Minggu, April 19, 2020


Bosan dengan kegiatan di sabtu dan minggu yang diisi dengan menonton iFlix, Hooq sama Catchplay. Karena film - film yang ada agak sedikit bosan dan karena emang sudah include dengan Indihome, alhasil saya mencoba untuk mengutak ngatik Smart TV LG saya, karena setelah beberapa hari yang lalu saya update Smart TV nya ada satu menu baru yang otomatis muncul padahal saya tidak menginstal di Web OS saya, yaitu aplikasi Apple TV+. Apple TV+ ini adalah salah satu layanan streaming dari Apple yang menampilkan series Apple Originals baik itu film series, serial pemenang penghargaan, drama, dokumenter, film kartun anak - anak, komedi dan beberapa serial lainnya. Ya salah satu pesaing Netflix lah yang merajai jagat streaming film, cuman karena Netflix hanya bisa diakses oleh selain pengguna Indihome karena ada pemblokiran, jadinya para pengguna Indihome hanya bisa mengakses layanan streaming selain Netflix. Kalau nanti sudah resmi bisa di akses pengguna Indihome, pasti saya yakin layanan streaming lokal bakal menurun drastis. Karena di Netflix layanan yang ditawarkan banyak sekali, mulai dari film, TV series, anime, konser musik yang dapat diakses gratis kalau sudah berlangganan layanan mereka. Untuk yang Apple TV+ ini bagi saya bisa dijadikan pilihan untuk mengakses konten yang ditawarkan, series Apple Originals seperti Servant atau See.


Yang menarik adalah harga berlangganan yang ditawarkan oleh Apple yaitu sebesar Rp. 69.000 per bulan yang bisa di sharing sebagai paket family dengan maksimal 5 orang anggota keluarga. Murah banget kan? Kalau dibandingkan Netflix biaya berlangganan yang termahal adalah Rp. 169.000 yang bisa di akses untuk 4 user. Perbedaan harga ini sih saya rasa wajar, karena kalau dibandingkan dengan konten yang ditawarkan itu Netflix jauh lebih lengkap dibandingkan konten Apple TV+. Beruntungnya saya punya SmartTV LG yang bisa akses Apple TV+ jadi lumayan lah, berasa TV mahal, hehe karena kalau kita mau akses Apple TV+ dengan perangkat yang di jual oleh Apple itu harga perangkatnya lumayan sekitar 3 jutaan. Namun dapat free akses Apple TV+ selama setahun pertama. 


Untuk Apple TV+ untuk pengguna baru dapat mencoba akses layanannya seminggu gratis, baru setelah itu bayar biaya langganannya Rp. 69.000. Ini saya coba langganan untuk seminggu gratisnya dengan aplikasi Jenius, Jenius saat ini membantu saya untuk berlangganan layanan yang harus pakai kartu kredit, dengan Jenius kita dapat berlangganan layanan tanpa takut bakal motong limit di kartu kredit karena Jenius ini berbasis tabungan. Saya sih pakai Jenius untuk langganan Spotify, karena sayang juga sih kalau sudah langganan Apple TV+ tapi yang akses cuman saya, soalnya langganan sekali kan bisa di sharing 5 orang.

Senin, April 06, 2020

Sudah beberapa kali postingan di blog saya agak heran dengan lumayan banyak blogwalking ke sana ke sini, kok tidak ada komenan satupun di blog. Padahal di statistik blog sudah ada beberapa visitor, eh tapi kok g komen. Sombong amat kata saya orang - orang yang saya blogwalkingin ini. Sudah 4 bulanan ini giat blogwalking dengan harapan ada lah satu dua orang yang komen di blog, eh baru hari ini saya ngerasa ada yang janggal. Kayaknya ini komennya ke hidden apa g masuk ya, alhasil saya klik di Comments dan di Moderasi Komen dan ternyata ada 50 komen yang kepending masuk moderasi. Nah masalahnya tidak ada notif di email kalau ada komen, ternyata sebabnya saya belum subscribe jadi email moderasi komen yang masuk gantung, ini saya baru confirm moderasi komen, baru masuk dah 50 email. Dan akhirnya saya pun mulai blogwalking lagi, dan akhirnya saya gak pakai moderasi karena biar gak ribet, dulu ke pencet moderasi karena banyak spam di komen. Sekarang malah kangen komenan rang - orang.


