Minggu, Maret 29, 2020

Kebutuhan akan koneksi internet yang stabil adalah dambaan beberapa orang. Kebetulan salah satunya adalah saya. Saya adalah orang yang butuh koneksi internet yang stabil karena saya sudah mencoba 3 tahun dengan modem wifi dari XL Go yang sampai sekarang tetap menemani. Tapi berhubung saya pindah di lokasi yang sinyal CL nya enggak stabil setahunan ini, membuat saya mikir mikir untuk pasang internet kabel yang berbasis fiber optik. Padahal kemarin dengan Modem Wifi dari XL Go saya sudah cukup karena bisa ngeblog ataupun sekedar streamingan sedikit - sedikit, dan juga Streaming beberapa TV Series dari Netflix. Berhubung perumahan yang saya tempati sekarang itu berada di sebelah Surabaya, jadi belum terjamah oleh berbagai pilihan Internet Kabel, dan kebetulan cuman satu ISP yang mengcover daerah saya, yaitu Indihome. Proses registrasi sudah pernah beberapa kali saya coba, dari aplikasi My Indihome saya sudah pernah registrasi 2x dan gagal pemasangan dikarenakan ODP penuh dan tidak ada jaringan baru. 
ODP sendiri adalah Optical Distribution Point yang merupakan alat pendukung layanan fiber optik yang fungsinya sebagai titik terminasi kabel drop optik atau tempat untuk membagi core optik ke beberapa pelanggan (terminal).
ODP ini adalah hal yang diribetin oleh pelanggan baru Indihome, karena kalau ODP ini penuh pasti kita gak mungkin bisa pasang baru Indihome ini, pengalaman saya waktu pendaftaran pertama itu saya lewat aplikasi My Indihome, lokasi rumah saya di petanya sih sudah tercover Indihome, estimasi pemasangan 3-5 hari. Saya coba langsung daftar, ngisi email dan data. Besok paginya di telpon oleh pihak Telkom terkait pemasangan dan sedikit pertanyaan mengenai pendaftaran, diberikan info kalau nanti tunggu info dari pihak survey baru setelah di kabari dari pihak survey bakal ada teknisi pasang yang datang. Tapi kabar buruk di kabari besoknya, saya di wa sama orang Telkom kalau ODP penuh dan tidak ada penambahan jaringan baru. Oke fix, pengajuan pertama saya gagal, saya cek di map di aplikasi My Indihome juga sekarang rumah saya tidak tercover jaringan Indihome. Kesel juga karena di PHP in sama aplikasi My Indihome, saya putuskan uninstall aplikasi My Indihome. 3 bulan setelah saya daftar yang pertama, jari jemari ini pengen banget pasang internet kabel yang konon katanya stabil ini, apalagi di promonya juga disertai paket TV nya. Memang lagi nge trend streaming TV sih, ini juga antena di rumah sudah sampai habis 2 antena tapi gambar siaran TV nya juga banyak semutnya. Jalan satu - satunya emang cuman internet kabel yang nyambung dengan TV, kebetulan kemarin saya berhasil ngebujuk istri untuk beli Smart TV. Emang karena suaminya ini banyak kepengennya, hehe Love u istri,hehe. Percobaan kedua saya lakukan di bulan ketiga, nah disini saya daftar lagi lewat aplikasi My Indihome, dan sudah sampai berhasil seperti percobaan pertama. Tapi naas aja di bagian survey lagi dengan info yang sama saja yaitu ODP penuh dan tidak ada penambahan jaringan. Info dari teknisi kedua ini adalah mungkin sekitar 6 sampai 12 bulan lagi baru ada penambahan jaringan baru.

