiket karena kalau enggak cetak tiket ntar bingung untuk naro barcode nya. Barcode nya ini berupa stiker kecil, yang kalau kita udah cetak tiket setelah bayar Genose stiker Barcodenya bisa kita tempelin di tiket. Setelah dapat kantung udara dan barcode kita ke bilik untuk niup kantung udara sampai penuh dan terakhirnya itu sedikit berbeda. Karena kita dapat barcode ini kita bisa scan barcode nya pakai aplikasi QR di Android ataupun langsung pakai Camera di iPhone yang otomatis membuka link dari barcode itu yang berisi hasil tes Genose.

Hasil Genose waktu pulang ke Surabaya
 

Setelah niup kantung udara jadi kita diarahkan bisa untuk menunggu tanpa wajib untuk mencetak hasil tes Genose nya. Cuman emang masih disediakan kalau mau dicetak hasil Genose nya di sebelah musholla di Stasiun Pasar Senen ini, misal enggak dicetak juga tinggal scan barcode doang dan ditunjukin waktu boarding valid juga. Selama pandemi ini sih Genose yang paling murah dan cepat untuk hasil tes Covid 19 nya. Sekarang sudah makin banyak stasiun yang menyediakan tes Genose yang saya rasa bakal menambah minat masyarakat untuk bepergian lagi, cuman masalahnya besok dilarang mudik lagi. Bakalan makan mie instan ini kalau enggak bole mudik lagi :(