Minggu, April 05, 2020

Setelah beberapa hari memakai ISP Indihome, di Pengalaman Daftar Indihome, akhirnya sudah waktunya saya membayar tagihan. Iya belum pemakaian satu bulan, sekitar baru 5 hari sih, tapi karena sudah melewati bulan Maret jadi saya diharuskan membayar tagihan pemasangan baru dan pemakaian beberapa hari di bulan Maret. Kemarin waktu pemasangan awal kita kan diwajibkan membayar deposit sejumlah biaya bulanan paket tapi tanpa dikenakan ppn. Deposit ini diwajibkan untuk semisal nanti kita berhenti berlangganan Indihome, jadi deposit yang kita bayarkan ini nanti digunakan untuk membayar Indihome sebelum diberhentikan. Mungkin kebijakan ini dikeluarkan karena banyak pelanggan yang di tengah - tengah melakukan pemberhentian langganan tanpa membayar biaya bulanan Indihome. Saya sih memang baca banyak pelanggan Indihome yang seperti ini sebelum kebijakan deposit ini kebanyakan melakukan hal ini, jadi secara sepihak tidak melakukan pembayaran.

Untuk tanggal tagihan Indihome setiap bulannya adalah di mulai di tanggal 4 sampai maksimal di tanggal 20 di setiap bulan, jika pembayaran tagihan di atas tanggal 20 maka akan di kenakan denda keterlambatan. Oh ya di awal april kemarin saya sempat di telepon dari 147 mengenai tata cara pembayaran tagihan, untuk pembayaran tagihan Indihome ini ada banyak cara. Bisa dari Link Aja!, Tokopedia, Internet Banking dan beberapa E-Commerce yang bekerja sama dengan Indihome, kalau saya sih melakukan pembayaran melalui Link Aja!, kenapa saya memakai Link Aja! Karena di aplikasi My Indihome metode pembayaran resminya sih Link Aja! mungkin karena sama - sama BUMN dan memang untuk mensukseskan program dari BUMN sih. Kalau saya sih memakai Link Aja! itu biar setelah gajian bisa langsung saya kirim ke Link Aja! biar gak nyampur sama duit yang lain sih. 

Jadi untuk pembayaran tagihan Indihome melakui Link Aja! itu kita tinggal buka aplikasi Link Aja!, trus kita pilih di Bagian Beli / Bayar Tagihan, pilih Internet, Pilih IndiHome, masukkan nomor pelanggan, biasanya waktu pemasangan STB ataupun modem kita diberitahu nomor langganan Indihome. Tinggal kita masukkan nomor langganan trus pilih lanjutkan dan melakukan pembayaran. Oh ya sebelum melakukan pembayaran alangkah baiknya saldo LinkAja! kita sudah tersedia. Ini saya melakukan top up saldo LinkAja! melalui Mobile Banking BCA, kita pilih m-Transfer, pilih BCA Virtual Account, input no. Virtual Account LinkAja! kita dengan menambahkan 09110+nomor LinkAja! kita, masukkan nominal yang akan kita top up (ada biaya Rp. 500) dan tinggal masukkan pin M-Banking BCA dan transaksi sukses.

Di bulan pertama saya berlangganan Indihome ini saya ditagihkan sebanyak Rp. 82.500 dengan rincian Biaya Tambahan (biaya pasang baru) sebesar Rp. 75.000 dan ditambah dengan ppn sebesar Rp. 7.500. Saya menyimpulkan Rp. 75.000 sebagai biaya pasang baru karena saya diinfokan oleh sales kalau biaya pasang indihome sebesar Rp. 150.000 yang ditagihkan di bulan pertama, nah ini kebetulan saya ditagihkan sebesar 50% nya, mungkin ada promo pasang baru menurut saya. Lokasi saya di Gresik Jawa Timur, dan semoga saja bulan April saya tagihannya sesuai dan tidak dikenakan biaya pasang baru, hehe. Beberapa hari memakai Indihome saya sih puas, ada beberapa kali koneksi ke Google bermasalah cuman beberapa jam saya, setelahnya lancar lagi. Semoga lancar Indihome ke depannya guna mendukung Work From Home yang saat ini lagi gencar - gencarnya.

