Kamis, Februari 13, 2020

Setelah ragu - ragu untuk mencoba salah satu fitur Linkaja, akhirnya saya memberanikan diri mencari SPBU terdekat yang sudah terintegrasi pembayarannya dengan Linkaja. Hal pertama yang saya persiapkan adalah mencari SPBU yang bisa pembayarannya dengan Linkaja, sayangnya tidak semua sudah ada EDC Linkaja di SPBU tempat saya tinggal. 4 SPBU terdekat dari rumah saya belom ada di daftar SPBU Jatim yang ada di daftar itu lumayan jauh dari rumah saya. Pas kebetulan setelah mengantar saudara di Stasiun Surabaya Pasarturi, saya singgah di SPBU 54.601.112 alias SPBU setelah turun di Tol Tandes. Saya dulu pernah beli BBM disini dan ada stiker di pompa SPBU nya tentang pembayaran lewat Linkaja, emang sih SPBU ini tidak terdaftar di list yang ada di websitenya. Cuman ya namanya juga nyoba, posisi saldo di Linkaja saya Rp. 200.000 untuk ngisi full tank perkiraan saya pas, soalnya sekarang Pertamax turun harganya jadi Rp. 9.000 per liter. 


Sesampainya di SPBU Margomulyo ini saya tanya ke petugas Pom nya apakah bisa bayar dengan Linkaja, info dari petugasnya sih bisa. Dalam batin saya mengucapkan alhamdulillah, jadi enggak sia - sia nyaldo Rp. 200.000 soalnya waktu itu enggak megang cash. Kalau waktu itu enggak bisa saya enggak bakal ngisi,hehe. Setelah itu petugas SPBU nya ngisi kendaraan saya sampai full tank, di meterannya tertera 19.2 liter dengan nominal Rp. 172.800. Setelah itu barulah petugasnya mengambil EDC Linkaja, nah saat - saat yang mendebarkan pun terjadi, nah mbk - mbak petugas SPBU ini lama banget ngutak ngatik EDC nya, dan sayapun keringat dingin karena antrean belakang saya sudah tidak sabaran dan mulai marah - marah. Pas dibelakang saya itu Truck besar yang mau ngisi BBM juga, si mbaknya juga mulai panik dan manggil temennya yang paham. Belum datang temennya itu muncul alhamdulillah mbaknya sudah bisa mengoperasikan EDC Linkaja ini, jadi dari EDC Linkaja ini nanti ngeprint barcode yang nantinya kita scan untuk melakukan pembayaran. Jadi skemanya seperti ini sih step by stepnya :
1. Kita melakukan pengisian seperti biasa di kendaraan kita
2. Setelah selesai pengisian BBM ini dan sudah muncul total jumlah rupia di meteran SPBU 
3. Petugas mengetik nominal pembelian (rupiah) di EDC Linkaja dan akan muncul print struk dari EDC berisi barcode atau bukti bayar
4. Dari menu Linkaja di aplikasi HP kita pilih kirim uang -> trus pilih snap QR setelah itu scan barcode yang ditunjukkan ke kita
5. Kita pilih pembayaran dan klik bayar
6. Setelah sukses nanti ada bukti bayar di mesin EDC, dan kita dapat print pembayaran lewat Linkaja dan kita dapat Cashback sejumlah maksimal Rp. 25.000 (lagi promo soalnya jadi ada cashback).




Mungkin ke depannya itu di semua SPBU petugasnya sudah fasih untuk pengoperasian EDC Linkaja, jadi membuat pelanggan seperti saya biasa dan cepet seperti pembayaran tunai. Gitu aja sih, ini mumpung lagi promo dengan cashback mungkin membuat pelanggan mencoba fitur yang baru ini. Dan semoga saja semua SPBU sudah bisa support dan lama - lama di SPBU pembayarannya tidak pakai tunai biar enggak ribet - ribet. Kesan dan pengalaman saya menggunakan Linkaja sebagai pembayaran di SPBU adalah lumayanlah, lumayan karena ada cashback hehe, maklum sekarang lagi rame cashback jadinya seneng lah untuk dapat cashback. Cuman apakah cashback ini bisa dijadikan pembayaran untuk pembelian BBM masih belum saya coba. Ohya untuk selain SPBU Pertamina ada juga SPBU swasta seperti  SPBU Shell yang menggunakan pembayaran dengan OVO. Mungkin besok saya mencoba mengisi bahan bakar Shell dan membayar menggunakan saldo OVO. Apakah bisa bersaing dengan SPBU dan E Wallet plat merah?