Pupus sudah harapan saya mempunyai internet kabel yang stabil, sekedar cerita saja saya sudah beberapa masa menggunakan produk dari Telkom dalam hal ini yang berkaitan dengan internet, mulai dari jaman dulu masih musim modem dial up telkomnet@instan, sampai Telkom Speedy yang speednya g cepet - cepet amat tapi harganya mahal dan tidak unlimited dengan paket yang berjangka waktu. Dulu saya pernah pakai paket yang harganya Rp. 200.000 itu kalau gak salah internetnya berjangka waktu berapa jam gitu. Itu jaman dulu waktu tinggal sama orang tua sih, sekarang sudah kerja pengen merasakan internet kabel dan IPTV yang disediakan telkom yang bernama Indihome. Unlimited sih paketannya cuman ada FUP atau Fair Usage Policy dimana koneksi kita bakal turun jika pemakaian internet kita melewati batas yang sudah di tentukan oleh Telkom. Ya gak bisa komen apa lagi sih, mungkin untuk menjaga kestabilan koneksi diberlakukan sistem seperti ini. Paket yang ditawarkan oleh Telkom mulai dari paket dual play internet dan telpon, internet dan TV, atau yang triple play internet, telepon dan TV. Sebenarnya ada paket yang baru untuk pelajar sih, cuman masih belum bisa di tempat saya untuk daftarnya.

Oh iya udah maen ngejelasin paketannya aja, wong belum pasang kok,hehe. Awalnya di bulan Februari kemarin itu di depan rumah ada satu tiang baru, cat item cuman di tengah ada warna merah dan putihnya, awalnya saya kira itu tiang dari PLN guna mendukung ISP yang baru itu loh Icon+. Eh ternyata prasangka saya salah, karena awal Maret kemaren ada brosur Indihome yang disangkutin di pagar rumah, oalah brarti ini tiang Indihome toh. Karena merasa ini yang sudah ditunggu tunggu, capek pulang kerja pun saya coba untuk WA nomor di brosur itu, sepik - sepik belom pernah daftar dan nanyain gimana cara pasangnya. Selagi nge wa in sales Indihomenya, saya langsung lobi nih ibu negara sekaligus merengek untuk pasang Indihome lagi. Untungnya karena istri pengertian akhirnya di deal in dah daftar Indihomenya dengan pilihan paket yang Internet 10 Mbps dan TV Interaktif dengan harga Rp. 320.000 belum sama ppn. Total harga yang harus di bayarkan tiap bulannya adalah Rp. 350.000, cukup menguras dompet sih, tapi ya ini blog kudu support buat nambahin bayar Indihome. Berarti ini kudu jalan ngeblog lagi, dan lebih rajin blogwalking. 


Di Wa saya diminta data pengajuan dan identitas, saya pilih SIM aja karena kalau KTP sih agak takut kalau di share, takut di salah gunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Setelah ngirim persyaratan saya diminta tunggu telepon atau konfirmasi dari teknisi, yaitu dalam minggu ini atau minggu depan maksimal konfirmasinya. Menunggu adalah hal yang tidak mengenakkan, karena sangsi, ini beneran bisa pasang baru atau enggak. Ini tiang di depan rumah cuman ada satu kabel doang yang menjuntai, jadi masih was - was ini bisa apa enggak. Saya menunggu sekitar 8 hari, itupun terpaksa saya Wa terus sampek bosen tuh sales. Tanggal 26 kemaren akhirnya rumah saya di samperin sama teknisinya Indihome, kebetulan jadwalnya blok saya pemasangan barunya, dan penarikan kabel pun dilakukan. Sebelum pemasangan awal Indihome, itu harus disiapin lokasi untuk penempatan modem dan STB nya dimana, karena itu bakal ditanyain pertama oleh teknisinya. Kalau saya sih peletakkannya itu di tempat deket TV, biar kabelnya tidak kemana - mana. Saya pilih di TV karena saya kepengennya kabelnya tidak melewati ruangan di rumah, jadi dari atap langsung lurus ke ruangan TV, ngebolongin dikit sih untuk masuknya kabel cuman ya ini yang terbaik peletakannya.


Dua orang mas - mas teknisi ini ngulur kabel dan melewati atap rumah, pengerjaan sampai modem dipasang sih g sampai satu jam pengerjaan sampai modem nya online. Nah sekarang itu kalau pemasangan awal kita harus bayar deposit yang seharga paket internet tanpa ppn yaitu Rp. 320.000, jadi kemaren saya dapat sms untuk pembayaran deposit. Dan disuruh nunggu 1x24 jam sampai internetnya aktif. Oh ya untuk pemasangan modem ini awalnya cuman dikasi router wifi, besok kalau sudah online baru di kasi itu STB nya, STB ini adalah Set Top Box yang berfungsi untuk menampilkan IPTV an UseeTV dari Indihome. STB ini dikasi besok kalau udah online, totalnya sih sekitar 2 hari semenjak online baru dikasi. Ini STB saya baru kemarin di pasang, dan diaksi tau cara pakainya. Gampang sih karena di kantor aku yang nguasain STB nya jadi otomatis saya sangat familiar. Terlebih ini saya dapat free HOOQ, Catchplay dan Iflix, sayangnya sih g ada Netflix karena masih di blokir sama Telkom. 