Minggu, Maret 29, 2020

Kebutuhan akan koneksi internet yang stabil adalah dambaan beberapa orang. Kebetulan salah satunya adalah saya. Saya adalah orang yang butuh koneksi internet yang stabil karena saya sudah mencoba 3 tahun dengan modem wifi dari XL Go yang sampai sekarang tetap menemani. Tapi berhubung saya pindah di lokasi yang sinyal CL nya enggak stabil setahunan ini, membuat saya mikir mikir untuk pasang internet kabel yang berbasis fiber optik. Padahal kemarin dengan Modem Wifi dari XL Go saya sudah cukup karena bisa ngeblog ataupun sekedar streamingan sedikit - sedikit, dan juga Streaming beberapa TV Series dari Netflix. Berhubung perumahan yang saya tempati sekarang itu berada di sebelah Surabaya, jadi belum terjamah oleh berbagai pilihan Internet Kabel, dan kebetulan cuman satu ISP yang mengcover daerah saya, yaitu Indihome. Proses registrasi sudah pernah beberapa kali saya coba, dari aplikasi My Indihome saya sudah pernah registrasi 2x dan gagal pemasangan dikarenakan ODP penuh dan tidak ada jaringan baru. 
ODP sendiri adalah Optical Distribution Point yang merupakan alat pendukung layanan fiber optik yang fungsinya sebagai titik terminasi kabel drop optik atau tempat untuk membagi core optik ke beberapa pelanggan (terminal).
ODP ini adalah hal yang diribetin oleh pelanggan baru Indihome, karena kalau ODP ini penuh pasti kita gak mungkin bisa pasang baru Indihome ini, pengalaman saya waktu pendaftaran pertama itu saya lewat aplikasi My Indihome, lokasi rumah saya di petanya sih sudah tercover Indihome, estimasi pemasangan 3-5 hari. Saya coba langsung daftar, ngisi email dan data. Besok paginya di telpon oleh pihak Telkom terkait pemasangan dan sedikit pertanyaan mengenai pendaftaran, diberikan info kalau nanti tunggu info dari pihak survey baru setelah di kabari dari pihak survey bakal ada teknisi pasang yang datang. Tapi kabar buruk di kabari besoknya, saya di wa sama orang Telkom kalau ODP penuh dan tidak ada penambahan jaringan baru. Oke fix, pengajuan pertama saya gagal, saya cek di map di aplikasi My Indihome juga sekarang rumah saya tidak tercover jaringan Indihome. Kesel juga karena di PHP in sama aplikasi My Indihome, saya putuskan uninstall aplikasi My Indihome. 3 bulan setelah saya daftar yang pertama, jari jemari ini pengen banget pasang internet kabel yang konon katanya stabil ini, apalagi di promonya juga disertai paket TV nya. Memang lagi nge trend streaming TV sih, ini juga antena di rumah sudah sampai habis 2 antena tapi gambar siaran TV nya juga banyak semutnya. Jalan satu - satunya emang cuman internet kabel yang nyambung dengan TV, kebetulan kemarin saya berhasil ngebujuk istri untuk beli Smart TV. Emang karena suaminya ini banyak kepengennya, hehe Love u istri,hehe. Percobaan kedua saya lakukan di bulan ketiga, nah disini saya daftar lagi lewat aplikasi My Indihome, dan sudah sampai berhasil seperti percobaan pertama. Tapi naas aja di bagian survey lagi dengan info yang sama saja yaitu ODP penuh dan tidak ada penambahan jaringan. Info dari teknisi kedua ini adalah mungkin sekitar 6 sampai 12 bulan lagi baru ada penambahan jaringan baru.

Pupus sudah harapan saya mempunyai internet kabel yang stabil, sekedar cerita saja saya sudah beberapa masa menggunakan produk dari Telkom dalam hal ini yang berkaitan dengan internet, mulai dari jaman dulu masih musim modem dial up telkomnet@instan, sampai Telkom Speedy yang speednya g cepet - cepet amat tapi harganya mahal dan tidak unlimited dengan paket yang berjangka waktu. Dulu saya pernah pakai paket yang harganya Rp. 200.000 itu kalau gak salah internetnya berjangka waktu berapa jam gitu. Itu jaman dulu waktu tinggal sama orang tua sih, sekarang sudah kerja pengen merasakan internet kabel dan IPTV yang disediakan telkom yang bernama Indihome. Unlimited sih paketannya cuman ada FUP atau Fair Usage Policy dimana koneksi kita bakal turun jika pemakaian internet kita melewati batas yang sudah di tentukan oleh Telkom. Ya gak bisa komen apa lagi sih, mungkin untuk menjaga kestabilan koneksi diberlakukan sistem seperti ini. Paket yang ditawarkan oleh Telkom mulai dari paket dual play internet dan telpon, internet dan TV, atau yang triple play internet, telepon dan TV. Sebenarnya ada paket yang baru untuk pelajar sih, cuman masih belum bisa di tempat saya untuk daftarnya.