Minggu, Januari 26, 2020

Setelah Pengalaman Daftar Jenius by BTPN saya yang awalnya memakai Spotify premium gratisan mencoba layanan full alias premiumnya. Alhamdulillah sekarang saya pelan - pelan merubah kebiasaan buruk saya yang dulu sukanya bajakan, sekarang perlahan mengurangi kegiatan g baik ini. Saya saat ini menggunakan layanan Spotify Premium for Family. Sebelum itu mungkin ada yang belum tau tentang aplikasi streaming musik paling lengkap dan update tahun ini. Kalau menurut saya Spotify ini adalah pelopor mendengarkan musik di era internet saat ini. Dahulu kita kalau mau mendengarkan musik itu harus memutar vinyl, kaset, CD bahkan di awal - awal kejayaan internet itu dalam format digital seperti .MP3. Kalau saya sih mencoba dulu mendengarkan musik dari kaset tape (dulu saya sebutnya gitu), lewat CD juga saya pernah. Cuman yang paling parah sih saya dulu mengkoleksi file audio digital seperti musik dengan format .MP3 atau bahkan yang kualitas paling tinggi waktu itu yaitu .FLAC. Udah bisa dipastikan kalau saya mengkoleksi musik dengan format digital berarti waktu itu saya download lewat internet atau bisa dibilang ilegal. Saya sudah pernah menjalani kegiatan jelek itu, cuman kendalanya kalau kita mengkoleksii file audio digital itu adalah di media penyimpanannya yaitu hard disk atau flash disk. Semakin banyak koleksi musik yang kita punya semakin menipis juga kapasitas hard disk saya. Dulu koleksi saya pernah mencapai 50 Gb. Kebayang kan betapa menderitanya kalau hard disk saya waktu itu kapasitasnya 128 Gb, setengah dari kapasitas hard disk saya adalah file audio.

Nah saya baru mengenal Spotify beberapa tahun belakangan ini, memang kita harus mengikuti perkembangan teknologi sih. Kalau bicara sekarang kegiatal mengkoleksi file audio seperti saya (meski ilegal) terkesan sudah lampau, sekarang jamannya streaming. Dengan layanan streaming ini kita bakal hemat ruang di hard disk, cuman bengkak di kuota internet. Cuman kalau anda memakai ISP kabel yang unlimited  pasti masalah kuota internet ini tidak berlaku. 
Dikutip dari Wikipedia, Spotify adalah layanan musik alir, siniar, dan video komersial Swedia yang menyediakan hak digital manajemen yang dilindungi konten dari label rekaman dan perusahaan media. Ini tersedia di sebagian besar Amerika, Eropa Barat dan Oseania. Musik dapat diakses atau dicari oleh artis, album, genre, playlist, atau label rekaman.
Untuk cara berlangganan agar sensasi mendengarkan musik tanpa iklan di Spotify ada dua cara yaitu potong pulsa atau kartu kredit. Kalau sepengalaman saya kalau potong pulsa harga langgannya sedikit lebih mahal di bandingkan dengan kartu kredit. Jika belum punya kartu kredit bisa dengan Jenius, bedanya Jenius dengan kartu kredit adalah kalau Jenius ini adalah tabungan sedangkan kalau kartu kredit itu adalah dengan sistem potong limit kartu kredit. Kalau saya sih untuk langganan dengan menggunakan kartu kredit agak takut, karena ketakutan saya adalah memberhentikan layanan langganan mungkin agak sulit. Itu sih yang mendasari saya mending pakau Jenius, karena kalau saldo di rekening Jenius kita kurang dari biaya langganan spotify maka otomatis langganan Spotify kita tidak di perpanjang, jadi hati tenang enggak mikirin bayaran kartu kredit. Saran saya kalau pakai kartu kredit itu harus bijak sih, kalau enggak bakal kebulet.

Untuk pengguna baru bisa menikmati layanan premium dari Spotify dengan harga goceng atau Rp. 5.000 untuk 30 hari, setelah itu biaya langganan nya adalah Rp. 49.900 atau Rp. 54.990 atau paket family Rp. 79.000. Untuk paket family ini bisa untuk 6 user spotify yang berdekatan atau serumah lah. Untuk 6 user spotify yang ikut di paket family ini nanti harus menjadikan satu alamat yang sama untuk mendaftar. Lebih hemat banyak karena bisa dibuat tanggung renteng alias urunan orang 6.



