Selasa, Oktober 20, 2020


Rejeki emang gak akan kemana, kalau belom atau bukan rejeki mau digimanain juga ya brarti enggak dapat rejeki itu. Dan juga rejeki itu gak mungkin ketuker, beda sama sandal kalau lagi abis dari masjid, kemungkinan ketukar itu sangat tinggi. Ada yang kemaren dapat sms dari BRI-Notif kalau ada transaksi credit sebesar Rp. 2.400.000 yang padahal rekening BRI nya itu gak ada isi saldonya sama sekali, betapa beruntungnya yang mendapat sms nofitikasi seperti yang dimaksud. Tenang sms tersebut bukan indikasi penipuan, itu adalah sms blast untuk notifikasi bahwa pemegang nomor telepon dan rekening BRI tersebut mendapat bantuan. Nah bantuan ini adalah BPUM atau Bantuan bagi Pelaku Usaha Mikro, bantuan ini istilahnya Banpres Produktif dimana asal muasal ada dana ini untuk memicu kegiatan usaha produktif di tengah pandemi Covid-19

Berdasarkan Peraturan Menteri Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia No. 6 Tahun 2020 diterangkan bahwa :

1. Dana BPUM ini diberikan satu kali dalam bentuk uang sebesar Rp. 2.400.000 kepada pelaku usaha mikro yang memenuhi kriteria seperti tidak sedang menerima kredit atau pinjaman dari Bank dan bukan Aparatur Sipil Negara (ASN), Anggota TNI, Anggota Kepolisian, Pegawai BUMN atau Pegawai BUMD.

2. Dana Banpres Produktif (BPUM) diberikan kepada pelaku Usaha Mikro untuk kegiatan produktif menjalankan usaha di tengah krisis akibat pandemi Covid-19 dan untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional.

3. Dana Banpres Produktif disalurkan langsung ke rekening penerima BPUM di Bank Penyalur dan selanjutnya dapat dicairkan di Bank Penyalur setelah penerima BPUM melengkapi dokumen serta divalidasi oleh petugas Bank.

4. Kementerian Koperasi dan UKM RI bertanggung jawab penuh terhadap validasi data calon penerima bantuan yang diusulkan oleh lembaga pengusul BPUM meliputi Dinas Koperasi dan UKM Provinsi dan Kabupaten / Kota, koperasi, perbankan dan perusahaan pembiayaan, atau lembaga penyalur Program Kredit Pemerintah.

5. Apabila terdapat nasabah yang memiliki usaha tetapi tidak mempunyai pinjaman di BRI maupun Bank lain dan belum mendapatkan Banpres Produktif maka nasabah dapat diusulkan ke KemenkopUKM RI melalui lembaga pengusul mitra kemenkop dan selanjutnya persetujuan akhir di kementrian Koperasi & UKM RI.

Untuk melakukan pengecekan NIK yang terdaftar mendapat program bantuan produktif ini dapat di cek di link https://eform.bri.co.id/bansos/penerima_bpum, dengan menginput NIK atau No KTP dan menginputkan kode verifikasi di bawahnya, klik proses inquiry. Jika KTP yang dimaksud memang mendapatkan bantuan akan muncul info seperti gambah di bawah ini, begitu pula misalnya tidak termasuk penerima BPUM info yang muncul juga seperti gambar dibawah. 

 



Jadi selain mendapat sms notif dari Bank BRI atau misal nomor yang teregistrasi dengan nomor rekening BRI sudah tidak aktif maka akan dihubungi oleh petugas BRI dari Unit Kerja terdekat. Untuk lebih cepatnya sih bisa cek di link yang disediakan. Cara cek nik penerima BPUM langsung di web eform BRI?

Apa saja yang disiapkan untuk pencairan Dana BPUM? Yang harus disiapkan atau syarat - syarat untuk mencairkan Dana BPUM adalah sebagai berikut :

1. Buku Tabungan BRI dengan nomor rekening yang sesuai dengan sms notifikasi, jika punya rekening lebih dari satu dipastikan untuk nomor rekening yang mana yang mendapat bantuan, kalau bisa dibawa semua rekening BRI yang dipunya biar tidak bolak balik.