Oh iya udah maen ngejelasin paketannya aja, wong belum pasang kok,hehe. Awalnya di bulan Februari kemarin itu di depan rumah ada satu tiang baru, cat item cuman di tengah ada warna merah dan putihnya, awalnya saya kira itu tiang dari PLN guna mendukung ISP yang baru itu loh Icon+. Eh ternyata prasangka saya salah, karena awal Maret kemaren ada brosur Indihome yang disangkutin di pagar rumah, oalah brarti ini tiang Indihome toh. Karena merasa ini yang sudah ditunggu tunggu, capek pulang kerja pun saya coba untuk WA nomor di brosur itu, sepik - sepik belom pernah daftar dan nanyain gimana cara pasangnya. Selagi nge wa in sales Indihomenya, saya langsung lobi nih ibu negara sekaligus merengek untuk pasang Indihome lagi. Untungnya karena istri pengertian akhirnya di deal in dah daftar Indihomenya dengan pilihan paket yang Internet 10 Mbps dan TV Interaktif dengan harga Rp. 320.000 belum sama ppn. Total harga yang harus di bayarkan tiap bulannya adalah Rp. 350.000, cukup menguras dompet sih, tapi ya ini blog kudu support buat nambahin bayar Indihome. Berarti ini kudu jalan ngeblog lagi, dan lebih rajin blogwalking. 


Di Wa saya diminta data pengajuan dan identitas, saya pilih SIM aja karena kalau KTP sih agak takut kalau di share, takut di salah gunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Setelah ngirim persyaratan saya diminta tunggu telepon atau konfirmasi dari teknisi, yaitu dalam minggu ini atau minggu depan maksimal konfirmasinya. Menunggu adalah hal yang tidak mengenakkan, karena sangsi, ini beneran bisa pasang baru atau enggak. Ini tiang di depan rumah cuman ada satu kabel doang yang menjuntai, jadi masih was - was ini bisa apa enggak. Saya menunggu sekitar 8 hari, itupun terpaksa saya Wa terus sampek bosen tuh sales. Tanggal 26 kemaren akhirnya rumah saya di samperin sama teknisinya Indihome, kebetulan jadwalnya blok saya pemasangan barunya, dan penarikan kabel pun dilakukan. Sebelum pemasangan awal Indihome, itu harus disiapin lokasi untuk penempatan modem dan STB nya dimana, karena itu bakal ditanyain pertama oleh teknisinya. Kalau saya sih peletakkannya itu di tempat deket TV, biar kabelnya tidak kemana - mana. Saya pilih di TV karena saya kepengennya kabelnya tidak melewati ruangan di rumah, jadi dari atap langsung lurus ke ruangan TV, ngebolongin dikit sih untuk masuknya kabel cuman ya ini yang terbaik peletakannya.


Dua orang mas - mas teknisi ini ngulur kabel dan melewati atap rumah, pengerjaan sampai modem dipasang sih g sampai satu jam pengerjaan sampai modem nya online. Nah sekarang itu kalau pemasangan awal kita harus bayar deposit yang seharga paket internet tanpa ppn yaitu Rp. 320.000, jadi kemaren saya dapat sms untuk pembayaran deposit. Dan disuruh nunggu 1x24 jam sampai internetnya aktif. Oh ya untuk pemasangan modem ini awalnya cuman dikasi router wifi, besok kalau sudah online baru di kasi itu STB nya, STB ini adalah Set Top Box yang berfungsi untuk menampilkan IPTV an UseeTV dari Indihome. STB ini dikasi besok kalau udah online, totalnya sih sekitar 2 hari semenjak online baru dikasi. Ini STB saya baru kemarin di pasang, dan diaksi tau cara pakainya. Gampang sih karena di kantor aku yang nguasain STB nya jadi otomatis saya sangat familiar. Terlebih ini saya dapat free HOOQ, Catchplay dan Iflix, sayangnya sih g ada Netflix karena masih di blokir sama Telkom. 