Untuk langkah awal pembelian paket premium Spotify yang pertama adalah mengisi saldo Jenius sebesar minimal Rp. 80.000, setelah itu di halaman pengisian spotify kita isi nomor kartu Jenius kita, tanggal berakhirnya kartu dan kode keamanan. Setelah itu tinggal klik Beli Premium Family dan dapat notif saldo di Jenius kepotong dan layanan premium kita sudah aktif. Tinggal invite daftar user spotify yang mau dimasukkan ke list family. Jangan lupa mengisi saldo rekening Jenius sebelum jatuh tempo pembayaran langganan bulan berikutnya.
 

Kamis, Januari 02, 2020

2019 sudah kita lewati dengan baik, hari ini hari pertama di tahun 2020 merupakan awal tahun yang harus dipersiapkan. Mulai dari apa yang bakal dilakukan setaun ini atau apa yang belom terlaksana di tahun 2019 untuk dikejar di awal tahun 2020. 

Banyak hal yang ditargetkan di tahun 2020 ini, dan yang paling penting adalah menumbuhkan semangat untuk konsisten ngeblog lagi. Karena di 2019 hal ini kurang baik pelaksanaanya, padahal rejeki dari blog 2019 ini lumayan baik, cuman niat dalam hati untuk ngeblog ini terhalang - halangi. Tahun 2019 kemarin penghalang yang signifikan adalah Youtube, karena emang mengalihkan banget  dah keniatan ngeblog, karena saya seakan terbuai oleh kenikmatan ngeliat video doang. Mulai dari yang iseng - iseng ngeliat becandaan sampai kegiatan gak penting yang dilakukan oleh orang dan divideoin. Bisa dikatakan 50% kegiatan internetan saya adalah mantengin Youtube, meski cuman ngelihat video tanpa ada tujuannya sih. Tapi itu bagai candu yang gak bisa di berhentiin, nah itu satu yang bikin males ngeblog. 

Nah di 2020 ini ada satu hal lagi yang bikin saya teralihkan, yaitu Netflix, sekarang saya kecanduan serial di Netflix, mulai dari Stranger Things, 13 Reason Why, Ultraman dan beberapa seri lain yang masih masuk list buat ditonton. Kebayang kan serial Stranger Things ini ada 3 season, dan sudah saya tonton semua, belum lagi 13 Reason Why yang ada 3 Season juga, kalau yang 13 Reason Why masih dalam tahap proses nonton, sama Ultraman juga dalam proses nonton. Jadi semakin malas ngeblog, padahal saya sudah mengeluarkan budget lebih untuk beli keyboard dan mouse portable untuk menunjang kegiatan ngeblog. Kenapa? Karena keyboard laptop saya kurang enak untuk digunakan dan sering ngelag, mungkin pengaruh karena gak asli sih. Saya sudah ganti modul keyboard di laptop, cuman kayaknya gak asli jadinya kurang bagus. Ini saya bela - belain beli keyboard dan mouse eksternal untuk meningkatkan semangat saya ngeblog. Dimulai dari menyenangkan diri saya agar gak males - malesan dengan keyboard error. Dan baru berjalan seminggu, udah kembali males untuk ngeblog gaes, pasti ada aja yang dijadikan alasan untuk saya untuk nonton. Jadi lebih prefer ke nonton daripada ngetik, btw saya juga lagi nyelesain serial TV yang gak ada di Netflix sih, nama serial yang saya ikutin adalah Chuck. Chuck ini lumayan seru sih, ini saya sudah sampai season 2, petualangan, mata - mata, becandaan aneh sama kisah asmara yang juga tarik ulur. Komplit dah serial TV ini, layak untuk di ikuti, meski ini film tahun 2007 cuman masih bisa dinikmati sekarang. Karakter utamanya adalah yang jadi Shazam! di Film Shazam! yaitu Zachary Levi. Emang ini aktor ada rasa humor di wajah dan pembawaannya jadi cocok di film superhero yang ada komedinya dan ada satu karakter yang saya suka juga yaitu Agent Sarah Walker yang meranin adalah Yvonne Strahovski. Kalau yang pernah ngikutin serial Dexter pasti udah tau sama mbak - mbak yang satu ini, karena dialah yang bikin saya penasaran ngikutin Chuck,hehe. Total serial Chuck ini ada 5 season yang bakal saya tuntaskan dalam waktu dekat, biasanya sebelum tidur saya nontonin, 5 menit pertama saya yang nonton tv 10 menit berikutnya tv yang nontonin saya, hehe. 

