Minggu, Maret 29, 2020

Kebutuhan akan koneksi internet yang stabil adalah dambaan beberapa orang. Kebetulan salah satunya adalah saya. Saya adalah orang yang butuh koneksi internet yang stabil karena saya sudah mencoba 3 tahun dengan modem wifi dari XL Go yang sampai sekarang tetap menemani. Tapi berhubung saya pindah di lokasi yang sinyal CL nya enggak stabil setahunan ini, membuat saya mikir mikir untuk pasang internet kabel yang berbasis fiber optik. Padahal kemarin dengan Modem Wifi dari XL Go saya sudah cukup karena bisa ngeblog ataupun sekedar streamingan sedikit - sedikit, dan juga Streaming beberapa TV Series dari Netflix. Berhubung perumahan yang saya tempati sekarang itu berada di sebelah Surabaya, jadi belum terjamah oleh berbagai pilihan Internet Kabel, dan kebetulan cuman satu ISP yang mengcover daerah saya, yaitu Indihome. Proses registrasi sudah pernah beberapa kali saya coba, dari aplikasi My Indihome saya sudah pernah registrasi 2x dan gagal pemasangan dikarenakan ODP penuh dan tidak ada jaringan baru. 
ODP sendiri adalah Optical Distribution Point yang merupakan alat pendukung layanan fiber optik yang fungsinya sebagai titik terminasi kabel drop optik atau tempat untuk membagi core optik ke beberapa pelanggan (terminal).
ODP ini adalah hal yang diribetin oleh pelanggan baru Indihome, karena kalau ODP ini penuh pasti kita gak mungkin bisa pasang baru Indihome ini, pengalaman saya waktu pendaftaran pertama itu saya lewat aplikasi My Indihome, lokasi rumah saya di petanya sih sudah tercover Indihome, estimasi pemasangan 3-5 hari. Saya coba langsung daftar, ngisi email dan data. Besok paginya di telpon oleh pihak Telkom terkait pemasangan dan sedikit pertanyaan mengenai pendaftaran, diberikan info kalau nanti tunggu info dari pihak survey baru setelah di kabari dari pihak survey bakal ada teknisi pasang yang datang. Tapi kabar buruk di kabari besoknya, saya di wa sama orang Telkom kalau ODP penuh dan tidak ada penambahan jaringan baru. Oke fix, pengajuan pertama saya gagal, saya cek di map di aplikasi My Indihome juga sekarang rumah saya tidak tercover jaringan Indihome. Kesel juga karena di PHP in sama aplikasi My Indihome, saya putuskan uninstall aplikasi My Indihome. 3 bulan setelah saya daftar yang pertama, jari jemari ini pengen banget pasang internet kabel yang konon katanya stabil ini, apalagi di promonya juga disertai paket TV nya. Memang lagi nge trend streaming TV sih, ini juga antena di rumah sudah sampai habis 2 antena tapi gambar siaran TV nya juga banyak semutnya. Jalan satu - satunya emang cuman internet kabel yang nyambung dengan TV, kebetulan kemarin saya berhasil ngebujuk istri untuk beli Smart TV. Emang karena suaminya ini banyak kepengennya, hehe Love u istri,hehe. Percobaan kedua saya lakukan di bulan ketiga, nah disini saya daftar lagi lewat aplikasi My Indihome, dan sudah sampai berhasil seperti percobaan pertama. Tapi naas aja di bagian survey lagi dengan info yang sama saja yaitu ODP penuh dan tidak ada penambahan jaringan. Info dari teknisi kedua ini adalah mungkin sekitar 6 sampai 12 bulan lagi baru ada penambahan jaringan baru.