Ini tagihan atau biaya pasangnya itu Rp. 150.00 yang ditagihin bulan depan, semoga aja stabil dan bisa menunjang kegiatan ngeblog. 

Kamis, Maret 05, 2020

PBB atau Pajak Bumi dan Bangunan adalah pajak yang ditanggung oleh individu atau badan yang mendapatkan keuntungan dan atau kedudukan sosial ekonomi yang lebih baik karena hak atas tanah dan bangunannya. Dan yang wajib membayar PBB ini adalah orang pribadi atau badan yang memperoleh hak atas tanah dan bangunannya. Jadi kalau kita istilahnya tinggal di suatu tanah dan rumah tinggal otomatis kita mengambil keuntungan dari tanah dan bangunan itu. Untuk batas akhir dari pembayaran PBB ini adalah sekitar bulan September setahu saya, tapi ya lebih baik sih awal tahun daripada kelupaan. Saya dulu pernah sih kelupaan membayar, alhasil tahun depannya kena denda yang lumayan. Jadilah warga negara yang baik dengan bayar pajak tepat waktu.

Setelah membayar PBB kita akan mendapatkan SPPT, SPPT ini adalah Surat Pemberitahuan Pajak Terutang yang berisi tentang pemberitahuan besaran pajak terutang yang harus dibayarkan oleh wajib pajak. Biasanya SPPT ini nanti diberikan oleh orang dari Balai Desa atau Kelurahan. Biasanya di pertengahan tahun sudah dibagikan dikirim ke rumah. Untuk pembayaran PBB ini ada beberapa cara, untuk beberapa kota dan kabupaten bisa membayar lewat E-Commerce seperti Tokopedia. Cuman sayangnya sih masih belum banyak kota dan kabupaten yang bekerja sama dengan Tokopedia, kalau sudah kerja sama pasti bakal enak. Untuk di tempat saya yaitu Gresik Jawa Timur, pembayaran PBB ini diwajibkan di Bank Jatim alias Bank Daerah. Sepengalaman saya sih beberapa tahun ini saya harus mengantri di Kantor Kas ataupun Kantor Cabang Pembantu dari Bank Jatim, ngambil nomor antrian Teller dan melakukan pembayaran di Teller dengan menginfokan NOP atau Nomor Objek Pajak. Setelah melakukan pembayaran nanti akan diberikan bukti bayar seperti gambar yang saya berikan. Biasanya 3 bulan lagi SPPT nya akan diberikan ke kita.

Untuk mengetahui besaran PBB dari tanah yang kita punya (khususnya di Gresik) dapat diketahui dengan mengunjungi situs http://bppkad.gresikkab.go.id/. Setelah masuk di website kita bisa pilih Info -> Bidang PBB dan BPHTB -> Klik Informasi PBB dan menginput NOP dari tanah kita. Setelah itu kita mengunduh daftar info PBB dari tanah yang kita input, dari tahun dan nominal besarnya dan status bayar dari tanah kita. Mungkin juga di kota lain hampir sama untuk melakukan pengecekan, kalau pembayaran PBB Gresik sih bisa dicoba di Website resmi BPPKAD.

Untuk daerah Surabaya dapat mengunjungi situs https://bpkpd.surabaya.go.id/PBB dan masukkan NOP dan tinggal klik cari data, jadi untuk pembayaran PBB Surabaya dapat di cek di website Resmi BPKPD Surabaya. Untuk Surabaya juga sama bisa dilakukan pembayaran di Bank Jatim terdekat. Untuk yang sudah dilayani di Tokopedia untuk Jawa Timur cuman di Mojokerto saja, semoga ke depannya Tokopedia bisa bekerja sama dengan kabupaten dan kota lain.

Kamis, Februari 13, 2020

Setelah ragu - ragu untuk mencoba salah satu fitur Linkaja, akhirnya saya memberanikan diri mencari SPBU terdekat yang sudah terintegrasi pembayarannya dengan Linkaja. Hal pertama yang saya persiapkan adalah mencari SPBU yang bisa pembayarannya dengan Linkaja, sayangnya tidak semua sudah ada EDC Linkaja di SPBU tempat saya tinggal. 4 SPBU terdekat dari rumah saya belom ada di daftar SPBU Jatim yang ada di daftar itu lumayan jauh dari rumah saya. Pas kebetulan setelah mengantar saudara di Stasiun Surabaya Pasarturi, saya singgah di SPBU 54.601.112 alias SPBU setelah turun di Tol Tandes. Saya dulu pernah beli BBM disini dan ada stiker di pompa SPBU nya tentang pembayaran lewat Linkaja, emang sih SPBU ini tidak terdaftar di list yang ada di websitenya. Cuman ya namanya juga nyoba, posisi saldo di Linkaja saya Rp. 200.000 untuk ngisi full tank perkiraan saya pas, soalnya sekarang Pertamax turun harganya jadi Rp. 9.000 per liter. 