Ini tagihan atau biaya pasangnya itu Rp. 150.00 yang ditagihin bulan depan, semoga aja stabil dan bisa menunjang kegiatan ngeblog. 

Kamis, Maret 05, 2020

PBB atau Pajak Bumi dan Bangunan adalah pajak yang ditanggung oleh individu atau badan yang mendapatkan keuntungan dan atau kedudukan sosial ekonomi yang lebih baik karena hak atas tanah dan bangunannya. Dan yang wajib membayar PBB ini adalah orang pribadi atau badan yang memperoleh hak atas tanah dan bangunannya. Jadi kalau kita istilahnya tinggal di suatu tanah dan rumah tinggal otomatis kita mengambil keuntungan dari tanah dan bangunan itu. Untuk batas akhir dari pembayaran PBB ini adalah sekitar bulan September setahu saya, tapi ya lebih baik sih awal tahun daripada kelupaan. Saya dulu pernah sih kelupaan membayar, alhasil tahun depannya kena denda yang lumayan. Jadilah warga negara yang baik dengan bayar pajak tepat waktu.

Setelah membayar PBB kita akan mendapatkan SPPT, SPPT ini adalah Surat Pemberitahuan Pajak Terutang yang berisi tentang pemberitahuan besaran pajak terutang yang harus dibayarkan oleh wajib pajak. Biasanya SPPT ini nanti diberikan oleh orang dari Balai Desa atau Kelurahan. Biasanya di pertengahan tahun sudah dibagikan dikirim ke rumah. Untuk pembayaran PBB ini ada beberapa cara, untuk beberapa kota dan kabupaten bisa membayar lewat E-Commerce seperti Tokopedia. Cuman sayangnya sih masih belum banyak kota dan kabupaten yang bekerja sama dengan Tokopedia, kalau sudah kerja sama pasti bakal enak. Untuk di tempat saya yaitu Gresik Jawa Timur, pembayaran PBB ini diwajibkan di Bank Jatim alias Bank Daerah. Sepengalaman saya sih beberapa tahun ini saya harus mengantri di Kantor Kas ataupun Kantor Cabang Pembantu dari Bank Jatim, ngambil nomor antrian Teller dan melakukan pembayaran di Teller dengan menginfokan NOP atau Nomor Objek Pajak. Setelah melakukan pembayaran nanti akan diberikan bukti bayar seperti gambar yang saya berikan. Biasanya 3 bulan lagi SPPT nya akan diberikan ke kita.

Untuk mengetahui besaran PBB dari tanah yang kita punya (khususnya di Gresik) dapat diketahui dengan mengunjungi situs http://bppkad.gresikkab.go.id/. Setelah masuk di website kita bisa pilih Info -> Bidang PBB dan BPHTB -> Klik Informasi PBB dan menginput NOP dari tanah kita. Setelah itu kita mengunduh daftar info PBB dari tanah yang kita input, dari tahun dan nominal besarnya dan status bayar dari tanah kita. Mungkin juga di kota lain hampir sama untuk melakukan pengecekan, kalau pembayaran PBB Gresik sih bisa dicoba di Website resmi BPPKAD.

Untuk daerah Surabaya dapat mengunjungi situs https://bpkpd.surabaya.go.id/PBB dan masukkan NOP dan tinggal klik cari data, jadi untuk pembayaran PBB Surabaya dapat di cek di website Resmi BPKPD Surabaya. Untuk Surabaya juga sama bisa dilakukan pembayaran di Bank Jatim terdekat. Untuk yang sudah dilayani di Tokopedia untuk Jawa Timur cuman di Mojokerto saja, semoga ke depannya Tokopedia bisa bekerja sama dengan kabupaten dan kota lain.