Postingan pertama di tahun 2020 sampai sini dulu, sekarang udah waktunya nonton lagi, eh.

Minggu, November 03, 2019

Di masa perkembangan fintech ini terdapat berbagai macam kemudahan yang ditawarkan, salah satunya adalah LINKAJA. LINKAJA adalah salah satu fintech BUMN berupa layanan dompet digital berbasis aplikasi. Berasal dari gabungan beberapa produk dari beberapa BUMN, yang awalnya Telkomsel mempunyai T-Cash, Mandiri mempunyai Mandiri E-Cash, BRI yang mempunyai T-Bank, BNI mempunyai Unikqu dan T-Money dari Telkom. Setelah digabungkan menjadi satu aplikasi sekarang sudah bisa bersaing dengan layanan laink seperti Gopay, OVO dan Dana.

Saya termasuk salah satu pelanggang T-Cash awalnya, setelah adanya migrasi masal ke LINKAJA sekarang makin mudah untuk penggunaannya dimana layanan yang ditawarkan juga makin komplit. Untuk jangkauan LINKAJA saya kira cukup kuat karena menggabungkan beberapa produk digital yang sudah punya pasar sendiri menjadi satu kesatuan, apalagi didukung oleh pemerintah yang sekarang menggerakkan program Katalis Gerakan Nasional Non-Tunai (GNTT). Untuk ekosistem LINKAJA adalah sebagai berikut  :

Untuk lebih jelasnya apa saja benefit yang ditawarkan dari LINKAJA adalah sebagai berikut :
Sederhananya link aja adalah layanan dompet digital berbasis aplikasi dan membutuhkan satu nomor handphone aktif. Nomor handphone yang aktif ini digunakan untuk registrasi, jadi asal anda mempunyai satu nomor handphone yang aktif akan dapat menikmati apliasi LINKAJA. Ada dua tipe akun dari LINKAJA yaitu Basic Service dan Full Service.
Kalau kita baru pertama kali mendaftar otomatis akan menjadi akun basic, kalau kita mau menjadikan full service harus verifikasi dengan men-submit KTP di aplikasi LINKAJA. Nanti kita cukup foto dan selfi KTP kita lewat aplikasi, untuk verifikasi maksimal 3x24 jam. Sepengalaman saya sih enaknya pakai LINKAJA itu gratis tanpa biaya admin.

Untu top up LINKAJA juga gampang sih bisa mengisi dari rekening Bank (ATM Himbara, Mobile Banking, atau Internet Banking), Alfamart, Alfamidi, Circle K, Dan+Dan, FamilyMart, GraPARI, Indomaret, Kantorpos, Mitra LinkAja (MiLa) dan Suzuya. Sepengalaman saya sih di Internet Banking BRI sudah disediakan menunya jadi tinggal log in dan pilih Top Up LINKAJA. Untuk pembayaran di merchant yaitu dengan Snap QR, jadi tinggal arahkan kamera ke Barcode abis itu masukkan pin dan pembayaran selesai.

Minggu, Oktober 20, 2019

Bagi pencari kerja saat ini selain CV atau Curriculum Vitae (Daftar Riwayat Hidup) ada syarat lain yang harus di miliki, salah satunya adalah kartu kuning yang dikeluarkan oleh Dinas Tenaga Kerja daerah setempat dan SKCK (Surat Keterangan Catatan Kepolisian). Untuk yang kartu kuning saya dulu sudah pernah membuatnya waktu baru lulus, nah untuk yang SKCK ini harus diperbarui setiap 6 bulan sekali. Jadi otomatis SKCK saya juga sudah kadaluarsa, karena terakhir buat adalah tahun 2012, apalagi sekarang saya sudah pindah tempat tinggal. Kebetulan saya pindah di kota Gresik, sebuah kota yang terkena dengan pudaknya (sampai sekarang saya gak paham makanan ini,hehe). Karena ada sesuatu keperluan yang membutuhkan SKCK sayapun mengurus SKCK di Gresik. Berikut akan saya bagikan pengalaman saya membuat SKCK, pengalaman membuat SKCK ini akan saya buat seringkas - ringkasnya.