2. Kartu ATM dari rekening BRI yang dipunya.

3. Kartu Identitas (KTP) wajib dibawa untuk verifikasi penerima BPUM.

4. Nasabah harus mengisi dan menyetujui Surat Pernyataan dan Kuasa Penerima BPUM dan Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM) yang harus ditanda tangani tanpa menggunakan materai. Untuk dua surat ini nanti disediakan oleh Bank Penyalur (BRI), nanti kita tinggal isi dan tanda tangan saja.

Untuk pencairan dana BPUM ini bisa dilakukan di semua unit kerja BRI, baik itu Kantor Cabang, Kantor Cabang Pembantu dan BRI Unit. Meskipun rekening asal pembuatan rekening berbeda dengan BRI Unit terdekat masih bisa dilayani yang terpenting syarat utamanya sudah terpenuhi. Untuk penerima dana BPUM ini ada beberapa kondisi yang diterima, kondisi pertama adalah dana BPUM sudah cair di rekening BRI namun sudah diblokir otomatis dan untuk membuka blokir harus ke BRI terdekat dengan membawa persyaratan dan dapat dilakukan pencairan. Kondisi kedua adalah penerima BPUM ini tidak memiliki rekening BRI namun sudah mendapat konfirmasi kalau mendapat dana BPUM, kondisi ini nanti bisa di bantu di BRI terdekat nanti bakal dibuatkan buku tabungan baru beserta atmnya, dan kondisi terakhir adalah kondisi dananya sudah masuk di rekening tetapi tidak dapat dibuka blokirnya oleh BRI karena ada beberapa persyaratan dokumen belum lengkap di Kementerian Koperasi dan UKM, dana baru bisa cair apabila kekurangan dokumennya dilengkapi.

Apakah kita termasuk dalam penerima dana BPUM? Kriterianya yang mendapatkan Dana BPUM itu apa saja? Berikut adalah kriterianya :

1. Warga Negara Indonesia (WNI)

2. Memiliki Nomor Induk Kependudukan (NIK)

3. Memiliki usaha mikro yang masih aktif yang dibuktikan dengan surat usulan calon penerima BPUM pengusul BPUM

4. Bukan Aparatur Sipil Negara (ASN), anggota TNI, anggota POLRI, pegawai BUMN, atau pegawai BUMD

5. Tidak sedang menerima kredit atau pembiayaan dari perbankan.

Jika termasuk dalam kriteria yang dimaksud dan belum diusulkan masih bisa diusulkan di lembaga pengusul BPUM, untuk lembaganya sendiri ada BRI, Pegadaian. Untuk proses pengusulannya sih saya kurang paham, karena yang sekarang ini sudah dalam penyaluran. Kemaren kan ada yang menerima bantuan sebesar Rp. 600.000 tiap bulan, ada yang dapat bantuan untuk pekerja dengan gaji dibawah 5 juta mendapat insentif sebesar Rp. 1.200.000. Nah untuk yang sekarang adalah penerima BPUM sebesar Rp. 2.400.000 yang semoga bakal bisa membuat ekonomi di Negara kita bisa pulih lagi. 

Untuk dana BPUM yang sudah masuk ke rekening penerima jika tidak diambil dengan batas 90 hari sejak diterimanya dana di rekening, jika selama 90 hari tidak dilakukan pembukaan blokir maka dana bakal dikembalikan lagi. Saat ini sih ngeri banget ngelihat yang di PHK dari kerjaan, yang dagang juga susah jualannya karena pandemi ini. Semoga badai ini bakal cepat berlalu dan kita bisa lebih memperhatikan untuk kebersihan diri kita dan lingkungan kita. Stay Safe dan Jaga Kesehatan. 