Kamis, Februari 13, 2020

Setelah ragu - ragu untuk mencoba salah satu fitur Linkaja, akhirnya saya memberanikan diri mencari SPBU terdekat yang sudah terintegrasi pembayarannya dengan Linkaja. Hal pertama yang saya persiapkan adalah mencari SPBU yang bisa pembayarannya dengan Linkaja, sayangnya tidak semua sudah ada EDC Linkaja di SPBU tempat saya tinggal. 4 SPBU terdekat dari rumah saya belom ada di daftar SPBU Jatim yang ada di daftar itu lumayan jauh dari rumah saya. Pas kebetulan setelah mengantar saudara di Stasiun Surabaya Pasarturi, saya singgah di SPBU 54.601.112 alias SPBU setelah turun di Tol Tandes. Saya dulu pernah beli BBM disini dan ada stiker di pompa SPBU nya tentang pembayaran lewat Linkaja, emang sih SPBU ini tidak terdaftar di list yang ada di websitenya. Cuman ya namanya juga nyoba, posisi saldo di Linkaja saya Rp. 200.000 untuk ngisi full tank perkiraan saya pas, soalnya sekarang Pertamax turun harganya jadi Rp. 9.000 per liter. 


Sesampainya di SPBU Margomulyo ini saya tanya ke petugas Pom nya apakah bisa bayar dengan Linkaja, info dari petugasnya sih bisa. Dalam batin saya mengucapkan alhamdulillah, jadi enggak sia - sia nyaldo Rp. 200.000 soalnya waktu itu enggak megang cash. Kalau waktu itu enggak bisa saya enggak bakal ngisi,hehe. Setelah itu petugas SPBU nya ngisi kendaraan saya sampai full tank, di meterannya tertera 19.2 liter dengan nominal Rp. 172.800. Setelah itu barulah petugasnya mengambil EDC Linkaja, nah saat - saat yang mendebarkan pun terjadi, nah mbk - mbak petugas SPBU ini lama banget ngutak ngatik EDC nya, dan sayapun keringat dingin karena antrean belakang saya sudah tidak sabaran dan mulai marah - marah. Pas dibelakang saya itu Truck besar yang mau ngisi BBM juga, si mbaknya juga mulai panik dan manggil temennya yang paham. Belum datang temennya itu muncul alhamdulillah mbaknya sudah bisa mengoperasikan EDC Linkaja ini, jadi dari EDC Linkaja ini nanti ngeprint barcode yang nantinya kita scan untuk melakukan pembayaran. Jadi skemanya seperti ini sih step by stepnya :
1. Kita melakukan pengisian seperti biasa di kendaraan kita
2. Setelah selesai pengisian BBM ini dan sudah muncul total jumlah rupia di meteran SPBU 
3. Petugas mengetik nominal pembelian (rupiah) di EDC Linkaja dan akan muncul print struk dari EDC berisi barcode atau bukti bayar
4. Dari menu Linkaja di aplikasi HP kita pilih kirim uang -> trus pilih snap QR setelah itu scan barcode yang ditunjukkan ke kita
5. Kita pilih pembayaran dan klik bayar
6. Setelah sukses nanti ada bukti bayar di mesin EDC, dan kita dapat print pembayaran lewat Linkaja dan kita dapat Cashback sejumlah maksimal Rp. 25.000 (lagi promo soalnya jadi ada cashback).




Mungkin ke depannya itu di semua SPBU petugasnya sudah fasih untuk pengoperasian EDC Linkaja, jadi membuat pelanggan seperti saya biasa dan cepet seperti pembayaran tunai. Gitu aja sih, ini mumpung lagi promo dengan cashback mungkin membuat pelanggan mencoba fitur yang baru ini. Dan semoga saja semua SPBU sudah bisa support dan lama - lama di SPBU pembayarannya tidak pakai tunai biar enggak ribet - ribet. Kesan dan pengalaman saya menggunakan Linkaja sebagai pembayaran di SPBU adalah lumayanlah, lumayan karena ada cashback hehe, maklum sekarang lagi rame cashback jadinya seneng lah untuk dapat cashback. Cuman apakah cashback ini bisa dijadikan pembayaran untuk pembelian BBM masih belum saya coba. Ohya untuk selain SPBU Pertamina ada juga SPBU swasta seperti  SPBU Shell yang menggunakan pembayaran dengan OVO. Mungkin besok saya mencoba mengisi bahan bakar Shell dan membayar menggunakan saldo OVO. Apakah bisa bersaing dengan SPBU dan E Wallet plat merah?