Sesampainya di SPBU Margomulyo ini saya tanya ke petugas Pom nya apakah bisa bayar dengan Linkaja, info dari petugasnya sih bisa. Dalam batin saya mengucapkan alhamdulillah, jadi enggak sia - sia nyaldo Rp. 200.000 soalnya waktu itu enggak megang cash. Kalau waktu itu enggak bisa saya enggak bakal ngisi,hehe. Setelah itu petugas SPBU nya ngisi kendaraan saya sampai full tank, di meterannya tertera 19.2 liter dengan nominal Rp. 172.800. Setelah itu barulah petugasnya mengambil EDC Linkaja, nah saat - saat yang mendebarkan pun terjadi, nah mbk - mbak petugas SPBU ini lama banget ngutak ngatik EDC nya, dan sayapun keringat dingin karena antrean belakang saya sudah tidak sabaran dan mulai marah - marah. Pas dibelakang saya itu Truck besar yang mau ngisi BBM juga, si mbaknya juga mulai panik dan manggil temennya yang paham. Belum datang temennya itu muncul alhamdulillah mbaknya sudah bisa mengoperasikan EDC Linkaja ini, jadi dari EDC Linkaja ini nanti ngeprint barcode yang nantinya kita scan untuk melakukan pembayaran. Jadi skemanya seperti ini sih step by stepnya :
1. Kita melakukan pengisian seperti biasa di kendaraan kita
2. Setelah selesai pengisian BBM ini dan sudah muncul total jumlah rupia di meteran SPBU 
3. Petugas mengetik nominal pembelian (rupiah) di EDC Linkaja dan akan muncul print struk dari EDC berisi barcode atau bukti bayar
4. Dari menu Linkaja di aplikasi HP kita pilih kirim uang -> trus pilih snap QR setelah itu scan barcode yang ditunjukkan ke kita
5. Kita pilih pembayaran dan klik bayar
6. Setelah sukses nanti ada bukti bayar di mesin EDC, dan kita dapat print pembayaran lewat Linkaja dan kita dapat Cashback sejumlah maksimal Rp. 25.000 (lagi promo soalnya jadi ada cashback).




Mungkin ke depannya itu di semua SPBU petugasnya sudah fasih untuk pengoperasian EDC Linkaja, jadi membuat pelanggan seperti saya biasa dan cepet seperti pembayaran tunai. Gitu aja sih, ini mumpung lagi promo dengan cashback mungkin membuat pelanggan mencoba fitur yang baru ini. Dan semoga saja semua SPBU sudah bisa support dan lama - lama di SPBU pembayarannya tidak pakai tunai biar enggak ribet - ribet. Kesan dan pengalaman saya menggunakan Linkaja sebagai pembayaran di SPBU adalah lumayanlah, lumayan karena ada cashback hehe, maklum sekarang lagi rame cashback jadinya seneng lah untuk dapat cashback. Cuman apakah cashback ini bisa dijadikan pembayaran untuk pembelian BBM masih belum saya coba. Ohya untuk selain SPBU Pertamina ada juga SPBU swasta seperti  SPBU Shell yang menggunakan pembayaran dengan OVO. Mungkin besok saya mencoba mengisi bahan bakar Shell dan membayar menggunakan saldo OVO. Apakah bisa bersaing dengan SPBU dan E Wallet plat merah?