Minggu, September 27, 2020


CCTV atau Closed Circuit Television saat ini bisa menjadi salah satu alat bantu keamanan di rumah. Jadi pengalaman memasang CCTV ini berdasarkan keresahan dikarenakan ada tetangga saya atau tepatnya tetangga di belakang rumah saya ini kemalingan. Untuk rumah standar rumah contoh di perumahan itu biasanya terdiri dari bangunan biasa, pintu dan jendela biasa. Untuk lebih amannya sih mending dipasang teralis dan kunci tambahan agar rumah dalam keadaan aman dari gangguan maling atau rampok. Tetangga saya yang kemalingan ini kebetulan rumahnya juga masih standar dan belum dipasang teralis, apalagi tembok rumah belakang juga belum ditutup permanen. Jadi kejadiannya itu terjadi di hari sabtu, beberapa minggu sebelum hari raya idul fitri, kebetulan deretan rumah tetangga saya ini masih belum penuh terisi, ada sekitar 3 rumah yang berpenghuni dan beberapa rumah lainnya itu kosong. Siang hari suasana deretan tetangga saya ini memang sepi karena semuanya kerja, kemungkinan juga malingnya sudah ngecek lokasi dan di hari sabtu ini eksekusi. Rumah tetangga saya ini dicongkel jendela depan, dan menggasak uang tunai yang ada di rumah, nah jadi posisi pintu di dalam rumah tetangga saya ini semuanya masih di lubang kunci, alias pintu di dalam rumah enggak di kunci. Malingnya jadi leluasa menyisir satu rumah karena tidak ada kamar yang dikunci, setelah menyisir satu rumah malingnya membuka pintu belakang dean melompat ke belakang dengan tangga yang ada di belakang rumah. 

Dari cerita tetangga saya ini, sayapun buru - buru memesan teralis dan kepikiran untuk masang CCTV. Kenapa CCTV, karena sekalian ngawasin rumah juga. Setidaknya kalau ada orang yang berniat buruk pas ngelihat rumah dan ngeliat ada CCTV bisa ragu untuk berbuat jahat. Dan juga CCTV saat ini juga bisa diakses lewat smartphone asal ada koneksi internet. Nah karena dasar ini, sayapun searching di google untuk CCTV, hasil searching saya ini pun mengerucut di Ace Hardware. Di Ace Hardware ini menjual CCTV dan juga pemasangannya, jadi saya tidak perlu beli CCTV dan peralatannya secara terpisah, apalagi dengan pemasangannya.


Karena rumah saya di Gresik, dan Ace Hardware yang terdekat itu di Icon Mall, sayapun bergegas ke sana. Di Ace Hardware ada beberapa CCTV yang dijual mulai dari harga Rp. 3.000.000 sampai Rp. 8.000.000, dari yang kamera 4 sampai kamera 8. Dari beberapa display, saya tertarik sama yang harganya di tengah - tengah alias Rp. 5.000.000, isinya ada 2 kamera outdoor sama 2 kamera indoor, sama DVR dengan kapasitas hard disk 2 Tb, slot kamera di DVR ini ada 8, jadi masih ada 4 slot yang kosong, mungkin besok - besok mau nambah kamera tinggal dicolok di slot yang kosong. Untuk pemasangan jika jarak rumah itu dibawah 10 km dari lokasi Ace Hardware maka tidak dikenakan biaya pemasangan, kalau diatas 10 km bakal dikenakan biaya yaitu Rp. 150.000 tiap kamera atau sebutannya tiap titik. Setelah membayar pembelian CCTV ini kita bakal di catat untuk jadwal pemasangannya itu diagendakan kapan, waktu saya beli sih kebetulan habis hari raya idul fitri, jadi sekitar 2 harian setelah saya beli baru bisa ada pemasangan. 


Pada hari yang telah ditentukan pukul 10.30 WIB, saya sudah dihubungi oleh petugas Ace Hardware yang akan memasang CCTV, sewaktu pembelian paket CCTV nya saya bawa langsung, jadi sewaktu pemasangan teknisi tinggal datang dan pasang. Petugas yang memasang CCTV itu ada 2 orang, pertama yang dilakukan adalah memilih lokasi pemasangan CCTV yang pas, posisi yang saya tentukan itu 1 kamera di depan di tempat parkir mobil, 1 kamera di belakang, dan 2 kamera di ruangan TV yang menyorot pintu depan dan belakang. Kurang lebih pemasangan kamera sekitar 1 jam, cukup cepat karena memang teknisi yang pasang sudah berpengalaman, jadi masang kamera dan penempatan DVR tidak memakan waktu lama. CCTV ini saya sambungkan dengan koneksi Indihome jadi sewaktu - waktu bisa saya pantau lewat HP, untuk menyambungkan dengan router indihome nya ini kita harus menyiapkan kabel LAN (Local Area Network), nah kemaren itu saya sudah beli kabel LAN sendiri tapi berhubung kurang panjang, akhirnya saya beli ke petugas yang pasang CCTV ini kebetulan juga membawa kabel LAN. DVR CCTV ini saya sambungkan dengan TV di ruang kamar dengan kabel HDMI. Setelah tersambung dengan Indihome, saya menginstall aplikasi CCTV di HP saya dan istri dengan menggunakan barcode dari DVRnya.