Minggu, Januari 26, 2020

Setelah Pengalaman Daftar Jenius by BTPN saya yang awalnya memakai Spotify premium gratisan mencoba layanan full alias premiumnya. Alhamdulillah sekarang saya pelan - pelan merubah kebiasaan buruk saya yang dulu sukanya bajakan, sekarang perlahan mengurangi kegiatan g baik ini. Saya saat ini menggunakan layanan Spotify Premium for Family. Sebelum itu mungkin ada yang belum tau tentang aplikasi streaming musik paling lengkap dan update tahun ini. Kalau menurut saya Spotify ini adalah pelopor mendengarkan musik di era internet saat ini. Dahulu kita kalau mau mendengarkan musik itu harus memutar vinyl, kaset, CD bahkan di awal - awal kejayaan internet itu dalam format digital seperti .MP3. Kalau saya sih mencoba dulu mendengarkan musik dari kaset tape (dulu saya sebutnya gitu), lewat CD juga saya pernah. Cuman yang paling parah sih saya dulu mengkoleksi file audio digital seperti musik dengan format .MP3 atau bahkan yang kualitas paling tinggi waktu itu yaitu .FLAC. Udah bisa dipastikan kalau saya mengkoleksi musik dengan format digital berarti waktu itu saya download lewat internet atau bisa dibilang ilegal. Saya sudah pernah menjalani kegiatan jelek itu, cuman kendalanya kalau kita mengkoleksii file audio digital itu adalah di media penyimpanannya yaitu hard disk atau flash disk. Semakin banyak koleksi musik yang kita punya semakin menipis juga kapasitas hard disk saya. Dulu koleksi saya pernah mencapai 50 Gb. Kebayang kan betapa menderitanya kalau hard disk saya waktu itu kapasitasnya 128 Gb, setengah dari kapasitas hard disk saya adalah file audio.

Nah saya baru mengenal Spotify beberapa tahun belakangan ini, memang kita harus mengikuti perkembangan teknologi sih. Kalau bicara sekarang kegiatal mengkoleksi file audio seperti saya (meski ilegal) terkesan sudah lampau, sekarang jamannya streaming. Dengan layanan streaming ini kita bakal hemat ruang di hard disk, cuman bengkak di kuota internet. Cuman kalau anda memakai ISP kabel yang unlimited  pasti masalah kuota internet ini tidak berlaku. 
Dikutip dari Wikipedia, Spotify adalah layanan musik alir, siniar, dan video komersial Swedia yang menyediakan hak digital manajemen yang dilindungi konten dari label rekaman dan perusahaan media. Ini tersedia di sebagian besar Amerika, Eropa Barat dan Oseania. Musik dapat diakses atau dicari oleh artis, album, genre, playlist, atau label rekaman.
Untuk cara berlangganan agar sensasi mendengarkan musik tanpa iklan di Spotify ada dua cara yaitu potong pulsa atau kartu kredit. Kalau sepengalaman saya kalau potong pulsa harga langgannya sedikit lebih mahal di bandingkan dengan kartu kredit. Jika belum punya kartu kredit bisa dengan Jenius, bedanya Jenius dengan kartu kredit adalah kalau Jenius ini adalah tabungan sedangkan kalau kartu kredit itu adalah dengan sistem potong limit kartu kredit. Kalau saya sih untuk langganan dengan menggunakan kartu kredit agak takut, karena ketakutan saya adalah memberhentikan layanan langganan mungkin agak sulit. Itu sih yang mendasari saya mending pakau Jenius, karena kalau saldo di rekening Jenius kita kurang dari biaya langganan spotify maka otomatis langganan Spotify kita tidak di perpanjang, jadi hati tenang enggak mikirin bayaran kartu kredit. Saran saya kalau pakai kartu kredit itu harus bijak sih, kalau enggak bakal kebulet.

Untuk pengguna baru bisa menikmati layanan premium dari Spotify dengan harga goceng atau Rp. 5.000 untuk 30 hari, setelah itu biaya langganan nya adalah Rp. 49.900 atau Rp. 54.990 atau paket family Rp. 79.000. Untuk paket family ini bisa untuk 6 user spotify yang berdekatan atau serumah lah. Untuk 6 user spotify yang ikut di paket family ini nanti harus menjadikan satu alamat yang sama untuk mendaftar. Lebih hemat banyak karena bisa dibuat tanggung renteng alias urunan orang 6.