Pupus sudah harapan saya mempunyai internet kabel yang stabil, sekedar cerita saja saya sudah beberapa masa menggunakan produk dari Telkom dalam hal ini yang berkaitan dengan internet, mulai dari jaman dulu masih musim modem dial up telkomnet@instan, sampai Telkom Speedy yang speednya g cepet - cepet amat tapi harganya mahal dan tidak unlimited dengan paket yang berjangka waktu. Dulu saya pernah pakai paket yang harganya Rp. 200.000 itu kalau gak salah internetnya berjangka waktu berapa jam gitu. Itu jaman dulu waktu tinggal sama orang tua sih, sekarang sudah kerja pengen merasakan internet kabel dan IPTV yang disediakan telkom yang bernama Indihome. Unlimited sih paketannya cuman ada FUP atau Fair Usage Policy dimana koneksi kita bakal turun jika pemakaian internet kita melewati batas yang sudah di tentukan oleh Telkom. Ya gak bisa komen apa lagi sih, mungkin untuk menjaga kestabilan koneksi diberlakukan sistem seperti ini. Paket yang ditawarkan oleh Telkom mulai dari paket dual play internet dan telpon, internet dan TV, atau yang triple play internet, telepon dan TV. Sebenarnya ada paket yang baru untuk pelajar sih, cuman masih belum bisa di tempat saya untuk daftarnya.

Oh iya udah maen ngejelasin paketannya aja, wong belum pasang kok,hehe. Awalnya di bulan Februari kemarin itu di depan rumah ada satu tiang baru, cat item cuman di tengah ada warna merah dan putihnya, awalnya saya kira itu tiang dari PLN guna mendukung ISP yang baru itu loh Icon+. Eh ternyata prasangka saya salah, karena awal Maret kemaren ada brosur Indihome yang disangkutin di pagar rumah, oalah brarti ini tiang Indihome toh. Karena merasa ini yang sudah ditunggu tunggu, capek pulang kerja pun saya coba untuk WA nomor di brosur itu, sepik - sepik belom pernah daftar dan nanyain gimana cara pasangnya. Selagi nge wa in sales Indihomenya, saya langsung lobi nih ibu negara sekaligus merengek untuk pasang Indihome lagi. Untungnya karena istri pengertian akhirnya di deal in dah daftar Indihomenya dengan pilihan paket yang Internet 10 Mbps dan TV Interaktif dengan harga Rp. 320.000 belum sama ppn. Total harga yang harus di bayarkan tiap bulannya adalah Rp. 350.000, cukup menguras dompet sih, tapi ya ini blog kudu support buat nambahin bayar Indihome. Berarti ini kudu jalan ngeblog lagi, dan lebih rajin blogwalking. 


Di Wa saya diminta data pengajuan dan identitas, saya pilih SIM aja karena kalau KTP sih agak takut kalau di share, takut di salah gunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Setelah ngirim persyaratan saya diminta tunggu telepon atau konfirmasi dari teknisi, yaitu dalam minggu ini atau minggu depan maksimal konfirmasinya. Menunggu adalah hal yang tidak mengenakkan, karena sangsi, ini beneran bisa pasang baru atau enggak. Ini tiang di depan rumah cuman ada satu kabel doang yang menjuntai, jadi masih was - was ini bisa apa enggak. Saya menunggu sekitar 8 hari, itupun terpaksa saya Wa terus sampek bosen tuh sales. Tanggal 26 kemaren akhirnya rumah saya di samperin sama teknisinya Indihome, kebetulan jadwalnya blok saya pemasangan barunya, dan penarikan kabel pun dilakukan. Sebelum pemasangan awal Indihome, itu harus disiapin lokasi untuk penempatan modem dan STB nya dimana, karena itu bakal ditanyain pertama oleh teknisinya. Kalau saya sih peletakkannya itu di tempat deket TV, biar kabelnya tidak kemana - mana. Saya pilih di TV karena saya kepengennya kabelnya tidak melewati ruangan di rumah, jadi dari atap langsung lurus ke ruangan TV, ngebolongin dikit sih untuk masuknya kabel cuman ya ini yang terbaik peletakannya.


Dua orang mas - mas teknisi ini ngulur kabel dan melewati atap rumah, pengerjaan sampai modem dipasang sih g sampai satu jam pengerjaan sampai modem nya online. Nah sekarang itu kalau pemasangan awal kita harus bayar deposit yang seharga paket internet tanpa ppn yaitu Rp. 320.000, jadi kemaren saya dapat sms untuk pembayaran deposit. Dan disuruh nunggu 1x24 jam sampai internetnya aktif. Oh ya untuk pemasangan modem ini awalnya cuman dikasi router wifi, besok kalau sudah online baru di kasi itu STB nya, STB ini adalah Set Top Box yang berfungsi untuk menampilkan IPTV an UseeTV dari Indihome. STB ini dikasi besok kalau udah online, totalnya sih sekitar 2 hari semenjak online baru dikasi. Ini STB saya baru kemarin di pasang, dan diaksi tau cara pakainya. Gampang sih karena di kantor aku yang nguasain STB nya jadi otomatis saya sangat familiar. Terlebih ini saya dapat free HOOQ, Catchplay dan Iflix, sayangnya sih g ada Netflix karena masih di blokir sama Telkom. 