Pemasangan CCTV selesai, jendela juga dipasangi teralis, semoga tidak ada kejadian yang tidak diinginkan terjadi.

Minggu, September 20, 2020

Lanjutan dari postingan sebelumnya yaitu Cara Enable Kartu ATM BRI, kali ini saya akan share cara enable kartu ATM BRI lewat BRIMO. BRIMO ini adalah aplikasi terbaru Bank BRI menggantikan BRI Mobile yang warna biru. Kalau kita ke Bank BRI untuk daftar Internet Banking pasti kita juga akan didaftarkan BRIMO, sekarang wajib di instal kan aplikasi BRIMO kepada semua nasabah BRI. BRIMO ini menurut saya adalah versi terbaru BRI Mobile biasa, dengan ditambah beberapa fitur terbaru seperti membuka rekening lewat aplikasi. Kalau dahulu itu buka rekening harus ke kantor Bank BRI terdekat, sekarang kita lewat aplikasi BRIMO sudah bisa mendaftar rekening tabungan BRITAMA, kita akan ngisi form di aplikasi BRIMO setelah terbentuk rekening BRITAMA nya kita tinggal ambil kartu ATM di bank BRI terdekat. Cukup mudah, apalagi kita ke bank cuman ambil ATM dan buku tabungan saja.

Selain di Internet Banking BRI untuk enable kartu ATM BRI, di BRIMO juga diberikan fasilitas untuk enable atau disable kartu ATM BRI kita. Caranya adalah sebagai berikut :

1. Log in aplikasi BRIMO, untuk yang di smartphone nya ada finger print nya bisa log in dengan biometric dengan hanya scan jari kita saja, tanpa perlu memasukkan username dan password dari Internet Banking atau BRIMO kita, cukup mudah dan membantu.

2.  Setelah log in kita pilih menu rekening.

3. Di menu rekening ini akan muncul rekening BRI yang kita punya, untuk mengakses fitur atau menu disable atau enable kartu atm kita bisa pilih titik tiga yang vertikal di kanan nomor rekening tabungan kita atau bisa dilihat di lingkaran merah pada gambar.

4. Setelah di klik titik tiga akan muncul menu Ubah Nama Alias Rekening dan Non Aktifkan Kartu, nah disini kita pilih non aktifkan kartu.

5. Setelah di klik muncul halaman non aktifkan kartu, disitu muncul nomor rekening tabungan kita dan juga nomor kartu atm kita, dibawahnya akan muncul status kartu, ini kebetulan kartu saya tidak terdisable jadinya tulisannya aktif. Kalau kartu kita disable maka kita tinggal klik di lingkaran merah pada gambar untuk mengaktifkan kartu atm BRI kita yang terdisable.

Cukup mudah, cuman emang kalau kita buka rekening di Bank manapun usahakan kita sudah mendaftar semua fitur atau fasilitas yang disediakan oleh Banknya, seperti Internet Banking, dan transaksi finansialnya. Jadi sewaktu - waktu ada kendala itu kita tidak perlu lama antri dan menyempatkan waktu untuk ke Bank. Karena sekarang eranya digital dan juga pandemi alangkah baiknya kita bisa akses semua di smartphone kita dirumah.

Sabtu, September 19, 2020


Akhirnya hari ini saya mendapatkan kepastian tentang job opening yang saya ikuti bulan kemarin, hasilnya sih sesuai perkiraan di sistem. Meski surat hasil seleksinya baru di share sekarang karena satu dan lain hal. Saya juga akhirnya harus kudu legowo dengan hasil pastinya, kalau kemaren itu dapat kabar dari katanya katanya dan katanya tanpa tau kepastian surat nya. Oleh sebab itu karena hasilnya saya tidak lulus, mau gak mau saya harus legowo, kenapa? Karena emang belum rejeki, mau digimanain lagi juga hasil sudah keluar dan tidak bisa diganggu gugat. Awalnya rasanya kayak nyes alias cukup kecewa pada awalnya, tapi ya mau gimana lagi, harus berpikir positif tentang hasilnya. 