Untuk langkah awal pembelian paket premium Spotify yang pertama adalah mengisi saldo Jenius sebesar minimal Rp. 80.000, setelah itu di halaman pengisian spotify kita isi nomor kartu Jenius kita, tanggal berakhirnya kartu dan kode keamanan. Setelah itu tinggal klik Beli Premium Family dan dapat notif saldo di Jenius kepotong dan layanan premium kita sudah aktif. Tinggal invite daftar user spotify yang mau dimasukkan ke list family. Jangan lupa mengisi saldo rekening Jenius sebelum jatuh tempo pembayaran langganan bulan berikutnya.
 

Kamis, Januari 02, 2020

2019 sudah kita lewati dengan baik, hari ini hari pertama di tahun 2020 merupakan awal tahun yang harus dipersiapkan. Mulai dari apa yang bakal dilakukan setaun ini atau apa yang belom terlaksana di tahun 2019 untuk dikejar di awal tahun 2020. 

Banyak hal yang ditargetkan di tahun 2020 ini, dan yang paling penting adalah menumbuhkan semangat untuk konsisten ngeblog lagi. Karena di 2019 hal ini kurang baik pelaksanaanya, padahal rejeki dari blog 2019 ini lumayan baik, cuman niat dalam hati untuk ngeblog ini terhalang - halangi. Tahun 2019 kemarin penghalang yang signifikan adalah Youtube, karena emang mengalihkan banget  dah keniatan ngeblog, karena saya seakan terbuai oleh kenikmatan ngeliat video doang. Mulai dari yang iseng - iseng ngeliat becandaan sampai kegiatan gak penting yang dilakukan oleh orang dan divideoin. Bisa dikatakan 50% kegiatan internetan saya adalah mantengin Youtube, meski cuman ngelihat video tanpa ada tujuannya sih. Tapi itu bagai candu yang gak bisa di berhentiin, nah itu satu yang bikin males ngeblog. 

Nah di 2020 ini ada satu hal lagi yang bikin saya teralihkan, yaitu Netflix, sekarang saya kecanduan serial di Netflix, mulai dari Stranger Things, 13 Reason Why, Ultraman dan beberapa seri lain yang masih masuk list buat ditonton. Kebayang kan serial Stranger Things ini ada 3 season, dan sudah saya tonton semua, belum lagi 13 Reason Why yang ada 3 Season juga, kalau yang 13 Reason Why masih dalam tahap proses nonton, sama Ultraman juga dalam proses nonton. Jadi semakin malas ngeblog, padahal saya sudah mengeluarkan budget lebih untuk beli keyboard dan mouse portable untuk menunjang kegiatan ngeblog. Kenapa? Karena keyboard laptop saya kurang enak untuk digunakan dan sering ngelag, mungkin pengaruh karena gak asli sih. Saya sudah ganti modul keyboard di laptop, cuman kayaknya gak asli jadinya kurang bagus. Ini saya bela - belain beli keyboard dan mouse eksternal untuk meningkatkan semangat saya ngeblog. Dimulai dari menyenangkan diri saya agar gak males - malesan dengan keyboard error. Dan baru berjalan seminggu, udah kembali males untuk ngeblog gaes, pasti ada aja yang dijadikan alasan untuk saya untuk nonton. Jadi lebih prefer ke nonton daripada ngetik, btw saya juga lagi nyelesain serial TV yang gak ada di Netflix sih, nama serial yang saya ikutin adalah Chuck. Chuck ini lumayan seru sih, ini saya sudah sampai season 2, petualangan, mata - mata, becandaan aneh sama kisah asmara yang juga tarik ulur. Komplit dah serial TV ini, layak untuk di ikuti, meski ini film tahun 2007 cuman masih bisa dinikmati sekarang. Karakter utamanya adalah yang jadi Shazam! di Film Shazam! yaitu Zachary Levi. Emang ini aktor ada rasa humor di wajah dan pembawaannya jadi cocok di film superhero yang ada komedinya dan ada satu karakter yang saya suka juga yaitu Agent Sarah Walker yang meranin adalah Yvonne Strahovski. Kalau yang pernah ngikutin serial Dexter pasti udah tau sama mbak - mbak yang satu ini, karena dialah yang bikin saya penasaran ngikutin Chuck,hehe. Total serial Chuck ini ada 5 season yang bakal saya tuntaskan dalam waktu dekat, biasanya sebelum tidur saya nontonin, 5 menit pertama saya yang nonton tv 10 menit berikutnya tv yang nontonin saya, hehe. 