Hal pertama yang harus kita siapkan sebelum berangkat untuk ngurus SKCK adalah
1. KTP Asli dan fotokopi, saya kemarin nyiapin sekitar 10 buah fotokopian KTP. Oh iya jangan lupa siapin SIM yang aktif ya, karena pengalaman saya identitas selain KTP dibutuhkan waktu masuk ke Polres nya, soalnya nanti kita dapat name tag visitor dengan menukarkan dengan pengenal diri.
2. KK (Kartu Keluarga) asli dan fotokopi.
3. Akte Lahir / ijasah asli dan fotokopi.
4. Pasfoto berwarna ukuran 4 x 6 cm sebanyak 6 (enam) lembar dengan latar belakang warna merah, berpakaian sopan, wajah tampak jelas, kalau berhijab wajib menampilkan wajah secara utuh.


Persyaratannya sih itu saja, tanpa surat keterangan dari RT ataupun RW. Harusnya sih sekarang sudah online, tapi berhubung kemarin saya masih bingung untuk yang pengajuan SKCK secara online akhirna sih saya memutuskan untuk manual saja. Kalau untuk warga Gresik seperti saya lokasi pengurusan SKCK adalah di Polres Gresik yang letaknya di dekat alun - alun Gresik atau titik lokasinya di https://goo.gl/maps/jWGCQcpDzXzLXwQE7. Lokasinya gampang untuk dijangkau karena dekat dengan alun - alun dan arahnya dekat dengan arah pelabuhan Gresik. Untuk jadwal pengurusan SKCK di Polres Gresik adalah Senin sampai Jumat mulai pukul 08.00 - 14.30 dan di hari Sabtu mulai pukul 08.00 - 11.00. Untuk yang kerja mending mengurusnya di hari Sabtu, soalnya selain sepi. Kemarin saya juga mengurusnya di hari Sabtu, saya berangkat dari rumah jam 07.00 pagi dan baru sampai jam 08.00, jarak rumah sampai lokasi Polres memang lumayan jauh karena memang rumah saya ada di perbatasan dengan Surabaya Barat. Untung saya bawa motor untuk pergi ke Polres karena di Polres Gresik parkiran yang enak itu adalah parkiran motor, lokasinya tepat di depan Polres, dan gak ada yang jaga juga. Setelah memarkirkan motor, saya langsung laporan di pos pertama, disana ditanyain tujuan ke Polres ngapain dan menitipkan identitas untuk ditukarkan dengan tag visitor. Diarahin ke ruangan untuk ngurus SKCK, lokasi ruangannya ada di belakang. Kebetulan di ruangan cuman ada satu orang yang mengurus SKCK, alhamdulillah enggak pakai lama berarti. Hal pertama yang kita lakukan adalah mengisi form yang di sediakan, kebetulan saya foto cara mengisi formnya. Setelah mengisi form kita masukkan ke loket beserta pasfoto, setelah itu menunggu sebentar kita baru diarahkan perekaman sidik jari. Nah di sidik jari ini petugas yang jaga ibu - ibu, rada judes (entah judes apa teges ya) ngomongnya kenceng, haha. Berhubung saya orangnya agak lelet waktu perekaman sidik jari ini agak dramatis, tapi untung cepet jadinya enggak berlama - lama dengan ibu - ibu teges ini, hehe. Setelah itu nunggu bentar dan dipanggil untuk nerima SKCK nya dan membayar biaya Rp. 30.000,- prosesnya gak sampai setengah jam sih mengurus semua, paling sekitar 15 sampai 20 menit sudah kelar. Emang mantap dah pengurusan SKCK sekarang, oh iya sekarang untuk yang pengurusan SKCK secara online itu menurut saya masih gak efektif sih. Karena alurnya ampir sama dengan yang manual, cuman beda di pembayaran dan pengisian form aja.


Eh sekarang SKCK punya saya sudah kadaluarsa, soalnya jangka waktu nya cuman 6 bulan saja. So kalau melamar pekerjaan dan belom kerja mendingan diperbarui terus sebelum 6 bulan biar gak bermasalah di waktu nyari kerja. Semangat jobseeker, kita semua bersaudara,hehe!!