Memang saya ini belum ngerasain yang namanya kecewa, mungkin yang diatas memberikan saya pelajaran baru yaitu antara keinginan dan kenyataan itu gak sepenuhnya sama atau selaras. Omongan orang pada awalnya itu support kalau saya kemungkinan besar lulus, nah mungkin saya juga agak pede sih jadinya kenyataannya malah sebaliknya. Kalau saya berpikiran positif harusnya saya berpikiran mungkin belum rejeki saya test yang satu ini, mungkin kalau saya lolos saya bisa sombong atau penempatan saya juga bisa tambah jauh. Untungnya disaat tadi menerima kabar ini saya ngobrol lah sama istri, meski tersambung hanya dengan voice call whatsapp dan di adem - ademin istri jadi sekarang saya agak plong.

Diingetin kalau bersyukur atas apa yang sudah didapatkan sekarang, nah ini nih yang harusnya saya tekanin karena job opening ini juga gak akan mengubah saya drastis dari segi gaji atau fasilitas, toh juga sekarang juga masih kerja dengan posisi lama saya. Tapi untungnya saya sekarang sudah ngerasain kecewa ini, dan besok - besok harus bisa lebih legowo karena saya sudah melewati apa itu kecewa. Emang sih selain test ini kemaren ada kegiatan yang bikin saya kecewa juga, tapi yasudahlah bukan merupakan hal utama, melainkan hal pelengkap saja. Tidak tercapai juga gak masalah, yang penting yang utama sudah terpenuhi. Dua kali kecewa dan sekarang sudah legowo, semoga hidup membuat saya lebih baik. Pelajaran hidup memang berharga buat saya, emang bener kalau menghadapi suatu masalah itu sabar dulu baru dicari solusinya, enggak bisa grusa grusu dan kelar instan masalahnya. Happy Saturday Night!!

Jumat, September 11, 2020



Pengalaman pertama saya tambah daya listrik dirumah saya yang awalnya 1300 menjadi 2200, awalnya sih enggak ada pandangan untuk tambah daya. Sudah cukuplah listrik token 1300 untuk saya, cuman kemaren malam itu sempat ngejegleg alias mati lampu karena ada 2 AC yang hidup semua ditambah dengan masak nasi pakai magic com. Biasanya sih enggak sampai ngegejleg, karena yang nyala malam itu cuman 1 AC aja, nah kemaren kedua AC nya nyala dan emang enggak umum masak nasi malam - malam. Nah iseng lah saya abis drama jegleg itu saya cobalah masuk ke aplikasi PLN Mobile di smartphone saya. Saya coba tanya lewat fitur live chat, oh ya untuk menghubungi PLN di aplikasi PLN Mobile kita dikasi 3 cara untuk menghubungi call center, yang pertama adalah Live Chat, Live Chat ini kita bakal bisa chat ke customer carenya PLN 24 jam dan fitur ini yang kemaren saya gunakan untuk tanya tanya. Btw kmrn saya ngechat itu jam 23.00 dan masih dibalas dengan CS nya. Yang kedua adalah Voip jadi layanan ini disediakan PLN untuk menghubungi PLN123 lewat internet alias enggak motong pulsa cuman motong kuota aja, bagi yang kebiasaan pulsa mepet mending pakai fitur yang satu ini, jadi kita telpon call center berasa nelpon pakai whatsapp aja, andai semua call center bisa ngadain Voip begini pasti enggak bikin pulsa habis,hehe. Nah yang ketiga adalah telpon pakek pulsa, jadi nanti kita bakal di arahkan untuk telpon call center PLN 123 lewat pulsa di HP kita.

Kembali lagi ke keisengan saya kemaren, yaitu tanya - tanya kira - kira kalau tambah daya biayanya berapa. Soalnya 4 bulan lalu rumah mertua yang dibekasi abis tambah daya kena sekitar Rp. 1.500.000 dan yang enggak disangkanya 1 bulan setelah nambah daya ternyata ada promo tambah daya yang kita cuman bayar dibawah 200.000. Kebayangkan gimana nyeseknya, nah karena itu saya kepengen tanya apa mungkin masih ada promo di September Ceria ini. Dan bener aja, ternyata ada promo untuk tambah daya dari 1300 ke 2200 yaitu ditarik biaya cuman Rp. 170.845, promo kemerdekaan yang dimulainya dari 14 Juli sampai 30 September. Ya denger ada promo sayapun langsung setuju untuk tambah daya, lumayan hemat sejutaan. Dan untuk tarif dasarnya juga masih sama saja dengan yang 2200 yaitu Rp. 1.467 per kWh. Sayapun tanya syarat - syarat dan rincian biayanya. Rincian biayanya itu kita ditarik biaya penyambungan yaitu Rp. 170.845, biaya PPJ Rp.4.456 dan kita diwajibkan beli token mulai dari Rp. 5.000 sampai Rp. 1.000.000 kebetulan kemaren saya sekalian ngisi yang Rp. 50.000. Nah setelah itu saya tanya untuk pendaftarannya bagaimana, apa harus ke kantor PLN nya atau bisa lewat aplikasi. Ternyata pengajuannya langsung lewat aplikasi PLN Mobile.