Postingan pertama di tahun 2020 sampai sini dulu, sekarang udah waktunya nonton lagi, eh.

Minggu, November 03, 2019

Di masa perkembangan fintech ini terdapat berbagai macam kemudahan yang ditawarkan, salah satunya adalah LINKAJA. LINKAJA adalah salah satu fintech BUMN berupa layanan dompet digital berbasis aplikasi. Berasal dari gabungan beberapa produk dari beberapa BUMN, yang awalnya Telkomsel mempunyai T-Cash, Mandiri mempunyai Mandiri E-Cash, BRI yang mempunyai T-Bank, BNI mempunyai Unikqu dan T-Money dari Telkom. Setelah digabungkan menjadi satu aplikasi sekarang sudah bisa bersaing dengan layanan laink seperti Gopay, OVO dan Dana.

Saya termasuk salah satu pelanggang T-Cash awalnya, setelah adanya migrasi masal ke LINKAJA sekarang makin mudah untuk penggunaannya dimana layanan yang ditawarkan juga makin komplit. Untuk jangkauan LINKAJA saya kira cukup kuat karena menggabungkan beberapa produk digital yang sudah punya pasar sendiri menjadi satu kesatuan, apalagi didukung oleh pemerintah yang sekarang menggerakkan program Katalis Gerakan Nasional Non-Tunai (GNTT). Untuk ekosistem LINKAJA adalah sebagai berikut  :

Untuk lebih jelasnya apa saja benefit yang ditawarkan dari LINKAJA adalah sebagai berikut :
Sederhananya link aja adalah layanan dompet digital berbasis aplikasi dan membutuhkan satu nomor handphone aktif. Nomor handphone yang aktif ini digunakan untuk registrasi, jadi asal anda mempunyai satu nomor handphone yang aktif akan dapat menikmati apliasi LINKAJA. Ada dua tipe akun dari LINKAJA yaitu Basic Service dan Full Service.
Kalau kita baru pertama kali mendaftar otomatis akan menjadi akun basic, kalau kita mau menjadikan full service harus verifikasi dengan men-submit KTP di aplikasi LINKAJA. Nanti kita cukup foto dan selfi KTP kita lewat aplikasi, untuk verifikasi maksimal 3x24 jam. Sepengalaman saya sih enaknya pakai LINKAJA itu gratis tanpa biaya admin.

Untu top up LINKAJA juga gampang sih bisa mengisi dari rekening Bank (ATM Himbara, Mobile Banking, atau Internet Banking), Alfamart, Alfamidi, Circle K, Dan+Dan, FamilyMart, GraPARI, Indomaret, Kantorpos, Mitra LinkAja (MiLa) dan Suzuya. Sepengalaman saya sih di Internet Banking BRI sudah disediakan menunya jadi tinggal log in dan pilih Top Up LINKAJA. Untuk pembayaran di merchant yaitu dengan Snap QR, jadi tinggal arahkan kamera ke Barcode abis itu masukkan pin dan pembayaran selesai.

Minggu, Oktober 20, 2019

Bagi pencari kerja saat ini selain CV atau Curriculum Vitae (Daftar Riwayat Hidup) ada syarat lain yang harus di miliki, salah satunya adalah kartu kuning yang dikeluarkan oleh Dinas Tenaga Kerja daerah setempat dan SKCK (Surat Keterangan Catatan Kepolisian). Untuk yang kartu kuning saya dulu sudah pernah membuatnya waktu baru lulus, nah untuk yang SKCK ini harus diperbarui setiap 6 bulan sekali. Jadi otomatis SKCK saya juga sudah kadaluarsa, karena terakhir buat adalah tahun 2012, apalagi sekarang saya sudah pindah tempat tinggal. Kebetulan saya pindah di kota Gresik, sebuah kota yang terkena dengan pudaknya (sampai sekarang saya gak paham makanan ini,hehe). Karena ada sesuatu keperluan yang membutuhkan SKCK sayapun mengurus SKCK di Gresik. Berikut akan saya bagikan pengalaman saya membuat SKCK, pengalaman membuat SKCK ini akan saya buat seringkas - ringkasnya.