Sabtu, Oktober 12, 2019

Setelah memendam setahun penantian akhirnya di bulan Sptember kemarin kegiatan jalan – jalan sekantor saya terlaksana. Berbekal internet dan tabungan sedikit akhirnya saya berkesempatan ke luar negeri untuk ke dua kalinya. Tahun 2018 saya berkesempatan ke Malaysia dan untuk tahun 2019 ini bisa melipir ke sebelahnya yaitu Singapura. Apa sih yang berbeda dari Singapura dan Malaysia, berbekal internet dan smartphones saya berselancar untuk mengetahui perbedaan antara dua negara ini. Setidaknya ada pandangan bagaimana itu di Singapura, kalau di Malaysia kemarin itu memang hampir mirip sama Indonesia, dari segi Bahasa dan Suasananya menurut saya. Di Malaysia kemarin itu kita berbicara dengan bahasa Indonesia masih dapat dimengerti oleh sebagian besar penduduk Malaysia, jadi tidak terasa asing banget. Cuma memang mereka menimpalinya dengan bahasa Melayu yang mirip – mirip lah sama bahasa Indonesia. Di Malaysia kemarin itu untuk suasana kotanya bersih, pertama kali mendarat sih kirain ini masih di Indonesia tapi setelah turun pesawat baru berasa di Kuala Lumpurnya. Cuman bedanya g ada lumpurnya, meski namanya Kuala Lumpur,hehe becanda. Di Malaysia juga lumayan banyak kendaraan pribadi, baik itu motor, mobil dan truck, saya jelaskan begini karena ada hubungannya sama di Singapura. Dan yang paling istimewa adalah di Malaysia makanan yang dijual kebanyakan masih cocok lah di lidah kita orang Indonesia, soalnya kemaren waktu di Malaysia saya makan di salah satu Rumah Makan yang Indonesia Banget masakannya meski pegawai yang melayani emang bukan orang Indonesia, hehe.

Itu sebagian pengalaman saya sewaktu di Malaysia, nah bagaimana di Singapura, apakah sama dengan di Malaysia? Jawabannya adalah Beda Jauh, kenapa? Karena kan emang beda negara,hehe. Pertama adalah bahasa yang digunakan masyarakatnya mayoritas bahasa inggris, paling cuman 20% yang bisa berbahasa melayu. Yang kedua tata kota nya menurut saya modern, karena saya hampir gak melihat ada rumah pribadi di Singapura, adanya apartemen gitu.  Jadi kebanyakan gedungnya itu tinggi – tinggi, kan beda sama di Indonesia yang kebanyakan perumahannya dibandingkan apartemen, mungkin karena mahal pajak atau tanahnya paling ya. Dan yang bikin saya terheran – heran selain kotanya yang bersih banget, yaitu adalah di Jalan Raya dan Tol itu sepi alias jarang kendaraan yang lalu lalang baik itu mobil, motor ataupun truck, jadi selama perjalanan saya dari Bandara Changi ke hotel itu saya paling menemui kendaraan di jalanan itu g lebih dari 20 kendaraan, terus yang gak kalah mencengangkan lagi itu enggak kelihatan orang atau penduduk Singapura di jalan, maksud saya berasa gak ada orang aja gitu. Cuman ada bangunan – bangunan tapi gak ada orang yang istilahnya lagi jalan kek, lagi ngapain kek, bukan karena waktu itu siang hari ya,hehe.

Saya baru tau aja ternyata masyarakat disini g kelihatan di jalanan itu karena kebanyakan aktifitas mereka ada di bawah tanah, saya baru tau waktu ke Orchard, nah waktu saya iseng – iseng pengen tau MRT yang dibawah tanah nah itu adalah momen ketika saya tau kebanyakan masyarakat Singapur ada disini menggunakan MRT ini, soalnya super puadet dan kebanyakan orang – orangnya buru – buru jadi misal kita berhenti di pinggir jalan bisa – bisa kita kedorong karena saking banyaknya orang yang lalu lalang di bawah sini. Dan untuk makanan kalau di Singapura agak susah, bukan karena mahal ya? Tapi iya juga sih, hehe, tapi kalau mau makan nasi ataupun makanan yang halal kudu agak berjuang, saya sih waktu di Singapura langganan makan nasi goreng sebelah hotel karena yang punya orang Indonesia, terus waktu di daerah Masjid Sultan sih sempet makan di Rumah Makan Minang, entah namanya itu menjurus ke Minang Indonesia apa bukan cuman makan disana berasa makan di Rumah Makan Padang.
 