Pertama kita langsung download aplikasi di Playstore aplikasi PLN Mobile, Daftar dan Aktivasi Akun di menu yang tersedia. Setelah aktif kita langsung log in, Pilih menu Permohonan -> Permohonan Mutasi Tarif / Daya -> Muncul Syarat dan ketentuan pasang baru / perubahan daya online dan ketentuan umum. Pilih setuju, Ok, Setuju, Masukkan Id Pelanggan listrik rumah kita, ini saya pake yang token, setelah kita input Id Pelanggan maka akan muncul Id Pelanggan Valid jika kita menginput Id Pelanggan dengan benar, setelah itu periksa inputan NPWP, karena pas awal pasang baru itu rumah saya di inputkan oleh developer jadi NPWP di data PLN isinya 1 alias belom keisi, input NPWP dengan cara mengcopy angka NPWP dari catetan atau tulisan di notepad langsung di paste di kolom NPWP karena di kolom ini tidak bisa kita input satu - satu. Kemaren sih saya berhasil dengan cara ini, pastikan alamat, kabupaten, kecamatan dan kelurahan sudah terinput dengan benar. Pilih lanjut jika kita pemilik bangunan kita tinggal klik tombol Apakah Anda Pemilik Bangunan? Pilih lanjut, setelah itu pilih Data Produk yang diinginkan, Produk Prabayar, Peruntukannya isi Rumah Tangga, Keperluan Rumah Pribadi, Daya ini kita pilih daya yang dituju dengan token yang akan kita isikan. Token ini seperti isi pulsa token seperti biasa, mulai dari 5.000 sampai 1.000.000 kalau saya sih kemaren isi 50.000. Klik hitung biaya, nanti bakal muncul rincian total biaya yang akan kita bayar. Berhubung ada promo jadi yang saya bayarkan itu sekitar Rp. 220.845 itu sudah termasuk token 50.000. Mantap ya biasanya naik daya ke 2.200 itu sekitar sejuta setengah eh karena ikut promo cuman ditarik Rp. 170.845 murah bingit. Centang Dengan ini saya ... Dan simpan permohonan, nanti bakal muncul kode token yang harus kita input. Setelah itu tinggal kita bayar saja lewat mobile banking. Kemaren saya coba pembayaran lewat Tokopedia, di aplikasi Tokopedia kita pilih menu Top Up & Tagihan, pilih Tagihan Listrik, di jenis produk listrik pilih PLN non Taglis, input id pelanggan dan pilih lanjut dan bayar. Setelah berhasil simpan bukti pembayaran lewat Tokopedia tersebut.

Setelah berhasil kita tinggal tunggu saja besok petugas PLN yang akan kerumah untuk menaikkan daya dan ngegantiin pembatasnya. Pengalaman saya sih sekitar jam 3 sore di hari minggu saya daftar dan membayar tagihan. Senin besoknya jam 09.30 sudah ada petugas PLN yang datang kerumah untuk langsung proses naik dayanya. Naik daya sama mas - masnya juga cepet, g sampai 15 menit sudah naik dayanya. Jadi petugas yang kerumah itu bawa seperti surat jalan yang harus kita tanda tangani setelah proses naik daya ini. Alhamdulillah sekarang sudah 2.200, besok - besok kalau mau nambah alat elektronik dirumah sudah siap, meski masih belum ada rencana mau nambah apa. Cuman kemakan promo dah jadinya naikin daya ini, moga taun depan ada lagi promo naik daya dari PLN ini.