Minggu, Januari 26, 2020

Setelah Pengalaman Daftar Jenius by BTPN saya yang awalnya memakai Spotify premium gratisan mencoba layanan full alias premiumnya. Alhamdulillah sekarang saya pelan - pelan merubah kebiasaan buruk saya yang dulu sukanya bajakan, sekarang perlahan mengurangi kegiatan g baik ini. Saya saat ini menggunakan layanan Spotify Premium for Family. Sebelum itu mungkin ada yang belum tau tentang aplikasi streaming musik paling lengkap dan update tahun ini. Kalau menurut saya Spotify ini adalah pelopor mendengarkan musik di era internet saat ini. Dahulu kita kalau mau mendengarkan musik itu harus memutar vinyl, kaset, CD bahkan di awal - awal kejayaan internet itu dalam format digital seperti .MP3. Kalau saya sih mencoba dulu mendengarkan musik dari kaset tape (dulu saya sebutnya gitu), lewat CD juga saya pernah. Cuman yang paling parah sih saya dulu mengkoleksi file audio digital seperti musik dengan format .MP3 atau bahkan yang kualitas paling tinggi waktu itu yaitu .FLAC. Udah bisa dipastikan kalau saya mengkoleksi musik dengan format digital berarti waktu itu saya download lewat internet atau bisa dibilang ilegal. Saya sudah pernah menjalani kegiatan jelek itu, cuman kendalanya kalau kita mengkoleksii file audio digital itu adalah di media penyimpanannya yaitu hard disk atau flash disk. Semakin banyak koleksi musik yang kita punya semakin menipis juga kapasitas hard disk saya. Dulu koleksi saya pernah mencapai 50 Gb. Kebayang kan betapa menderitanya kalau hard disk saya waktu itu kapasitasnya 128 Gb, setengah dari kapasitas hard disk saya adalah file audio.

Nah saya baru mengenal Spotify beberapa tahun belakangan ini, memang kita harus mengikuti perkembangan teknologi sih. Kalau bicara sekarang kegiatal mengkoleksi file audio seperti saya (meski ilegal) terkesan sudah lampau, sekarang jamannya streaming. Dengan layanan streaming ini kita bakal hemat ruang di hard disk, cuman bengkak di kuota internet. Cuman kalau anda memakai ISP kabel yang unlimited  pasti masalah kuota internet ini tidak berlaku. 
Dikutip dari Wikipedia, Spotify adalah layanan musik alir, siniar, dan video komersial Swedia yang menyediakan hak digital manajemen yang dilindungi konten dari label rekaman dan perusahaan media. Ini tersedia di sebagian besar Amerika, Eropa Barat dan Oseania. Musik dapat diakses atau dicari oleh artis, album, genre, playlist, atau label rekaman.
Untuk cara berlangganan agar sensasi mendengarkan musik tanpa iklan di Spotify ada dua cara yaitu potong pulsa atau kartu kredit. Kalau sepengalaman saya kalau potong pulsa harga langgannya sedikit lebih mahal di bandingkan dengan kartu kredit. Jika belum punya kartu kredit bisa dengan Jenius, bedanya Jenius dengan kartu kredit adalah kalau Jenius ini adalah tabungan sedangkan kalau kartu kredit itu adalah dengan sistem potong limit kartu kredit. Kalau saya sih untuk langganan dengan menggunakan kartu kredit agak takut, karena ketakutan saya adalah memberhentikan layanan langganan mungkin agak sulit. Itu sih yang mendasari saya mending pakau Jenius, karena kalau saldo di rekening Jenius kita kurang dari biaya langganan spotify maka otomatis langganan Spotify kita tidak di perpanjang, jadi hati tenang enggak mikirin bayaran kartu kredit. Saran saya kalau pakai kartu kredit itu harus bijak sih, kalau enggak bakal kebulet.

Untuk pengguna baru bisa menikmati layanan premium dari Spotify dengan harga goceng atau Rp. 5.000 untuk 30 hari, setelah itu biaya langganan nya adalah Rp. 49.900 atau Rp. 54.990 atau paket family Rp. 79.000. Untuk paket family ini bisa untuk 6 user spotify yang berdekatan atau serumah lah. Untuk 6 user spotify yang ikut di paket family ini nanti harus menjadikan satu alamat yang sama untuk mendaftar. Lebih hemat banyak karena bisa dibuat tanggung renteng alias urunan orang 6.



Untuk langkah awal pembelian paket premium Spotify yang pertama adalah mengisi saldo Jenius sebesar minimal Rp. 80.000, setelah itu di halaman pengisian spotify kita isi nomor kartu Jenius kita, tanggal berakhirnya kartu dan kode keamanan. Setelah itu tinggal klik Beli Premium Family dan dapat notif saldo di Jenius kepotong dan layanan premium kita sudah aktif. Tinggal invite daftar user spotify yang mau dimasukkan ke list family. Jangan lupa mengisi saldo rekening Jenius sebelum jatuh tempo pembayaran langganan bulan berikutnya.