Yang sangat disayangkan adalah kemaren saya jalan – jalan ke Singapura itu tidak mengetahui adanya Traveloka Xperience? Kenapa saya bilang sangat disayangkan karena di Traveloka Xperience ini emang lagi banyak promosi, sayang banget dah kemaren tidak memaksimalkan kegiatan di Singapur dengan Traveloka Xperience banyak promony hehe. Kemaren saja kepengen masuk ke Universal Studio tidak jadi karena katanya mahal, apalagi pakai dollar, eh ternyata di Traveloka sudah disediakan vouchernya dan enggak semahal katanya. Begini nih nasibnya kalau enggak update, hehe. Ini banyak voucher yang di sediain Traveloka untuk berpetualang di Singapura dan juga banyak destinasi lain. Kalau kita cek di Traveloka Xperience terus pilih destinasinya Singapura ada banyak voucher yang ditawarkan mulai dari masuk ke Universal Studio, Gardens by the Bay, Singapore DUCKtours dan ada juga Kartu Sim 4G Singapura. Untuk pesennya juga gampang tinggal pilih tiket yang mau dibeli, tentukan tanggal, baca detail tiket, dan tinggal lanjutkan di menu pembayaran. Nanti setelah pembayaran kita baru mendapatkan tiket yang nanti digunakan sewaktu masuk ke wahana atau lokasi wisatanya.


Begini rasanya jadi pengen ke Singapura lagi tapi dengan berbekal voucher - voucher di Traveloka #Xperienceseru nih.

Rabu, Oktober 09, 2019

Gambar diatas mungkin gak pernah dilihat kalau kita di Indonesia, yup saya foto gambar atau penanda ini di salah satu sudut Bandara Changi Singapura. Hehe kebetulan kemarin pada pertengahan September dapat kesempatan untuk berkunjung 2 hari 1 malam di negara tetangga. Untuk cerita detail pengalamannya masih di susun, yang sekarang saya ceritakan cuman secuit pengalaman tentang "Tap Water". Semacam wastafel cuman khusus buat minum secara langsung, dulu waktu di ITS saya pernah lihat ada semacam Tap Water juga cuman gak berani nyoba karena saya cuman lewat saja. Gak ikut kuliah disana soalnya, cuman numpang beli makan di warung di sebelah Kampus ITS, haha.

Awalnya sebelum nyobain Tap Water saya sempat searching tentang gimana sih kalau minum air putih di Singapura, soalnya bos saya cerita kalau di Singapura itu bakal puasa minum karena harga air putih botol lumayan mahal. Karena budget juga gak berlebihan makanya saya coba searching ternyata masalah minum air putih bisa diatasi dengan Tap Water yang gratis. Di sarankan sama Traveler yang pernah ke Singapura itu untuk bawa Tumblr alias botol minuman dari Indonesia biar bisa diisi di Tap Water yang ada di beberapa tempat umum. Memang enggak di semua titik tersedia sih, kalau kemaren pengalaman saya itu di Bandara Changi tersedia, sama di Botanic Garden. Kemaren di bandara Changi dan Botanic Garden sih Tap Waternya sama - sama berjejer gitu. Oh ya juga tersedia di Masjid Sultan, nah kalau di Masjid Sultan Tap Waternya tersedia yang air dingin, jadi lumayan lah dapat air dingin gratisan. Kalau di bandingkan di Indonesia sih gak boleh lah ya, soalnya di Singapur airnya sudah ada sertfikat kelayakannya, kalau di Indonesia kan masih kudu dimasak dulu kalau enggak sakit perut. 

Kalau ingin membeli air kemasan di Singapur kan terkenal mahal, tapi ya enggak mahal - mahal amat, kemarin dapat harga air botolan kecil itu $ 1,2 dan botol 1,5 liternya itu $ 2,5, kalau di kurs kan di rupiah sih mahal tapi kalau di bandingkan dengan harga minuma kalengan yang rata - rata $ 3 sih mending beli air putih yang $ 2,5 dapetnya 1,5 liter. Berbahagialah yang tinggal di Indonesia, minum air putih masih terjangkau, dan kalau kepepet juga bisa ngerebus air buat diminum. Semoga besok - besok bisa jalan - jalan ke Singapur lagi, amin.