Selasa, Agustus 04, 2020


Beberapa minggu ini kebanyakan nasabah tabungan Bank BRI mengalami kendala yaitu kartu ATM nya tidak dapat digunakan transaksi di ATM. Tidak ada pemberitahuan tetapi tiba - tiba ada yang mau tarik tunai di ATM ada peringatan kalau kartu ATM terdisable, silahkan untuk meng enable kartu ATM nya lewat Mobile Banking, Internet Banking atau langsung datang ke Bank BRI terdekat. Ada juga yang telah berhasil melakukan penarikan tunai di ATM tapi ketika transaksi kedua kartu ATM ter disable.

Beberapa kejadian ini saya juga mengalaminya, dan saya berkesimpulan sendiri kalau Bank BRI meng disable kartu ATM nasabah yang
1. Tidak pernah ganti pin atm mulai dari awal pembukaan rekening tidak pernah dilakukan ganti pin.
2. Pernah salah memasukkan pin ATM.
3. Pin atm terlalu mudah atau pin standar sewaktu pembukaan rekening yang tidak dilakukan perubahan.
4. Kartu ATM nya belum diganti ATM berchip baik Simpedes ataupun BRItama nya.

Nah menurut kesimpulan saya sih seperti itu. Untuk cara meng enable kan kartu ATM Bank BRI ini ada beberapa cara. Kalau kita ada waktu luang, bisa mampir ke kantor BRI terdepat dengan membawa KTP asli, buku tabungan (Simpedes atau BRItama) dan ATM asli, kita laporan ke customer service dan minta untuk di enable kan lagi kartu ATMnya. Nah kalau kita tidak sempat untuk mampir ke Bank BRI terdekat, dapat dilakukan dengan Internet Banking Bank BRI atau dengan menggunakan Mobile Banking Bank BRI. Ini saya berbagi tipsnya dengan menggunakan Internet Banking, untuk yang Mobile Banking Bank BRI nya saya tidak sharing dikarenakan saya lupa pin Mobile Bankingnya.

Langkah pertama adalah sebelum kartu ATM kita terdisable hendaknya kita sudah mendaftar Internet Banking yang sudah terregistrasi finansial dan sudah di instalkan aplikasi BRIMO untuk bertransaksi di Smartphone pribadi kita. Kalau belum mendaftarkan Internet Banking saya sarankan sih untuk menyempatkan diri ke kantor Bank BRI terdekat, sekalian enable kartu dan mendaftar fasilitas Internet Banking BRI (sekalian transaksi finansialnya didaftarkan) dan juga di instalkan aplikasi BRIMO nya juga.

Kalau kita sudah punya Internet Banking BRI, hal pertama yang kita lakukan ketika kartu ATM kita terdisable adalah 


1. Buka browser di smartphone atau di Laptop kita dan kita ketikkan alamat website Internet Banking Bank BRI yaitu di https://ib.bri.co.id/ib-bri/.

2. Masukkan username dan password Internet Banking Bank BRI anda.


3. Pilih menu layanan nasabah, pilih menu Disable/Enable Kartu di layanan lain.



4. Pada menu Disable/Enable Kartu, di menu ini ada daftar kartu ATM yang kita punya.



5. Kita tinggal pilih ATM mana yang mau kita enable kan lagi, dengan pilih tombol Disable/Enable setelah itu masukkan password Internet Banking Bank BRI dan klik kirim.

Setelah kita klik kirim kartu ATM kita sudah otomatis enable dan dapat digunakan di ATM BRI terdekat. Cukup mudah, yang penting kita sudah mendaftar Internet Banking Bank BRI sebelumnya dan dapat menggunakan menu Enable Disable kartu ATM.

Kamis, Juli 23, 2020

Setelah gagal melengkapi untuk keluar kota di postingan Pengalaman Tes Rapid di Halodoc sayapun mencari alternatif untuk dapat melengkapi persyaratan untuk bisa menaiki moda transportasi pesawat. Dari info yang saya dapatkan dari customer carenya Lion Air sih dari pihak maskapai itu meminta hasil rapid test dari Klinik atau rumah sakit berupa surat keterangan non reaktif dari lembaga terkait. Nah dalam surat keterangan itu harus ada stempel basah dan kop surat dari pihak yang mengeluarkan. Kalau di klinik di sekitar saya sih agak susah karena saya enggak tau lokasinya, berhubung di dekat rumah ada rumah sakit swasta akhirnya saya putuskan telpon ke Rumah Sakit Islam Darus Syifa' Surabaya.