Ini tagihan atau biaya pasangnya itu Rp. 150.00 yang ditagihin bulan depan, semoga aja stabil dan bisa menunjang kegiatan ngeblog. 

Kamis, Maret 05, 2020

PBB atau Pajak Bumi dan Bangunan adalah pajak yang ditanggung oleh individu atau badan yang mendapatkan keuntungan dan atau kedudukan sosial ekonomi yang lebih baik karena hak atas tanah dan bangunannya. Dan yang wajib membayar PBB ini adalah orang pribadi atau badan yang memperoleh hak atas tanah dan bangunannya. Jadi kalau kita istilahnya tinggal di suatu tanah dan rumah tinggal otomatis kita mengambil keuntungan dari tanah dan bangunan itu. Untuk batas akhir dari pembayaran PBB ini adalah sekitar bulan September setahu saya, tapi ya lebih baik sih awal tahun daripada kelupaan. Saya dulu pernah sih kelupaan membayar, alhasil tahun depannya kena denda yang lumayan. Jadilah warga negara yang baik dengan bayar pajak tepat waktu.

Setelah membayar PBB kita akan mendapatkan SPPT, SPPT ini adalah Surat Pemberitahuan Pajak Terutang yang berisi tentang pemberitahuan besaran pajak terutang yang harus dibayarkan oleh wajib pajak. Biasanya SPPT ini nanti diberikan oleh orang dari Balai Desa atau Kelurahan. Biasanya di pertengahan tahun sudah dibagikan dikirim ke rumah. Untuk pembayaran PBB ini ada beberapa cara, untuk beberapa kota dan kabupaten bisa membayar lewat E-Commerce seperti Tokopedia. Cuman sayangnya sih masih belum banyak kota dan kabupaten yang bekerja sama dengan Tokopedia, kalau sudah kerja sama pasti bakal enak. Untuk di tempat saya yaitu Gresik Jawa Timur, pembayaran PBB ini diwajibkan di Bank Jatim alias Bank Daerah. Sepengalaman saya sih beberapa tahun ini saya harus mengantri di Kantor Kas ataupun Kantor Cabang Pembantu dari Bank Jatim, ngambil nomor antrian Teller dan melakukan pembayaran di Teller dengan menginfokan NOP atau Nomor Objek Pajak. Setelah melakukan pembayaran nanti akan diberikan bukti bayar seperti gambar yang saya berikan. Biasanya 3 bulan lagi SPPT nya akan diberikan ke kita.

Untuk mengetahui besaran PBB dari tanah yang kita punya (khususnya di Gresik) dapat diketahui dengan mengunjungi situs http://bppkad.gresikkab.go.id/. Setelah masuk di website kita bisa pilih Info -> Bidang PBB dan BPHTB -> Klik Informasi PBB dan menginput NOP dari tanah kita. Setelah itu kita mengunduh daftar info PBB dari tanah yang kita input, dari tahun dan nominal besarnya dan status bayar dari tanah kita. Mungkin juga di kota lain hampir sama untuk melakukan pengecekan, kalau pembayaran PBB Gresik sih bisa dicoba di Website resmi BPPKAD.

Untuk daerah Surabaya dapat mengunjungi situs https://bpkpd.surabaya.go.id/PBB dan masukkan NOP dan tinggal klik cari data, jadi untuk pembayaran PBB Surabaya dapat di cek di website Resmi BPKPD Surabaya. Untuk Surabaya juga sama bisa dilakukan pembayaran di Bank Jatim terdekat. Untuk yang sudah dilayani di Tokopedia untuk Jawa Timur cuman di Mojokerto saja, semoga ke depannya Tokopedia bisa bekerja sama dengan kabupaten dan kota lain.