Hal pertama yang harus kita siapkan sebelum berangkat untuk ngurus SKCK adalah
1. KTP Asli dan fotokopi, saya kemarin nyiapin sekitar 10 buah fotokopian KTP. Oh iya jangan lupa siapin SIM yang aktif ya, karena pengalaman saya identitas selain KTP dibutuhkan waktu masuk ke Polres nya, soalnya nanti kita dapat name tag visitor dengan menukarkan dengan pengenal diri.
2. KK (Kartu Keluarga) asli dan fotokopi.
3. Akte Lahir / ijasah asli dan fotokopi.
4. Pasfoto berwarna ukuran 4 x 6 cm sebanyak 6 (enam) lembar dengan latar belakang warna merah, berpakaian sopan, wajah tampak jelas, kalau berhijab wajib menampilkan wajah secara utuh.


Persyaratannya sih itu saja, tanpa surat keterangan dari RT ataupun RW. Harusnya sih sekarang sudah online, tapi berhubung kemarin saya masih bingung untuk yang pengajuan SKCK secara online akhirna sih saya memutuskan untuk manual saja. Kalau untuk warga Gresik seperti saya lokasi pengurusan SKCK adalah di Polres Gresik yang letaknya di dekat alun - alun Gresik atau titik lokasinya di https://goo.gl/maps/jWGCQcpDzXzLXwQE7. Lokasinya gampang untuk dijangkau karena dekat dengan alun - alun dan arahnya dekat dengan arah pelabuhan Gresik. Untuk jadwal pengurusan SKCK di Polres Gresik adalah Senin sampai Jumat mulai pukul 08.00 - 14.30 dan di hari Sabtu mulai pukul 08.00 - 11.00. Untuk yang kerja mending mengurusnya di hari Sabtu, soalnya selain sepi. Kemarin saya juga mengurusnya di hari Sabtu, saya berangkat dari rumah jam 07.00 pagi dan baru sampai jam 08.00, jarak rumah sampai lokasi Polres memang lumayan jauh karena memang rumah saya ada di perbatasan dengan Surabaya Barat. Untung saya bawa motor untuk pergi ke Polres karena di Polres Gresik parkiran yang enak itu adalah parkiran motor, lokasinya tepat di depan Polres, dan gak ada yang jaga juga. Setelah memarkirkan motor, saya langsung laporan di pos pertama, disana ditanyain tujuan ke Polres ngapain dan menitipkan identitas untuk ditukarkan dengan tag visitor. Diarahin ke ruangan untuk ngurus SKCK, lokasi ruangannya ada di belakang. Kebetulan di ruangan cuman ada satu orang yang mengurus SKCK, alhamdulillah enggak pakai lama berarti. Hal pertama yang kita lakukan adalah mengisi form yang di sediakan, kebetulan saya foto cara mengisi formnya. Setelah mengisi form kita masukkan ke loket beserta pasfoto, setelah itu menunggu sebentar kita baru diarahkan perekaman sidik jari. Nah di sidik jari ini petugas yang jaga ibu - ibu, rada judes (entah judes apa teges ya) ngomongnya kenceng, haha. Berhubung saya orangnya agak lelet waktu perekaman sidik jari ini agak dramatis, tapi untung cepet jadinya enggak berlama - lama dengan ibu - ibu teges ini, hehe. Setelah itu nunggu bentar dan dipanggil untuk nerima SKCK nya dan membayar biaya Rp. 30.000,- prosesnya gak sampai setengah jam sih mengurus semua, paling sekitar 15 sampai 20 menit sudah kelar. Emang mantap dah pengurusan SKCK sekarang, oh iya sekarang untuk yang pengurusan SKCK secara online itu menurut saya masih gak efektif sih. Karena alurnya ampir sama dengan yang manual, cuman beda di pembayaran dan pengisian form aja.


Eh sekarang SKCK punya saya sudah kadaluarsa, soalnya jangka waktu nya cuman 6 bulan saja. So kalau melamar pekerjaan dan belom kerja mendingan diperbarui terus sebelum 6 bulan biar gak bermasalah di waktu nyari kerja. Semangat jobseeker, kita semua bersaudara,hehe!!