Di RSI ini saya bisa mendapatkan surat keterangan pemeriksaan rapid test dan hasilnya juga dapat diketahui setelah 45 menit setelah tes. Nahloh langsung bisa test, dan hasilnya cuman nunggu 45 menit dengan biaya Rp. 350.000. Sayapun bergegas menuju rumah sakit yang terletak di Benowo Surabaya Barat ini. Jarak dari rumah kurang lebih 15 menit, dimana sayapun baru pertama kali menapakkan kaki di rumah sakit saat pandemi begini. Was - was sih, tapi demi nyamperin istri sayapun langsung menuju pendaftaran. Disana saya harus mengisi form dan ditanyain keperluannya ke poli mana. Saya pun menjawab mau rapid tes, saya disuru untuk periksa ke dokter umum dulu. Sayapun duduk di depan Poli Umum (kalau gak salah sih namanya), kata mbak - mbak pendaftarannya sih nanti dipanggil. Berhubung saya datangnya sebelum jam 8 dan sepertinya dokternya juga belom dateng ya saya bersabar aja. Selang 10 menit, ada seorang anak muda pakai jaket dan tas masuk poli, dan enggak lama sayapun dipanggil oleh asistennya. Setelah masuk poli saya cuman ditanyain mau periksa apa, saya jawab rapid test. Nah sama dokter yang masih muda itu saya cuman dikasi coret - coretan untuk bayar di bank Jatim yang letaknya disebelah poli, setelah itu saya disuruh untuk ambil antrian di lab yang cuman beda beberapa ruangan dari poli. Nah biaya awalnya yang saya bayarkan di Bank Jatim ini adalah Rp. 50.000 kayaknya sih seperti biaya pendaftaran deh, setelah itupun saya menunggu nomor antrian saya dipanggil. Selang 10 menit sayapun dipanggil masuk lab, masukkan kertas pendaftaran dan langsung diambil darah di bagian tangan kiri. Untungnya tidak ada adegan darah tidak keluar dan alhamdulillah pengambilan darah selesai dan sayapun dikasi kertas buat melakukan pembayaran di Bank Jatim lagi, nah abis dari lab ini baru biayanya lumayan. Yaitu yang saya bayarkan adalah Rp. 330.000, berarti kalau saya total itu sektiar Rp. 380.000 sama biaya pendaftaran. Setelah melakukan pembayaran saya menunggu kurang lebih 45 menit, sayapun main hape biar enggak berasa lama nunggunya. 

Sekitar 30 menit sayapun dipanggil dan masuk lab dan diberikan hasil rapid tesnya, disitu saya intip sih tulisannya non reaktif. Alhamdulillah saya aman berarti, setelah dari lab ini saya harus kembali ke poli umum menemui dokter umum untuk dibuatkan surat keterangan rapid test. Nah dokternya ini enak banget, dia bukannya meriksa saya tapi cuman nyuruh asistennya untuk tensi dan timbang. Abis itu asistennya ngelengkapi data di suratnya dengan meminta KTP saya. Sayapun disuruh menunggu diluar, enak banget dokternya diem - diem bae maen hape dan asistennya yang kerja. Ya kalau mau kayak gitu saya harusnya dulu masuk kedokteran deh, (ngarep.com).


10 menit kemudian saya dipanggil dan surat keterangannya sudah jadi. Nah disini baru dokternya kerja, kerjanya adalah tanda tangan surat keterangan saya. Setelah itu saya disuruh minta tanda tangan petugas labnya dan minta stempel di Bank Jatim. Setelah itu selesai sudah alur pembuatan surat keterangan pemeriksaan rapid testnya. Enggak butuh waktu lama untuk mendapatkannya, asal bawa duit aja sih. Kalau di Jakarta rapid test kayak gini sekarang biayanya Rp. 150.000 tapi kalau di Surabaya sampai saat ini saya cek masih di kisaran Rp. 300.000, entah kok masih belum seragam ya biayanya.

Untuk surat sakti ini sudah bisa digunakan untuk masuk bandara, begitu pengalaman saya ikut rapid test. Kalau untuk test swab kabarnya sih lebih mahal banget, dan testnya juga menyakitkan. Cuman saya sih enggak minat untuk mencobanya, dan amit2 kalau sampek test swab.